Belajar Tanpa Pamrih kepada Almarhum Teguh Ranusastro Asmara

 

Siapa yang tidak kenal Teguh Ranusastro Asmara di acara sastra di Yogyakarta. Teguh selalu hadir dalam setiap acara, khusus di Universitas Ahmad Dahlan (UAD), ia tidak pernah tidak hadir.

“Mas Teguh orang pertama yang bekerja di antara teman-temannya. Dialah yang selalu mentraktir teman-temannya, termasuk Cak Nun (Emha Ainun Najib),” kata Iman Budi Santosa dalam sambutannya.

“Dia bekerja tanpa pamrih. Kita bekerja harus ada pamrih, kataku,” Kenang Sutirman, salah satu sahabat dekat saat bercerita tentang Teguh dalam acara ‘Dalam Kenangan Sahabat Almarhum Teguh Ranusastro Asmara’ di hall kampus II UAD, Kamis, (19/5/2016).

“Tapi, Mas Teguh tidak. Dia bekerja tidak peduli semua itu. Baik dibayar mau tidak, dia tetap jalan,” lanjut Sutirman.

Acara ini dibuka dengan pembacaan puisi. Pembacaan pertama dibuka oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra (PBSI), Dita, diikuti oleh teman dan kerabat Teguh Ranusastro Asmara.

Dosen UAD, Jabrohim, salah satu teman karibnya mengatakan, “Teguh merupakan teman sekaligus saudara yang selalu hadir dalam acara Forum Apresiasi Sastra (FAS) mendampingi mahasiswa UAD.”

Selain Jabrohim, hadir pula para sastrawan Yogyakarta dan luar Yogyakarta yang turut mengapresiasi acara tersebut dengan membaca puisi.

Teguh pernah bekerja sebagai staf, bekerja di majalah, dan beberapa media.  Terakhir, dia bekerja sebagai wartawan di media online.

 

 

Learning from the Late Teguh Ranusastro Asmara Admirably

Who knows no Teguh Ranusastro Asmara in literary circle of Yogyakarta? Teguh used to attend any University of Ahmad Dahlan’s (UAD’s) literary gathering, he was not never present.

‘Brother Teguh was the first man to write literary works among our colleagues. He was the man, who treated them besides Cak Nun (Ehma Ainun Najib,’ said Imam Budi Santosa in his speech.

‘He worked faithfully while we wrote by motives, I emphasized,’ Sutirman, one of the late’s close friend, emphasized in an event with the theme In Memoriam of Teguh Ranusastro Asmara at Hall of Campus II UAD last Thursday (19/05/2016)

‘But brother Teguh did not do that. He wrote with no individual interest, getting wages or not. He kept producing literary works,’ Sutirman continued.

The event was marked by poetry reading. The first reader was Dita of Indonesian Education Department (PBSI) student followed by her colleagues and friends of the late Teguh Ranusastro Asmoro.

Jabrohim, Teguh’s comrade and lecturer of UAD, said ‘Teguh was a chum as well as brother, who was always present at any Literary Appreciation Forum (FAS) to facilitate students of UAD.’

Besides Jabrohim, poets and writers from and around Yogyakarta were present at the event to appreciate the dedication of the late writer by poetry reading.

Teguh used to work as an editor staff for a magazine and for some other media. Last, he worked for an online media as a journalist.

MDMC PWM Adakan Simulasi Bencana Alam di Persada UAD

Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang merupakan Pesantren Mahasiswa Ahmad Dahlan (Persada) dipadati ribuan orang. Keramaian tersebut tidak lain adalah untuk mengadakan simulasi bencana alam berupa gempa bumi.

Simulasi bencana alam tersebut melibatkan banyak lembaga pemerintahan. Seperti MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY, BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) DIY, TNI dan Polri DIY, Palang Merah Indonesia (PMI), Pemadam Kebakaran DIY, dan lain-lain.

Selain itu, dalam hal kesehatan dan keselamatan korban, MDMC PWM DIY menggandeng beberapa rumah sakit di Yogyakarta. Di antaranya RS Sardjito, RS Bethesda, RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, dan PKU Muhammadiyah Bantul.

Dalam hal ini, MDMD PWM memilih Persada untuk dijadikan sebagai tempat utama simulasi gempa bumi karena dirasa memenuhi persyaratan yang dibutuhkan. Letak lokasi yang berada di Jalan Ringroad Selatan, Banguntapan, Bantul, disebut sangat strategis. Di samping itu, simulasi ini dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada santri tentang bencana alam yang rawan terjadi di DIY.

Persada UAD dijadikan sebagai salah satu hotel bernama “Mozza 5 Lantai”, dan melibatkan seluruh santri beserta pengurus dalam simulasi gempa bumi pada Sabtu, (21/5/2016) sejak pukul 07.00-14.00 WIB.

Sebelum melakukan simulasi, santri yang berjumlah sekitar 120 mahasiswa diberikan pembekalan dalam melakukan evakuasi selama terjadinya bencana alam. Pembekalan dan persiapan terkait simulasi bencana alam diadakan selama dua hari, yakni Jum’at-Sabtu, (19-20/5/2016).

Sementara itu, dalam hal publikasi TV UAD turut berperan dalam mendokumentasikan simulasi gempa dari persiapan sampai dengan simulasi. ADi TV dan berbagai stasiun TV nasional pun turut serta dalam penyiaran tersebut. (AKN)

 

 

MDMC PWM Held A Simulation of Natural Disaster Victim Assistance at Persada UAD

Campus IV University of Ahmad dahlan (UAD), which is also Ahmad Dahlan Students’ Boarding (Persada), was full of thousands of people taking part in rehearsal of earthquake disaster victim assistance. 

The simulation involved many institutions such as MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) Yogyakarta Regional Board of Muhammadiyah Chiefs, BNPB (National Body of Disaster Control) Yogyakarta Chapter, Yogyakarta’ soldier and police squads, Indonesian Red Cross (PMI), Yogyakarta’s Fire Brigades, etc.

Besides that, for health and victim handling, MDMC PWM DIY cooperate with some local hospitals among others Sarjito Central Hospital, Bethesda Hospital, Yogyakarta’s PKU Muhammadiyah Hospital and Bantul’s PKU Muhammadiyah Hospital.

The location was chosen as the venue of the simulation by MDMC PWM due to some requirements. The location is at South Ringroad, Banguntapan, Bantul, which is strategic. Apart from this the simulation was done to make the students understand natural disaster, which often hits the area.

Persada UAD was considered as if it was a hotel named Five Stair Mozza. The Saturday (21/05/2016) simulation involved all students and staff staying at the building from 07.00 – 14.00 local time.

Before the simulation a briefing to evacuate victims and to prepare the simulation was given to some 120 students. The simulation took place for two days – Friday to Saturday (19-20/05/2016)

The event was broadcasted and documented by UAD TV, ADi TV, and some other national TV broadcasts. (AKN).

To Improve the Role Pharmacist Faculty of Pharmacy Held an International Conference

Faculty of Pharmacy University of Ahmad dahlan (FF UAD) held an International Concerence on Interpersonal Education (ICIPE) on Saturday (21/05/2016) in Yogyakarta. The theme of conference was Educational Implementation of Inter-professionals as Important Step towards Collaboration with Other Health Professionals. The keynote speaker was Roderick Salenga (National Professional Officer, WHO Philippines) and Sidin Hariyanyp (Health Human- Resources Development and Empowerment – The Ministry of Health).   

Five other speakers were Imelda G Pena (University of Philippines), Mathiou S Bolhuis (University of Groningen, The Netherlands), Werayut Pothitirat (university of Siam, Thailand), Moch Saiful Bachri and Endang Darmawan FF UAD.

‘We purposely invited speakers from different expertise in pharmacy to present needed elements for collaboration with different health professionals especially pharmacists,’ said the dean of FF UAD, Dyah Aryani Perwitasari, M.Si. Ph.D. Apt. in her opening speech.

 According to Dyah ICIPE is an initial collaboration among health professionals including pharmacists. Furthermore, she said that Interpersonal Education (IPE) is health education to be developed in future. This program is an overall learning process involving various disciplines in health to learn together, to interact each other, to collaborate for promotive, preventive, curative and rehabilitative actions.

World Health Organization (WHO) decreed that IPE be carried out by two or more health professionals in collaboration to effectively improve health achievements. IPE aims at improving health human resources’ capacity, knowledge, expertise, and ethics. In Indonesia IPE still needs socialization for all health educational institutions.

Roderick Salenga said in his paper that it was importance for pharmacists to collaborate with other health professionals in their practice to improve health achievement to serve patients. With active participation of pharmacists in health service, there will be more chances to eliminate malpractice in pharmacotherapy, giving medicines, safety, and costs.

The event was officially opened by rector of UAD Dr. Kasiyarno, M.hum and marked with tuning of gong.

Upaya Peningkatan Peran Apoteker Farmasi Adakan Seminar Internasional

Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (FF-UAD) mengadakan Seminar International Conference of Interprofessional Education (ICIPE) Sabtu, (21/5/2016) di Yogyakarta. Seminar kali ini mengusung tema “Implementasi Pendidikan Antar Profesional sebagai Langkah Penting untuk Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain”. Hadir sebagai pembicara, Roderick Salenga (National Professional Officer, WHO Philippines) dan Sidin Hariyanyp (Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan−Kemenkes).

Lima pembicara lain adalah Imelda G Pena (University of Philippines), Mathieu S Bolhuis (University of Groningen, Netherland), Werayut Pothitirat (University of Siam, Thailand), Moch. Saiful Bachri dan Endang Darmawan (FF-UAD).

 “Kami sengaja mengundang pembicara dari berbagai ahli di bidang farmasi agar dapat mempresentasikan elemen yang dibutuhkan dalam kolaborasi antar profesi kesehatan, khususnya peran apoteker,” tutur Dekan FF-UAD, Dr. Dyah Aryani Perwitasari, M.Si., Ph.D., Apt. dalam sambutannya.

Menurut Dyah, seminar ICIPE ini sebagai inisiasi kolaborasi antar profesi kesehatan mulai dari masa pendidikan apoteker.

Lebih lanjut, ia mengatakan, Interprofessional Education (IPE) adalah pendidikan kesehatan yang masih dikembangkan. Program ini merupakan proses pembelajaran bersama berbagai disiplin ilmu kesehatan untuk belajar bersama, berinteraksi, kolaborasi untuk aksi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

WHO menetapkan IPE dilaksanakan ketika dua atau lebih profesi kesehatan bekerja sama untuk menghasilkan kolaborasi yang efektif dan meningkatkan capaian kesehatan. Tujuan IPE adalah meningkatkan kemampuan, pengetahuan, keahlian, dan etika tenaga kesehatan dalam kerja sama tim. Di Indonesia, IPE masih memerlukan sosialisasi pada semua institusi pendidikan kesehatan.

Roderick Salenga dalam presentasinya menyampaikan pentingnya apoteker dalam kolaborasi praktik tenaga kesehatan untuk meningkatkan capaian kesehatan pasien. Tanpa partisipasi aktif apoteker dalam layanan kesehatan, akan menghilangkan banyak kesempatan dalam mengurangi kesalahan dalam farmakoterapi, pengobatan, keamanan, dan biaya.

Acara yang dibuka oleh Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum. ini dilakukan dengan upacara simbolis pemukulan gong.

 

Upacara Penutupan Mahasiswa Internasional Cinta Indonesia Melalui Budaya

Berlangsung di ruang auditorium kampus I Universitas Ahmad Dahlan (UAD), pada (21/5/2016), Dr. Kasiyarno, M.Hum. selaku Rektor UAD dan Ida Puspita, S.S., M.A.Res. selaku Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI), secara resmi membuka upacara penutupan mahasiswa internasional kelulusan.

Sebanyak 113 mahasiswa international mengikuti acara tersebut. Mereka berasal dari tiga jurusan yang berbeda. Lima mahasiswa dari Program Darmasiswa (Tiongkok, Korea Selatan, Thailand, dan Ukraina), 72 mahasiswa dari Fakultas Ekonomi Program Gelar Bersama, dan 31 mahasiswa dari Fakultas Sastra, Budaya dan Komunikasi.

Kasiyarno mengatakan, jumlah mahasiswa internasional di UAD terus meningkat. Ini membuktikan bahwa kurikulum yang telah digunakan di UAD semakin berkembang.

Acara yang mengangkat tema legenda lokal, Candi Prambanan Roro Jonggrang ini banyak menyuguhkan pertunjukan tradisional. Ada yang menampilkan lagu dan tarian Tiongkok, tari tradisional Thailand, lagu Timor Leste, dan banyak lainnya. Selain itu, Mo Weiran, mahasiswa Tiongkok menyanyikan anak Indonesia berjudul “Teima Kasih Cinta”.

Pada kesempatan itu pula, Darmasiswa dan beberapa mahasiswa internasional menyuguhkan drama musikal Roro Jonggrang.

“Hal ini menunjukkan kemampuan berbahasa Indonesia mereka setelah belajar di UAD selama satu tahun. Ketika baru saja tiba, beberapa dari mereka pasif berbicara Indonesia dan beberapa orang lain berbicara dalam pengucapan tidak jelas. Namun, setelah satu tahun, mereka menunjukkan perbaikan. Mereka tidak hanya berbicara bahasa Indonesia dengan jelas tetapi juga dapat memberi dan merespons lelucon Indonesia,” kata Dinar Setiawan, S.Pd., pelatih mahasiswa internasional.

Dinar menambahkan, “Kami bangga dengan mereka semua. Saya berharap mereka mempunyai masa depan yang terbaik.”

Selain drama musikal, mereka juga mempersembahkan tari Enggang yang merupakan tarian khas Kalimantan. Tarian ini mendapat respons yang baik dari penonton.

“Ini adalah salah satu peristiwa untuk menunjukkan kemampuan bahasa dan budaya mahasiswa setelah belajar di UAD. Selanjutnya, acara ini memberikan kesan mendalam kepada mahasiswa. Semoga, setelah kembali, mereka dapat memperkenalkan Indonesia melalui budaya di negaranya,” harap Ida Puspita.

Closing Ceremony of International Student Program Love Indonesia through Its Culture

The Closing Ceremony of International Student Program was held at Campus I University of Ahmad Dahlan (UAD). The rector of UAD Dr. Kasiyarno, M.Hum and the chief of University Foreign Affairs (KUI), Ida Puspita, S.S., M.A. Res delivered their speeches in the event, which marked the end of the program.

 Some 113 foreign students getting scholarships from different departments took part in the event. They come from China, South Korea, Thailand, and Ukraina 72 from Faculty of Economics double degree program and 31 from Faculty of Letters, Culture and Communication.

Kasiyarno said, ‘The number of foreign students at UAD is increasing. It means that UAD curriculum has developed.

The event with the local theme of Prambanan Temple’s Roro Jongrang presented a traditional performance. Some of the attractions were Chinese music and dance, traditional Thai dance, songs from Timor Leste, and many more. Apart from them Mo Weiran, a Chinese student sang an Indonesian song ‘Terima Kasih Cinta.’

Scholarship receivers and other foreign students presented a musical play Roro Jonggrang in the event.

‘This shows their ability to speak Indonesian language after studying at UAD a year. When arriving here some of them mastered passive Indonesian language only and some other spoke unclear Indonesian. After a year however they have improved their language mastery. They do not only speak Indonesian clearly but also play and response Indonesian jokes,’ said Dinar Setiawan, S.Pd. their language trainer.

Dinar added, ‘We are proud of them all. We hope they have their good prospect with their ability.’

Besides a musical play, they also presented Enggang dance of Kalimantan. The audience enjoyed the performances.

‘This is a moment to show the UAD’s foreign students’ language competence and culture. This event can give profound impressions to the students. It is hoped that they can introduce Indonesia through culture to their countries,’ Ida Puspita said.

Seminar Internasional: Current Issue of Non Communicable Disease

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (FKM-UAD) menyelenggarakan seminar internasional dengan tema “Current Issue of Non Communicable Disease” di Hotel Cavinton Yogyakarta pada (25-26/5/2016).

Menurut Asep Rustiawan, M.Sc, tema ini sangat hangat diperbincangkan karena meningkatnya penyakit tidak menular yang menjadi tren. Tidak hanya di Indonesia, tetapi di seluruh penjuru dunia.

Acara yang rutin diadakan setiap tahun tersebut mendatangkan pembicara dari berbagai penjuru negara di antaranya Prof. Lu Guo Dong dari Guangxi Medical University; Prof. Dr. Supannee Promthet dari Khon Kaen University Thailand; dan Ciptasari Prabawanti, M.Sc., Ph.D. dari USA. Keynote speaker pada seminar kali ini yaitu Prof. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D.

Peserta seminar dan call for paper tidak hanya dari dalam negeri, tetapi juga luar negeri. Hari pertama diisi dengan pemaparan hasil penelitian oleh pembicara, dan hari kedua diadakan seminar call for paper peserta yang membahas tentang penyakit tidak menular.

drh. Asep Rustiawan, M.Sc., selaku ketua acara berharap kegiatan ini dapat menjadi promotor di masyarakat dengan terus melakukan riset dan pengembangan di dunia kesehatan terkait dengan pencegahan penyakit menular dan penyakit lainnya.

 

International Seminar: Current Issue of Non Communicable Disease

Faculty of Public Health University of Ahmad dahlan (FKM – UAD) held an international seminar on Current Issue of Non-communicable Disease at Cavinton Hotel yogyakarta on May 25th – 26th , 2016.

According to Asep Rustiawan, M.Sc., chief of committee, this topic is currently discussed due to the increase of the diseases in Indonesia as well as all over the world.

The event, which is annually held, invited speakers of other countries such as Prof. Dr. Supanee from Khon Kaen University, Thailand; Ciptasari Prabawati, M.Sc. Ph.D. from USA and the keynote speaker was Prof. Ali Ghufron Mukti, M.Sc. Ph.D.

The participants and the presenters come from the country and abroad. In the first day, the researchers presented their research results while in the second day the presenters from call for paper discussed non-communicable diseases.

drh. Asep Rustiawan, M.Sc. as the chief of the committee hopes that this event can promote more researches on non-communicable and other diseases to develop community’s health.