Mahasiswa Farmasi Raih Juara 3 CPSE di Surabaya

Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali raih prestasi di tingkat nasional. Tim Farmasi UAD berhasil di posisi 3 juara Olimpiade Kefarmasian Tingkat Nasional di Bidang Farmasi Klinis, Clinical Pharmacy Skill Event (CPSE) di Universitas Airlangga Surabaya pada Sabtu (13/2/2016).

Corry Annissa, Suci Amalia Ramadayanti, dan Farras Ayu Setyaningtyas berhasil mengalahkan Universitas Indonesia dan Universitas Achmad Yani untuk mendapat posisi ketiga. Mereka meraih tropi dan uang pembinaan dalam acara yang mengangkat tema “Farmakoterapi dalam Studi Kasus HIV dan AIDS” itu.

Menurut Ichwan Ridwan Rais, S.Far., M.Sc., Apt., selaku humas Farmasi, keberhasilan mereka tidak lepas dari pembimbing atau dosen pendamping, Imaniar Noor Faridah, M.Sc., Apt. yang selalu ada bagi mereka.

Melalui rilis, Dekan dan Wakil Dekan Farmasi mengucapkan selamat atas prestasi yang diraih. Mereka berharap prestasi ini menjadi contoh dan pemicu bagi prestasi lainnya.

CPSE adalah olimpiade kefarmasian tingkat nasional di bidang farmasi klinis yang diikuti oleh mahasiswa farmasi di seluruh Indonesia. Tim UAD harus melewati 3 tahap seleksi, babak penyisihan, semifinal, dan final.

Tahap penyisihan menyeleksi 40 tim dengan mengerjakan soal-soal tertulis. Sepuluh Tim yang lolos masuk babak semifinal dan harus melakukan konseling pasien dan presentasi media kefarmasian untuk dapat tembus ke final. Di babak final, lima Tim yang masuk bersaing dalam bentuk cerdas cermat dan debat kefarmasian.

Peserta CPSE merupakan mahasiswa program studi S1 Farmasi perguruan tinggi negeri atau swasta yang masih berstatus sebagai mahasiswa aktif yang dibuktikan dengan Kartu Mahasiswa.(doc)

Taekwondo UAD Raih 17 Medali di Jakarta

Taekwondo raih 4 emas, 8 perunggu, dan 5 perak dalam Kejuaraan SETU Taekwondo Competition 2016 di GOR Ciracas, Jakarta Timur 30-31 Januari 2016.

SETU Taekwondo Competition merupakan kejuaraan yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali. Tahun ini merupakan tahun keempat dilaksanakannya kejuaraan tersebut.

“Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Taekwondo Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ikut berpartisipasi dalam acara dengan mengirimkan 20 atlet pada kejuaraan tersebut, dan berhasil meraih 17 medali,” terang Reza.

Di GOR Ciracas, para atlet penimbangan untuk kelas kyorugi prestasi. Setelah penimbangan selesai, semua kembali ke penginapan untuk latihan ringan dan briefing pertandingan. Keesokan harinya, semua atlet bertanding.

Berikut hasil nama dan medali UKM Taekwondo dalam pertandingan kejuaraan SETU Taekwondo Competition.

Kategori Poomsae       : Belvi Leronza Randa Lembah (Medali Perak)

Kategori Kyorugi        : Sidik Irwanto U-74 (Medali Perak)

(Prestasi)                       Jepri Lopes U-58 (Medali Perunggu)

                                      Rahmat U-54 (Medali Perunggu)

                                      Dini Wulandari U-53 (Medali Perunggu)

Kategori Kyorugi        : Janna Cendy Pertiwi U-57 (Medali Emas)

(Pemula)                        Diah Puspita Sari U-53 (Medali Perunggu)

                                      Pratama Rahmandha Yunizahara U-53 (Medali Perunggu)

                                      Nunuk Parwati U-49 (Medali Perunggu)

                                      Fitriadi Nur Alfakhri U-68 (Medali Emas)

                                      Riyanto U-58 (Medali Perak)

                                      Ghazi Arridha U-58 (Medali perak)

                                      Fajar Nur Ikhsan U-54 (Medali emas)

                                      Ahmad Safaga U-54 (Medali Perak)

                                      Reza Rizki Nur Ikhsan U-54 (Medali Perunggu)

                                      Imbang Raharjo U-54 (Medali Perunggu)

                                      Edi Setiawan U-63 (Medali Emas)

 

IMM UAD Pelopori KKN Anak Bangsa

“Ada 18 mahasiswa yang diterjunkan dalam KKN Anak Bangsa. Mereka adalah kader IMM UAD yang siap dan sanggup mencapai tujuan pengembangan dakwah melalui pendidikan,” terang Wakil Rektor III  Dr. Abdul Fadlil, M.T. dalam sambutan di upacara penerjunan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Ahmad Dahlan (KKN-UAD) mewakili Rektor UAD  Jum’at, (29/1/2016).

Wakil Rektor III berpesan agar mahasiswa terus menjaga semangat perjuangan. Semoga dengan dipeloporinya KKN Anak Bangsa oleh IMM UAD ini mampu menjadi langkah dakwah UAD, IMM, dan Muhammadiyah yang lebih berkemajuan lagi.  

KKN-Anak Bangsa dilaksanakan dengan prinsip co-creation­ (gagasan dari pihak tertentu), ­co-financing (dukungan dari berbagai pihak terkait), flexibility (menyesuaikan dengan situasi kondisi lingkungan dan kebutuhan pemerintahan, mitra kerja, dan masyarakat dalam proses pembangunan di daerah), sustainability (kegiatan harus melahirkan pembangunan berkelanjutan di tengah masyarakat sasaran), dan research based community service (setiap kegiatan didasarkan atau dilaksanakan berdasarkan hasil kajian ilmiah).

KKN Anak Bangsa fokus pada pengembangan pendidikan di daerah yang menjadi tujuannya, yang kali ini dilaksanakan di desa Sempurna, Subah, Sambas, Kalimantan Barat. Pengembangan pendidikan pun disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat, maka  dari itu pemberangkatan mahasiswa UAD yang pertama tersebut harus banyak menggali informasi berkaitan dengan potensi pendidikan dengan analisis yang mendalam.

Alasan pendidikan menjadi fokus KKN Anak Bangsa karena pendidikan merupakan suatu sarana penting dalam kehidupan bermasyarakat dalam mengembangkan potensi dan mencerdaskan bangsa. Maka dari itu, IMM UAD sebagai pelopor kerja sama dengan LPM UAD melalui KKN Anak Bangsa ini ingin mempersembahkan sebuah karya “anak bangsa” dalam pendidikan yang lebih mencerahkan. Di samping itu, dengan banyaknya potensi alam yang ada di desa Sempurna, ditambah dengan majunya pendidikan di daerah itu, maka desa Sempurna ini pun akan menjadi lebih sempurna dan dapat menginspirasi berbagai pihak.

Menurut Ella Yussy Dwi Astuti, Ketua Divisi KKN Anak Bangsa, KKN merupakan salah satu bentuk pengabdian bagi mahasiswa untuk masyarakat. Dalam hal ini, penyaluran dan implementasi disiplin ilmu yang dimiliki mahasiswa. KKN Anak Bangsa adalah kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pembelajaran dan pemberdayaan melalui kegiatan pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan dakwah amar ma’ruf nahi munkar

KKN-Anak Bangsa diterjunkan pada tanggal 29 Januari 2016. Mereka melakukan aktivitas hingga 26 Februari 2016.  Sebelumnya, pada tanggal 23 Januari 2016 Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum., dengan resmi melepas seribu lebih mahasiswa untuk melaksanakan KKN pada periode ini,  termasuk dengan KKN Anak Bangsa yang baru diterjunkan pertama kalinya.

“Kami, 18 mahasiswa KKN Anak Bangsa diantar Dosen Pendamping Lapangan; Beni  Suhendra Winarso, S.E.,M.Si.,  Kepala Lembaga Pengabdian Masyarakat; Drs. Jabrohim, M.M., dan Wakil Rektor III,” terang Ella.

8 Februari (Tahun Baru Imlek 2567 Kongzili)

8 Februari (Tahun Baru Imlek 2567 Kongzili)

Perpisahan dan Pelepasan Mahasiswa Malaysia

Setelah satu semester menuntut ilmu di Universitas Ahmad Dahlan (UAD), tepatnya di program studi Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Tarbiyah dan Dirasat Islamiyah (BSA FTDI), tibalah bagi ketujuh mahasiswa student exchange UAD untuk kembali ke universitas asalnya, yakni Universitas Malaya, Malaysia.

Ketujuh mahasiswa itu adalah Abdul Hadi, M. Shahzuwan, Amin, Nur Shafwah, Nurul Afiqah, Bazlin, dan Siti Nurul Iman. Selain belajar di kampus, mereka juga difasilitasi untuk tinggal di Persada (Pesantren Mahasiswa KH Ahmad Dahlan) atau biasa dikenal dengan asrama UAD selama mengikuti program pertukaran pelajar tersebut.

Untuk itu, Persada memberikan persembahan terakhir bagi mereka dengan acara “Perpisahan dan Pelepasan Mahasiswa Malaysia” yang dilaksanakan di aula Islamic Center UAD, Jalan Ringroad Selatan, Banguntapan, Bantul pada Sabtu (23/01/2016).

Santri Persada pun memberikan penampilan sebagai kenangan terakhir. Seperti video dokumenter, menyanyi, drama, dan lain sebagainya. Setelah satu semester berbaur dengan mahasiswa UAD, tentunya ketujuh mahasiswa Malaysia merasa berat untuk berpisah.

“Saya senang bisa bergaul dengan kalian. Dapat bertukar pikiran, suka duka bersama dengan segala watak, juga beragam budaya yang dapat memperkaya pengalaman dan komunikasi kami,” kata M. Shahzuwan bin M. Razak dalam penyampaian kesan dan pesan.

Lebih jauh, Shahzuwan menyampaikan rasa terima kasih atas segala kebaikan yang diberikan. Dengan itu, rasa kekeluargaan dan kebersamaan dapat terjalin sehingga menimbulkan ukhuwah dan kemandirian.

Sementara itu, Anhar Anshary, M. Si. selaku direktur Persada berpesan dalam sambutannya, “Kami berharap mahasiswa Malaysia mendapat nilai tambah, baik dalam kognitif maupun pengalaman spiritual dengan ibadah bersama. Kami dari pemimpin memohon maaf atas kekurangan yang didapatkan. Silakan dinikmati dan diamalkan segala kebaikan yang telah didapat demi mewujudkan santri yang berilmu dan bermoral baik tapi tetap sederhana.” (AKN)

Persada Adakan Hunting Tourist dan Kunjungan Industri

Demi menyukseskan program tahunan Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Persada (Pesantren Mahasiswa KH Ahmad Dahlan) mengadakan kegiatan Hunting Tourist dan Kunjungan Industri yang bertujuan untuk melatih berbicara menggunakan bahasa Inggris juga berwirausaha.

Kegiatan tersebut diadakan di kawasan Candi Borobudur dan sekitarnya, Magelang, Jawa Tengah, pada Minggu (24/01/2016). Seluruh pengurus Persada mulai Direktur, Kepala Asrama, Musyrif, dan Musyrifah, telah berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Juga para santri yang berjumlah sekitar 150 mahasiswa yang berasal berbagai fakultas di UAD bersemangat untuk mengikuti kegiatan tersebut.

Kegiatan ini dimulai sejak pukul 05.00-21.00 WIB dari keberangkatan sampai kepulangan. Dalam rentan waktu tersebut, santri diminta untuk melakukan wawancara dengan beberapa turis asing di Candi Borobudur. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa asing bagi santri, terutama bahasa Inggris yang merupakan bahasa internasional.

Selain itu, untuk melatih mental berwirausaha, santri Persada berkunjung ke dua tempat usaha rumahan yang diharapkan mampu memotivasi santri untuk menjadi pengusaha demi membuka lapangan pekerjaan di masa depan.

Dua tempat tersebut adalah “Rumah Ketela” dan “Lidiya Art”. Rumah Ketela merupakan industri rumahan milik Ida. Di dalamnya terdapat pembuatan berbagai macam makanan hasil olahan ketela dan umbi-umbian. Hal ini tentu menjadi pengalaman baru bagi santri untuk lebih bisa mengolah makanan yang bermacam-macam dari ketela.

Sedangkan “Lidiya Art” adalah tempat usaha milik Haryanto, di dalamnya menghasilkan lukisan dan karya seni seperti patung dan ornament-ornamen. Bahan utama pembentuk karya seni ini adalah tanah liat serta pasir hasil erupsi Merapi pada tahun 2010 silam. (AKN)

Melihat Pemikiran dan Peradaban Islam

Senin (25/01/2016) diadakan seminar dengan tema “Pemikiran dan Peradaban Islam”. Acara tersebut diadakan di aula Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Jalan Ringroad Selatan, Tamanan, Bantul sejak pukul 08.00-11.30 WIB.

Untuk kesekian kalinya, Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) menjadi pelopor terselenggaranya acara Program Kaderisasi Ulama (PKU) Universitas Darussalam (Unida) Gontor. UAD telah dipercaya sebagai wadah untuk menyukseskan program tersebut.

“Saya berterima kasih kepada UAD karena telah menerima PKU Unida Gontor untuk mempresentasikan hasil karya terakhir kami,” kata Imam Pambudhi, M. Hum. selaku pembimbing PKU Gontor.

Dalam seminar tersebut, diadakan presentasi dengan tiga judul. Yakni Konsep Relativitas dalam Pluralisme Agama, Konsep Hadits Shahih Persepsi Sunni-Syiah, serta Poligami dan Mut’ah. Sebanyak lebih dari 200 peserta yang berasal dari UAD dan umum berpartisipasi dalam acara tersebut.

Sebagai universitas yang peduli akan Islam dan peradabannya di dunia, UAD berharap seminar tersebut mampu menjadi pembelajaran bagi mahasiswa untuk lebih kritis dan peduli akan perkembangan Islam selama ini.

Thonthowi, S. Ag., M. Hum. selaku kepala LPSI bertutur dalam sambutannya, “Terima kasih kepada teman-teman PKU yang telah memberi kepercayaan kepada UAD untuk membantu perkembangan pemikiran dan peradaban Islam di dunia.” (AKN)

Seindah Bersama, Seabad Terasa, Sahabat untuk Selamanya

 

Itulah tema yang diambil dalam “Perpisahan dan Pelepasan Mahasiswa” student exchange Universitas Malaya, Malaysia, dengan Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Acara tersebut dilaksanakan pada Sabtu (23/01/2016) di aula Islamic Center UAD, Jalan Ringroad Selatan, Banguntapan, Bantul.

Setiap tahun, khususnya di semester ganjil, UAD melaksanakan pertukaran pelajar (student exchange) dengan banyak negara. Dan pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016, program studi Bahasa dan Sastra Arab FTDI UAD melaksanakannya.

Mahasiswa pertukaran pelajar tersebut adalah Abdul Hadi, M. Shahzuwan, Amin, Nur Shafwah, Nurul Afiqah, Bazlin, dan Siti Nurul Iman. Mereka berbaur dalam menuntut ilmu dan beraktivitas dengan mahasiswa UAD lainnya. Kebersamaan mereka ditambah dengan tinggal di asrama UAD (Persada).

Serumpun merekah bersama, kalimat ini yang dapat digambarkan pada kebersamaan yang terjalin selama lebih dari lima bulan. Tidak sulit menciptakan keakraban di antara mahasiswa Malaysia dan Indonesia. Hal ini karena Malaysia dan Indonesia merupakan satu rumpun, yakni Melayu.

Mahasiswa Malaysia mengaku dapat dengan mudah beradaptasi dengan lingkungan di Indonesia. Hal ini mereka buktikan dengan aktif dalam mengikuti kegiatan di kampus. Seperti lomba tingkat nasional, turut memilih pemimpin dalam organisasi mahasiswa, juga berbagai kegiatan lainnya.

Hasilnya pun cukup memuaskan. Dalam acara International Day yang dilaksanakan Kantor Urusan Internasional UAD satu bulan lalu, Malaysia meraih gelar sebagai stand terkreatif.

“Kami berpesan, kita harus berbuat lebih yang orang lain lakukan dalam hal kebaikan. Ambilah segala yang baik dari persahabatan, pertemanan, juga pengajaran dan pelajaran. Jika menuntut ilmu didasarkan pada keikhlasan, maka akan menghasilkan kebaikan yang luar biasa. Mudah-mudahan kebersamaan kita dapat disambung kembali ke depannya. InsyaAllah, pemimpin Persada akan bersilaturahmi ke Malaysia,” ujar Thonthowi, S.Ag., M.Hum. selaku Wakil Direktur. (AKN)

Relativitas dalam Pluralisme Agama

 

Konsep relativitas dalam pluralisme agama merupakan satu judul presentasi yang dipaparkan dalam seminar “Pemikiran dan Peradaban Islam” pada Senin (25/01/2016) yang bertempat di aula Islamic Center kampus IV UAD, Jalan Ringroad Selatan, Tamanan, Bantul. Acara tersebut dihadiri oleh lebih dari 200 peserta dari berbagai fakultas di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dan masyarakat umum.

Kegiatan ini adalah Program Kaderisasi Ulama (PKU) Universitas Darussalam (Unida) Gontor yang untuk kesekian kalinya mempercayai UAD sebagai tempat presentasi yang diharapkan mampu membantu perkembangan pemikiran dan peradaban Islam di dunia.

Dalam pemaparan materi, dibahas konsep relativitas dalam perspektif teologi atau ketuhanan. Terdapat beberapa problem relativisme yang mengkontaminasi pluralisme. Di antaranya umat manusia pada hakikatnya memiliki posisi sejajar, kebenaran absolut ada pada Tuhan semata,  dan manusia memiliki kebebasan beragama.

Sedangkan implikasi yang terjadi adalah pencampur adukan agama, pengaburan makna kafir, dan hermeneutika.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pluralisme merupakan sebuah kemasan cantik yang berisi relativisme. Sedangkan Islam memiliki ideologi bahwa menegaskan identitas keberagaman dalam beragama, mengakui peran agama, dan memberdayakan hubungan antaragama.

Dengan diadakannya seminar tersebut, mahasiswa diharapkan mampu membuka pikiran tentang pemikiran dan peradaban Islam di dunia saat ini. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimiliki. (AKN)

Pelopor Ketahanan Pangan dengan Bahan Baku Lokal

Pelopor ketahanan pangan dengan bahan baku lokal merupakan visi industri rumahan “Rumah Ketela” milik Ida yang berlokasi tidak jauh dari Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Usaha tersebut mulai dijalankan sejak erupsi Merapi tahun 2010 silam. Hal itulah yang menjadikan Ida untuk lebih peduli pada lingkungan dengan memanfaatkan segala sesuatu yang tersedia di alam. Maka, singkong dan umbi-umbianlah yang dipilih untuk menjadi bahan baku usahanya tersebut.

Banyak sekali produk olahan yang dihasilkan dari bahan makanan tersebut. Di antaranya Jaya Risoles, Brownies Cinta, Cassava Steak, Java Donat, Bakpao Java, Cup Cake Java, Egg Roll, dan lain-lain.

Santri Persada Universitas Ahmad Dahlan (Pesantren Mahasiswa KH Ahmad Dahlan UAD) melakukan kunjungan industri pada Minggu (24/01/2016) ke tempat tersebut guna meningkatkan minat dan motivasi untuk berwirausaha di masa depan kelak.

“Semoga dengan diadakannya kunjungan industri ini, para santri mampu menimbang dan berpikir bahwa jiwa wirausaha harus dimiliki oleh setiap orang, sehingga bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang banyak demi memakmurkan negeri ini,” ujar Anhar Anshary, M.Si. selaku Direktur Persada.

Dalam kunjungan industri tersebut, santri diajarkan untuk dapat mengelola bumi ini sebaik mungkin dengan segala kekayaan yang terkandung di dalamnya, dengan praktik memasak egg roll, cup cake, dan ketela goreng.

“Setiap mahasiswa dari fakultas mana pun berpotensi untuk menjadi pengusaha. Oleh karena itu, janganlah mau digerakkan oleh bumi, tapi jadilah penggerak bumi,” tutur Ida.

Menurut Ida, banyak yang dapat dilakukan oleh setiap orang di dunia ini jika ada niat dan mau melakukannya. Setiap orang harus memiliki tiga kemampuan, yakni berilmu, berbudaya, dan berkarya. Ilmu dapat diambil dan dikembangkan di mana saja untuk menjadikan hidup lebih maju. Sedangkan berbudaya adalah hidup bermasyarakat, ini adalah hal penting untuk membangun relasi dengan orang lain dalam mengembangkan usaha.

Selain itu adalah berkarya. Suatu karya tidak harus melulu sesuatu yang besar, namun bagaimana bisa berkarya dan membawa perubahan menuju lebih baik bagi diri sendiri dan orang lain.

Ida menuturkan, “Kita harus bisa mengambil keputusan dan selalu mengerjakan sesuatu saat itu juga selagi mampu. Jangan putus asa, karena Allah selalu mendampingi orang-orang yang berbuat baik, seperti berpikir, bekerja, dan berdoa.” (AKN)