Study Club: Provides Knowledge outside the Class

As achieving an A accreditation in 2915, Arabic Letters Department (BSA) at Faculty of Islamic Education and Teacher’s Training (FTDI) University of Ahmad Dahlan (UAD) manages itself to be more perfect at any aspects starting from the teaching and learning system, quality service, and its activities outside the class.

After the foundation of the students’ association of Arabic letters (HMPS BSA) in January 2015, the organization is very active in holding its activities involving the students outside UAD coming from all over Indonesia.

Recently the organization set a study club. Tuesday (27/6/2016) was its first agenda to facilitate the UAD students, who wanted to add their perspective on Arabic and Arab world by joining the club. About 40 students participated in the club to be held regularly every Tueday from 16.00 to 17.00 at Campus I UAD on Kapas Street no. 9 Semaki, Umbulharjo,Yogyakarta.

The agenda includes the discussion on Arabic linguistics, arts, and culture. The agenda is managed by Dr. Yoyo, M.A. dan Abdul Malik, M. Hum. the lecturers at BSA.

‘This Study Club is a good medium for the students to study Arabic. Don’t be enthusiastic at the beginning of the program for language is a habit. This suits to the habit formation.’ said M. Husni Arsyad a fifth semester student at BSA, who is the head of research and development of HMPS BSA. (AKN).

Stadium Generale at Indonesian Letters UAD Invited A German Writer

Thursday (3/10/2016), Indonesian Letters Department received a visit of German writer to give a speech in its stadium generale with the theme ‘Indonesian Literature in the perspective of a German.’

‘The visit of Prof. Berthold Damshäuser was a momentum for Indonesian Literature.’ Wiska, who was a committee member of the event, said at Auditorium Campus II University of Ahmad Dahlan (UAD).

‘The event was expected to give more perspectives and information for the advance of Indonesian literature especially for Indonesian Letters Department of UAD.’ he added.

Prof. Berthold Damshäuser, who has been teaching at Bonn University since 1986, is an Indonesianist. Before coming to Indonesia he published a book entitled “Ini dan Itu Indonesia Pandangan Seorang Jerman or Indonesian Things in the Perspective of a German.”

Furthermore, Prof. Berthold Damshäuser explained his perspectives on Indonesian past and present literature. His appreciation on Indonesian literature is strengthened by being an editor together with Wolfgan Kubin in a journal reporting modern Indonesian culture and literature.

Prof. Trump, his nick name, suggested that the participants should be wise in appreciating literary works so that they are not trapped in the ideology of the book. The event was also attended by an Indonesian short story writer Joni Ariadinata.

Learning Social Values of Literary Works

‘Social values can be found in literary works. Many regional or tribal social values can be found in their literary works.’ said Dedek Gunawan, a student of Indonesian Letters Department as he was interviewed at Campus II University of Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta last Monday (04/10/2016) after attending a Stadium General, presenting Prof. Berthold Damshauser (University of Bonn, Germany).

‘People can learn social values and the background of an individual in literary works. as an example, touching one’s head is a taboo in my Achehnese  society.’ said him.

The stadium general with the theme ‘Indonesian Literature in A German’s View’ was held by the Indonesian Letters Department. Dedek, who was the short story reader, believed that there were many social values in every literary works. Furthermore, he hoped that literature writers could catch social and culture values and express them in their works in the forms of short stories, novels, or poems.

‘This event can add the materials for literary lectures and is very beneficial for the students in appreciating literary works’ Dedek added.

‘Through short story reading of an anthology entitled ‘Ini dan itu Indonesia Pandangan Seorang Jerman or Indonesian Things in A German’s View’ written by Prof. Berthold Damshäuser, Dedek realized the social values in it. The event could open the participants’ perspectives and could add new materials for their study.

Study Club: Memberi Bekal Ilmu Di luar Kuliah

 

Seiring dengan pencapaian akreditasi “A” tahun 2015, Program Studi Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Tarbiyah dan Dirasat Islamiyah (BSA FTDI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) terus berbenah di segala bidang. Pembenahan dimulai dari sistem pengajaran dan pembelajaran, kualitas pelayanan, sampai pada kegiatan-kegiatan di luar perkuliahan.

Setelah terbentuknya Himpunan Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Arab (HMPS BSA) pada Januari 2015, kegiatan-kegiatan kemahasiswaan gencar diadakan yang diikuti mahasiswa BSA, mahasiswa dari prodi lain di UAD,  dan  mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi seluruh Indonesia.

Salah satu kegiatan teranyar HMPS BSA  mendirikan study club. Hari Selasa (27/6/2016) merupakan kegiatan  perdana  study club. Kegiatan study club merupakan kegiatan pembelajaran bagi mahasiswa seluruh UAD yang ingin menambah wawasan mengenai bahasa dan dunia Arab. Di hari perdana tersebut, antusias mahasiswa mengikuti acara terlihat. Sekitar 40 mahasiswa berpartisipasi dalam kegiatan yang akan rutin diadakan setiap Selasa pukul 16.00-17.00 WIB, di ruang 301.B Kampus 1 UAD, Jalan Kapas 09, Semaki, Umbulharjo Yogyakarta.

Dalam agenda kegiatan study club ada beberapa pembahasan di antaranya linguistik, sastra, dan kebudayaan dunia Arab. Kegiatan ini diampu oleh  dosen FTDI, yakni Dr. Yoyo, M.A. dan Abdul Malik, M. Hum.

Study club ini merupakan bekal berharga bagi mahasiswa memperdalam Bahasa Arab. Jangan hanya semangat di awal dalam ber-study club, karena bahasa adalah kebiasaan. Maka dari itu, study club ini menjadi tempat untuk melakukan pembiasaan tersebut, ” pesan M. Husni Arsyad, mahasiswa BSA semester 5  yang memegang amanah bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) HMPS BSA. (AKN).

Kuliah Umum Prodi Sastra Indonesia UAD Datangkan Sastrawan Dari Jerman

Senin (3/10/2016), Prodi Sastra Indonesia kedatangan Sastrawan dari Jerman.  Prof. Berthold Damshäuser hadir ke Prodi Sastra UAD dalam rangka  memberkan kuliah umum. Adapun tema mengangkat “Sastra Indonesia di Mata Sastrawan Jerman.”

 “Kedatangan Prof. Berthold Damshäuser adalah sebuah momentum bagi kami sastra Indonesia, ” kata Wiska di Auditorium kampus II Universitas Ahmad Dahlan (UAD) tempat berlangsungnya acara.

Acara tersebut diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi bagi Prodi Sastra Indonesia UAD. “Saya pikir penting mengetahui bagaimana pandangan “orang luar” dengan perkembangan Sastra saat ini di Indonesia, ” jelasnya lagi.

Sebelum hadir ke UAD, seorang Indonesianis yang sejak tahun 1986 mengajar di Universitas Bonn  ini menerbitkan buku terbarunya yang berjudul “Ini dan Itu Indonesia Pandangan Seorang Jerman”.

Selanjutnya Prof. Berthold Damshäuser menjelaskan pandangannya tentang perkembangan Sastra di Indonesia saat ini maupun beberapa tahun belakangan.  Pengetahuan sastra di Indonesia diperkuat oleh bukti bersama Wolfgang Kubin menjadi editor di salah satu jurnal memiliki fokus kajian tentang kebudayaan Indonesia. khususnya kesusastraan Indonesia modern.

Prof. Trump, sapaan akrabnya, menyarankan pada peserta yang hadir agar dapat dengan bijak membaca setiap buku sastra yang  beredar di pasaran agar tidak terjebak dengan ideologi yang disajikan di setiap buku bacaan itu.  

          Selain Prof. Berthold Damshäuser pada kesempatan itu hadir pula cerpenis terkemuka di Indonesia bernama Joni Ariadinata.

Mempelajari Nilai-Nilai Sosial dari Karya Sastra

“Nilai-nilai sosial dapat dipelajari melalui karya Sastra. Banyak nilai sosial dari berbagai daerah yang dapat dipelajari dengan membaca karya Sastra,”  jelas Dedek Gunawan, mahasiswa Sastra Indonesia saat ditemui di Auditorium kampus II Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta Senin, (4/10/2016) dalam acara kuliah umum yang mengahadirkan Prof. Berthold Damshauser (Universitas Bonn, Jerman).

“Lewat karya Sastra nilai sosial dan latar belakang budaya dari setiap individu bisa dipelajari. Misalnya, saya yang dari Aceh bisa mengetahui budaya dari teman kelas yang berasal dari lain daerah, seperti mengusap kepala, contohnya. Di tempat saya hal itu bisa menimbulkan kemarahan,” tuturnya.

Melalui media  kuliah umum yang diadakan Prodi Sastra Indonesia UAD  dengan bertema “Sastra Indonesia di Mata Seorang Jerman”, Dedek selaku pembaca cerpen di acara tersebut menganggap banyak nilai sosial yang ada di setiap karya. Selanjutnya Dedek menuturkan penulis karya sastra diharapkan mampu mempelajari nilai sosial dan budaya, sebelum memutuskan untuk menulis menjadi karya, baik cerpen, novel, maupun puisi.

“Diskusi seperti ini, selain menjadi pengganti mata kuliah juga memberikan banyak manfaat yang baik bagi mahasiswa dalam menyikapi dan menanggapi karya Sastra,” lanjut Dedek.

Melalui pembacaan cerpen yang tergabung dalam buku karya Prof. Berthold Damshäuser yang berjudul “Ini dan Itu Indonesia Pandangan Seorang Jerman,” Dedek menemukan nilai-nilai sosial yang terkandung di dalamnya.

Diskusi-diskusi yang diadakan Prodi Sastra Indonesia, kata Dedek, mampu membuka cakrawala berpikir, menambah wawasan, dan wacana untuk menunjang keberhasilan dalam proses kuliah bagi mahasiswa Prodi Sastra Indonesia.(Ej)

 

Keluarga Alumni Fakultas Farmasi UAD Selenggarakan Konggres

Keluarga Alumni Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (KAFADA) mengadakan kongres II. Konggres II yang diselenggarakan di masjid Islamic Center UAD dalam rangka memilih ketua dan mengagendakan program kerja. Acara yang berlangsung sejak hari Jum’at, 30 Oktober 2016 ini dihadiri lebih dari 200 peserta yang terdiri dari lulusan Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan di seluruh Indonesia.

 “Keluarga Alumni Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan pertama kali didirikan pada tahun 2010 yang lalu. Harusnya Kongres II ini diadakan tahun lalu, tapi dengan adanya beberapa kendala, baru tahun ini dapat dilaksanakan,” ungkap ketua panitia Widyasari, S. Far., M.Sc., Apt.

Pada kongres II KAFADA berhasil terpilih sebagai ketua adalah Hendi Restiono, S. Far., M.P.H., Apt. Setelah berhasil memilih ketua, pada kesempatan konggres juga menyusun  program kerja baru untuk meningkatkan kualitas kinerja organisasi.

Selain Konggres II KAFADA, pada kesempatan itu berlangsung  reuni lulusan Prodi Farmasi Fakultas Universitas Ahmad Dahlan angkatan 1996 sampai 2011 dan Workshop bertema aplikasi Pharmacovigilance dalam Praktik Kefarmasian. Ada tiga hal yang dibahas dalam acara Workshop tersebut yaitu farmasi di bidang Industri, Apotek, dan rumah sakit. (EJ)

Keluarga Alumni Fakultas Farmasi UAD Sarana Menjalin Komunikasi

Keluarga Alumni Fakultas  Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (KAFADA) menjalin komunikasi melalui temu alumni. Hal ini diungkapkan  Adnan Abdi, S. Far. A.pt  bahwa temu alumni sebagai sarana berbagi ilmu, mengetahui  pekerjaan teman, dan  menjalin silaturahmi.

Alumni Fakultas Farmasi UAD yang berasal dari  Lampung ini selanjutnya mengatakan  bahwa temu alumni  bermanfaat  untuk membangun kerja sama. “Alumni  dapat saling membantu, berbagi ilmu,  dan pengalaman kerja di bidang farmasi, “ katanya di  Masjid Islamic Center Kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sebagai tempat  Kongres ke II KAFADA , Sabtu (1/10/2016).

Selain dalam bentuk temu alumni,  lanjut Adnan Abdi, komunikasi berlangsung melalui sosial media. “Di sosial media itu, alumni saling berbagi informasi terbaru di dunia farmasi. Para anggota dapat bertanya tentang kesulitan  saat menjadi apoteker, atau dapat berdiskusi tentang berbagai hal yang terkait dengan farmasi, “ kata koordinator KAFADA wilayah Lampung ini.

Secara khusus Adnan Abdi  mengucapkan terima kasih pada Universitas Ahmad Dahlan yang sudah memberikan banyak ilmu khususnya pada bidang farmasi. “ Nilai plus lain di Kampus Persyarikatan Muhammadiyah ini  mendapatkan ilmu-ilmu keislaman yang menunjang kariernya, “ katanya. (Ej)