Alumni FTI Ini Sukses Menggerakkan Masyarakat Sadar Akan Ekowisata Gunung Api Purba

Belajar organisasi kampus banyak membantu saya untuk sukses menggerakkan masyarakat sadar akan Ekowisata Gunung Api Purba Sugeng Handoko.

“Motivasi didapat ketika ia mengikuti banyak organisasi di kampus Universitas Ahmad Dahlan (UAD).” Kata Sungen saat ditemui di kantornya Gunung Api Purba, Kamis (6/10/2016).

Lelaki yang suka pakai blangko itu saat menjadi mahasiswa pernah menjadi pengurus DPM FTI, HMTI UAD, sampai menjadi asisten dosen praktikum Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi.

Setelah lulus tahun 2011, Sugeng Handoko giat melakukan sosialisasi dengan muda-mudi dan masyarakat di desanya mengenai pentingnya melestarikan dan menjaga Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba, baik kebudayaan, flora, maupun fauna yang ada.

“Dulu saya dapat menggerakkan berbagai organisasi baik di kampus maupun di luar kampus, tetapi malah di desa sendiri saya gagal menggerakkan masyarakat untuk mengenalkan potensi dari tempat wisata yang ada,” ungkapnya.

Berangkat dari hal itu dirinya terpacu untuk lebih giat bekerja dalam memberikan pengertian pada masyarakat tentang pentingnya memiliki kesadaran akan potensi sekitar. Terlebih potensi tempat wisata di daerahnya.

Sugeng Handoko merasa beruntung belajar di Fakultas Teknik UAD. Kampus yang berbasis Islam itu banyak memberikan ilmu tentang bagaimana cara memaknai hidup. Melalui mata kuliah yang di berikan, khususnya mata kuliah tentang ilmu keislaman.

“Di UAD nilai keislaman lebih ditonjolkan lewat mata kuliah sertifikasi 1 sampai 4 dan studi Islam. Saya sepakat, orang sukses itu bukan orang kaya raya atau banyak harta, tapi orang yang dapat memberikan banyak manfaat pada banyak orang.” Nilai-nilai itu yang dipegang untuk dapat memajukan pariwisata di Gunung Api Purba.

Sungeng memutuskan untuk memajukan daerah tempat tinggalnya lewat sektor pariwisata. Padahal saat itu dia mendapat tawaran dari salah satu perusahaan BUMN. “Bagi saya kesuksesan itu bukan kesuksesa yang dicapai secara pribadi. Sukses bagi saya sesutu hal yang dicapai bersama-sama dengan masyarakat di sekitar.“ Ungkapnya.

Pentingnya kesadaran masyarakat mengenai potensi daerah wisata di sekitar mereka memiliki keuntungan di berbagai aspek, salah satunya dapat memajukan daerah wisata tersebut dengan cepat. Selain mendapat pemasukan tambahan, juga dapat membuka lapangan pekerjaan baru.

Sugeng Handoko adalah salah satu penggerak dalam memajukan bidang pariwisata, juga memberikan pengertian tentang wirausaha sosial pada masyarakat melalui keikutsertaannya dalam mengelola tempat wisata di Nglanggeran, Gunungkidul. Pria kelahiran Gunungkidul 28 tahun yang lalu ini menjadi salah seorang yang peduli tentang kawasan ekowisata yang ada di daerah tersebut.(eng/Sbwh).

Mursidi, Ketua Nglangeran Gunung Api Purba UAD Mempunyai Kontribusi Besar dalam Pembentukan Karakter Sugeng

“Kontribusi Sugeng sangat besar  dalam pengembangan wisata di Nglangeran Gunung Api Purba ini. Selain punya jaringan dalam memperkenalkan wisata di sini, dia juga menjadi motor penggerak kegiatan pariwisata.” Kata Mursidi sebagai ketua Pok Daris (Kelompok Sadar Wisata) saat ditemui dikantornya, Nglangeran Gunung Api Purba, Kamis (6/10/2016).

Dia adalah pemuda yang bisa mengemas wisata dengan baik. Kemampuan yang dimilikinya membuat wisata di sini lebih baik sehingga, wisata di sini bisa dikenal oleh banyak pihak. Hal itu bisa meningkatan perekonomian masyarakat setempat.

Senada dengan beberapa tukang parkir yang ditemui. Katanya, sekalipun Sugeng sebagai sekertaris, dia berperan sangat aktif dalam pengelolaan wisata. Kinerjanya bagus, dan cepat. Komonikasi dengan orang yang di bawahnya atau orang sekitar baik saat bertemu maupun di forum kecil yang membicarakan pengembangan desa wisata.

“UAD mempunyai kontribusi besar dalam pembentukan karakter Sungeng sehingga bisa mengolah desa wisata dengan cepat. Meskipun jurusannya Tehnik Industri yang tidak banyak hubungannya dengan wisata tapi dia terus berupaya untuk mengembangkan dengan ilmu yang dimiliki. Salah satu yang telah dilakukan oleh Mas Sungeng panggilan akrabnya adalah sistem intranet untuk mempermudah komunikasi ke luar. Dia buat web, FB dan media sosial media lainnya yang dipelajarinya di UAD.” Papar Mursidi.

Lebih lanjut Mursidi mengatakan, UAD adalah salah satu kampus terkemuka di Jogja. Di sana banyak menghasilkan mahasiswa yang luar biasa, dalam hal ini menciptakan sumber daya manusia yang bisa bermanfaat untuk kesejahteraan masyarakat seperti Sungeng.

“Sugeng bisa mengemas desa Ngalangran menjadi desa wisata. Sebelumnya masyarakat hanya bekerja sebagai petani tapi sekarang bisa mengolah dari situ masuk.” Tukasnya. (Sbwh)

Declaration of Yogyakarta Without violence

In order to accomplish a secure, peaceful and free of violence province of Yogyakarta, the Centre for Women's Studies (PSW) Ahmad Dahlan University (UAD) cooperating with Violence Victim Protection Forum (FPKK) organized "Jogja, Special Province Without violence"

"Jogja, this special province should be secure and free from violence against women and children, "said Rector of UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum. at the Jogja Declaration Without Violence which was held at Margo Utomo street Yogyakarta (in front of the editorial office of KR), Sunday (04/12/2016)

The event coincided with the international day of anti-violence against women and children began with doing gymnastics together, green walk, then declaration of Yogyakarta special province without violence recitation by Kasiyarno and Sari Murti, giving door prizes, and entertainment from Music and Dance UKM of Ahmad Dahlan University (UAD).

DR. Sari Murti Widiyastuti, SH., M. Hum, the chairman of the committee said that the purpose of this event was to encourage people of Yogyakarta to be aware of in order to care about fellow human beings.

Deklarasi Jogja Tanpa Kekerasan

Dalam rangka  mewujudkan Yogyakarta yang aman,  damai, dan bebas kekerasan,  Pusat Studi Wanita (PSW) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bekerja sama Forum Perlindungan Korban Kekerasan (FPKK)  menyelenggarakan kegiatan “Jogja Istimewa Tanpa Kekarasan”

“Jogja yang istimewa ini harus aman. Termasuk harus aman dari kekerasan terhadap perempuan dan anak, ” kata Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum. pada acara Dekalarasi Jogja Tanpa Kekerasan yang diadakan di Jalan Margo Utomo Yogyakarta (depan kantor redaksi KR), Minggu (4/12/2016)

Acara yang bertepatan dengan hari anti kekerasan terhadap perempuan internasional ini diawali dengan senam bersama. Kemudian dilanjutkan dengan jalan sehat, deklarasi jogja istimewa tanpa kekerasan yang dibacakan oleh Kasiyarno dan Sari Murti, bagi-bagi doorprize, serta hiburan dari UKM Tari dan UKM Musik Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Menurut DR. Sari Murti Widiyastuti, SH.,M.Hum  ketua panitia kegiatan  bahwa tujuan diselenggarakannya acara ini adalah untuk mengajak masyarakat Yogyakarta agar peduli terhadap sesama manusia.

“Jangan diam ketika melihat ada kekerasan di sekitar anda, dan lakukan sesuatu yang sangat berarti. Paling tidak memberikan informasi kepada korban. Bahwa dia tidak boleh diam.  Dia harus berbicara, dan melaporkan kepada penyedia pelayanan yang ada di Yogyakarta, ” said the woman who was born in Gunungkidul, a chairperson of FPKK DIY.

Book Fair for Studentsโ€™ Creativity

"The book fair was held to show the talent of PBSI students," said Lykha Novitasari. The Chairman of the Committee informed that the purpose of the fair was used as an activity to unify the PBSI students, provide entertainment, and enhance the creativity of the students.

During the five-days, 5-10 December 2016, the Hall of campus II UAD was fulfilled by PBSI students who visited the Book Fair. The entertainment and Book Fair were organized in order to welcome the new members of the Indonesian Language and Literature Student Association (HMPS PBSI) 2016.  The theme of this Fair is "reading books and working Increase Students' Creativity".

As in previous years, HMPS PBSI invited all students of PBSI to participate in the Fair. Each class had a chance to perform a show on stage. Students could sing, play a monologue, read poetry, and read short stories.

Particularly, the book fair was held to perform famous publisher such as Diva Press, some inspiration books from other publishers, and private collections of books from Lecturers of PBSI. (dev)

 

UAD Carried Out selection test for Village Officials

Tuesday (06/12/2016) Ahmad Dahlan University (UAD) in collaboration with the Government of Bantul conducted selection test for villages officials. The test was conducted from 7:30 to 17:30 pm at campus 1 based on a direct request from the two villages. UAD was the third party in this test in accordance with the policy of Bantul regency stating that in the process of the selection of village officials should involve a third party.

"UAD was proposed to organize the four components of the test, ie, psychological test, general knowledge and regulation test, computer test, and interview." said Gatot Sugiharto, SH, M.H. the person in charge of the selection from UAD.

Two villages in collaboration with UAD were Patalan village of Jetis districts and Guwosari village of Pajangan District. In this test, there were 39 participants involving 26 participants from Patalan to fill the position of the head section (Kasi), 10 participants from Guwosari to fill the position of village officers and 3 participants for sub-village head.

According to Gatot, in the selection, UAD did not have authority to determine the final result of the selection. UAD just gave the score of the test and gave the rank order. Those scores and rank order were submitted to the committee of the two villages.

"UAD is honored to be trusted as a third party. This is not the first time. Faculty of Psychology and community service institutions (LPM) have organized similar test for several times, "said Gatot.

Mudakir, representative of the organizing committee from Pajangan explained that the village committee chose UAD as the third party because UAD was considerated as one of the experienced universities in Yogyakarta. "So the expected completion of these elections will really be useful for the villages," he said again. (Ard)

 

 

 

Teater JAB Lantik Sembilan Anggota Baru

Sembilan  anggota baru Teater Jaringan Anak Bahasa (JAB) dilantik pada Minggu, 4 Desember 2016. Konsep acara pelantikan yang dilaksanakan selama tiga hari tersebut mencakup beberapa rangkaian kegiatan seperti perjalanan, tes mental, pertunjukan, pelantikan, dan lingkaran keluh kesah.

“Kami ingin membuat acara yang sakral untuk teman-teman. Konsep acara ini juga dirancang agar  teman-teman anggota baru dapat menyadari kekurangan masing-masing dan memperbaiki diri,” jelas Bayu Aji Setiawan selaku seksi acara.

Dalam acara pelantikan anggota baru tersebut, masing-masing anggota baru wajib menuntaskan misi yang diberikan oleh panitia. Sembilan calon anggota baru terdiri dari Wisnu Wardhana, Ridho Iqbal S., Riski Ramdhani, M. Nurmansyah, M. Fikron Najib, Farid, Inten Maulida Handari, Dwi Susilawati, dan Destriana Prastica.

Setelah tes mental tersebut selesai, calon anggota baru menampilkan pertunjukkan di depan pengunjung titik nol kilometer, kawasan wisata Malioboro. Kemudian dilanjutkan dengan pelantikan dengan pengucapan sumpah yang dipimpin oleh Ketua Teater JAB, Cahyo Edi Pramono.

Acara terakhir adalah lingkarang keluh kesah yang berlangsung di Taman Budaya Yogyakarta. “Kegiatan tersebut digunakan sebagai media penyampaian keluh kesah bagi anggota baru maupun panitia.” Terang Cahyo.  (dev)

UAD Selenggarakan Ujian Pamong Desa

Selasa (6/12/2016) UAD bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Bantul menyelenggarakan ujian pamong desa. Acara yang diselenggarakan dari pukul 07.30-17.30 WIB di kampus 1 ini berdasar permintaan langsung dari dua desa. UAD berperan sebagai pihak ketiga, karena sesuai dengan kebijakan Kabupaten Bantul, rangka seleksi pamong desa harus melibatkan pihak ketiga dalam rekruitmennya.

“Universitas Ahmad Dahlan (UAD) diminta untuk menyelenggarakan empat komponen tes, yakni tes psikologi, pengetahun umum dan hukum, kemampuan komputer, dan tes wawancara (interview).” Ungkap Gatot Sugiharto, S.H., M.H. selalu penanggung jawab acara dari UAD.

Dua desa yang bersangkutan, Patalan kecamatan Jetis, dan Guwosari kecamatan Pajangan, meminta kerja sama secara langsung kepada pimpinan UAD untuk menyelenggarakan acara ini. Total ada 39 peserta yang mengikuti tes pamong desa, 26 dari Patalan untuk mengisi posisi kepala seksi (kasi) pemerintahan, dan dari Guwosari ada 13 peserta, 10 peserta untuk mengisi kasi dan 3 untuk dukuh.

Menurut Gatot, UAD tidak berhak menentukan siapa yang terpilih, UAD hanya menyodorkan nilai hasil tes dan memberikan perangkingan. Hasil perangkingan kemudian diserahkan kepada panitia yang berasal dari kedua desa tersebut.

“UAD merasa terhormat bisa dipercaya sebagai pihak ketiga. Ini bukan pertama kalinya kami menyelenggarakan ujian pamong desa, sebelumnya Fakultas Psikologi dan LPM sudah beberapa kali menyelenggarakannya.” Terang Gatot.

Mudakir, selaku perwakilan panitia penyelenggara dari Pajangan menjelaskan, panitia desa memilih kerja sama dengan UAD, karena  UAD sebagai salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta sudah sangat berpengalaman dengan masalah ini. Jadi diharapkan penyelesaian dari pemilihan ini nantinya benar-benar bisa bermanfaat, berguna untuk kelurahan dan pedukuhan yang ada di desa-desa. (Ard)

Bazar Buku Melatih Kreativitas Mahasiswa

“Bazar ini dilaksanakan untuk  unjuk bakat bagi mahasiswa PBSI,” ujar Lykha Novitasari mantap. Ketua panitia bazar  ini menjelaskan tujuan digelarnya kegiatan tersebut untuk menyatukan mahasiswa PBSI, memberikan hiburan,  dan meningkatkan kreativitas mahasiswa.

Selama lima hari, 5-10 Desember 2016, aula kampus II UAD ramai oleh mahasiswa PBSI yang mengunjungi bazar. Bazar Buku dan Aksi PBSI ini diselenggarakan dalam rangka penyambutan anggota baru Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (HMPS PBSI) 2016. Bazar ini mengangkat tema “Membaca Buku dan Berkarya, Tingkatkan Kreativitas Mahasiswa”.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, HMPS PBSI merangkul mahasiswa PBSI secara keseluruhan untuk turut serta dalam bazar. Setiap kelas mendapatkan kesempatan beraksi di panggung.  Mahasiswa di pangging dapat bernyanyi, bermain drama/monolog, membaca puisi, dan membaca cerpen.

Secara khusus bazar buku yang digelar menampilkan penerbit ternama Diva Press, Buku-buku inspirasi dari penerbit lain, dan buku-buku koleksi pribadi dari dosen-dosen PBSI (dev).

Mahasiswa BK Juara 3 LKTI di UNESA

Tim yang diketuai oleh Fuad Aminur Rahman, dengan anggota Cecep Maulana, Bekti Tri Utomo berhasil meraih juara 3 dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) yang diselenggarakan di UNESA.

Ketiga mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling (BK) UAD ini mengangkat permasalahan pornografi. Menurut Fuad, banyak orang resah terhadap efek dari pornografi. Banyak dari mereka yang ingin mereduksi perilaku candu pornografi.

Dari permasalahan ini Fuad dan dua temannya mengangkat judul “Mereduksi Perilaku Candu Pornografi Menggunakan Teknik Self-Management”. Dalam tulisannya mereka menawarkan suatu teknik dalam bimbingan konseling, yakni teknik behavior, self-management. Teknik ini adalah cara bagi individu untuk mengelola diri dan memotivasi diri agar menjadi pribadi yang lebih baik.

“Saat proses penulisan kami meminta bimbingan pada pak Caraka terkait dengan Karya Tulis Ilmiah (KTI). Kemudian memperbanyak membaca buku untuk memperbanyak sumber.” Terang Fuad.

Ketika lomba di Surabaya Tim Universitas Ahmad Dahlan (UAD) didampingi oleh Pak Wahyu. Mereka latihan presentasi dan mempelajari materi sebelum hari perlombaan.

“Waktu presentasi kami merasa gugup dan cemas. Kemudian ada pertanyaan dari juri yang bisa kami jawab dan ada yang tidak terjawab secara maksimal karena nervous.” Ungkap Fuad ketika ditemui di Kampus 2 jalan Pramuka.

Bagi Fuad secara pribadi, penulisan KTI penting adanya karena bisa mendukung meningkatkan prestasi akademik. Banyak ilmu yang tidak didapat di kelas, dan hanya didapat dari perlombaan. Selain itu ia juga bisa mempelajari menulis sesuai dengan EYD untuk mendukung skripsi.

“Orangtua, teman, dan dosen adalah motivasi saya. Selain itu saya suka membaca buku-buku motivasi dari orang-orang besar, biografi, dan artikel ilmiah. Sejak SMP saya sudah akrab dengan buku, awalnya suka baca-baca komik, kemudian suka baca tulisan di internet dan lanjut suka baca media masa cetak. Dengan membaca saya memiliki banyak referensi.” Ungkap Fuad.

Tujuan selanjutnya yang ingin dicapai oleh Fuad setelah mendapat juara di LKTIN adalah membagikan ilmunya kepada orang lain. Ia termotivasi untuk terus belajar dan mencoba hal-hal baru yang belum diketahui.

“Saya ingin membanggakan orangtua dan prodi dengan ilmu yang saya miliki, karena prinsip hidup saya adalah do the best, and don’t feel the best. Lakukan yang terbaik, tapi tetap jangan merasa yang paling baik.” Pungkas Fuad.