STATE UAD Selenggarakan Workshop Applied Technology and Enterpreneurship

Salah satu lembaga baru Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, The Service of Training for Applied Technology and Enterpreneurship (STATE), menyelenggarakan workshop tentang aplikasi teknologi dan kewirausahaan. Acara ini bekerja sama dengan Programma Uitzanding Manager (PUM) Belanda, yang dilaksanakan pada Rabu (19/4/2017). Workshop dihadiri oleh para pelaku bisnis, akademisi, dan pegawai pemerintah.

Hadir sebagai pembicara pertama S.R. Yunastuti dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Pusat, dengan materi “How to Export Your Product”. Kemudian pembicara kedua Mrs. Carolina van HM Verhoeven dari PUM Belanda menjelaskan mengenai “Training for Applied Technology and Enterpreneurship”.

Acara yang berlangsung di Hotel Puri Artha, Jl. Cendrawasih 36, Demangan, Yogyakarta tersebut dibuka oleh Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum. Ia mengharapkan, ke depannya STATE UAD bisa bekerja sama dengan PUM agar dapat menjadi lembaga yang menghubungkan antara pelaku bisnis, akademisi, dan pemerintah.

Pada acara tersebut, Yunastuti menjelaskan tentang tata cara dan peluang mengekspor barang ke luar negeri.

“Saat ini ekspor di Indonesia didominasi oleh perusahan-perusahaan besar. Fenomena ini sebenarnya bisa menjadi peluang besar Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk bisa unjuk gigi di ranah ekpor,” papar Yunastuti.

Di sisi lain, Caroline menerangkan cara membuat dan menjual suatu produk agar bisa meningkatkan pendapatan ekonomi pribadi dan negara. Menurutnya, seorang pengusaha harus memperhatikan produk yang dibutuhkan konsumen. Selain itu, pengolahan produk, packing, dan pemasaran harus baik agar mendapat hasil yang maksimal. (ard)

Makrab Tiga Pilar: Kembali kepada Akar

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) kembali menggelar acara Malam Keakraban (makrab) tiga pilar yang diikuti oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS), Teater Jaringan Anak Bahasa (JAB), dan Kreativitas Kita (Kreskit). Acara tersebut diselenggarakan pada 15-16 April 2017 di Turi, Karanggeneng, Sleman. Tujuan diadakannya makrab tiga pilar tersebut yaitu agar terjalin persaudaraan yang semakin dekat antara HMPS, Teater JAB, dan Kreskit. Adapun tema makrab yaitu “Kembali kepada Akar”.

 

Jemi selaku ketua makrab menuturkan bahwa tema tersebut bermakna sejarah, seperti pohon yang terus berkembang dari biji, kecambah, batang pohon, cabang, ranting, daun, bunga, buah.

“Seperti itulah sejarah yang terus berkembang. Kita sebagai generasi muda patut mengingat kembali sejarah yang pernah terjadi sebelumnya yang berkaitan dengan ketiga organisasi tersebut. Kembali mengingat masa lalu agar tidak hilang oleh waktu dan sejarah,” ungkap Jemi. 

 

Makrab pun berlangsung dengan lancar, yang dibuka oleh dosen PBSI, Yosi Wulandari, M.Pd. Adapun beberapa dosen lain yang ikut hadir dalam acara tersebut yaitu Iis Suwartini, M.Pd. dan Denik Wirawati, S.Pd., M.Pd. Pembukaan ini dilakukan dengan seremonial pemecahan balon yang diikuti oleh masing-masing ketua HMPS, Teater JAB, dan Kreskit, serta dosen Yosi Wulandari.

 

“Seremonial pemecahan balon bermakna sebuah harapan, yaitu agar makrab tiga pilar yang dikuti HMPS, Teater JAB, dan Kreskit dapat bekerja sama, saling bahu membahu, membantu dalam segala hal, memecahkan masalah bersama, yang bertujuan baik bagi prodi PBSI maupun ketiga organisasi tersebut,” tambah Jemi.

 

 Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan acara inti yang diisi oleh Sule Subaweh. Ia adalah orang yang pertama kali menghidupkan organisasi tiga pilar tersebut. Acara inti pun diisi dengan berbagai cerita-cerita menarik, yaitu mengingat kembali masa lalu, tentang ketiga organisasi tersebut dulunya diperjuangkan hingga bisa menjadi besar seperti sekarang ini.

 

Makrab tiga pilar ini pun diwarnai dengan sejumlah permainan outbound yang membangun kerja sama tim. Setelah itu, penutupan  makrab diisi dengan pembagian hadiah outbound yang berlangsung dengan  meriah. Jika makrab tiga pilar ini dapat menjalin persaudaraan antarorganisasi di PBSI, bagaimana dengan organisasi di prodi lainnya?

Dengan diadakan makrab tiga pilar setiap tahun, semoga menjadi teladan bagi prodi-prodi lain yang memiliki banyak organisasi di setiap prodinya. Acara ini tentu saja sebagai sarana untuk membangun terjalinnya persaudaraan. (Es)

UAD Beri Bantuan Pendidikan

Setelah menggelontorkan dana sebesar 3,4 miliar untuk membangun Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Wonosobo, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap pendidikan. Kali ini, UAD memberi bantuan kepada SD Muhammadiyah Munggang Wetan, Samigaluh, Kulon Progo.

Bantuan tersebut senilai 67,5 juta yang akan digunakan sebagai dana beasiswa bagi siswa SD Muh. Munggang Wetan. Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum. mengharapkan bantuan berupa fresh money tersebut bisa memberikan dampak positif bagi sekolah.

“Sebagai salah satu bagian dari Amal Usaha Muhammadiyah, UAD memiliki tanggung jawab untuk memajukan bidang pendidikan. UAD akan membangkitkan SD Muh. Munggang Wetan agar lebih dikenal masyarakat luas,” terang Kasiyarno.

Selain bantuan dari UAD, ada bantuan berupa 2 sepeda motor dari Direktur Utama Surya Citra Mandiri, Kamiran Qomar. Sepeda motor ini nantinya akan digunakan sebagai sarana transportasi untuk menunjang mobilitas sekolah.

Penyerahan bantuan tersebut diberikan kepada Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kulon Progo yang kemudian diteruskan dan diterima secara langsung oleh Kepala Sekolah SD Muh. Minggir Wetan, yakni Sutarja, A.Ma.Pd. (ard)

Kustati Nurul Hidayah: Lulusan UAD Wajib Transfer Ilmu

“Yang paling utama tujuan saya adalah transfer ilmu,” ujarnya mantap.

Kustati Nurul Hidayah, S.S., alumnus Fakultas Sastra, Budaya, dan Ilmu Komunikasi (FSBK) Prodi Sastra Inggris Universitas Ahmad Dahlan (UAD)tersebut beberapa kali sempat mengurai senyum di sela-sela wawancara. Gadis kelahiran Bima, 23 tahun lalu itu dijadwalkan berangkat ke Thailand Selatan pada 27 April 2017 mendatang. Melalui program Alumni Mengajar ke Luar Negeri yang diselenggarakan oleh Kantor Urusan Internasional (KUI) UAD, Nurul akan mengajar di Anuban Sattun School, Thailand Selatan.

“Sebagai mahasiswa fresh graduate, saya merasa perlu untuk menyalurkan ilmu yang saya dapat selama kuliah. Sekaligus untuk mengukur kemampuan. Saya ingin lihat sejauh apa kemampuan saya dan ilmu yang saya dapat selama kuliah.”

Nurul menjelaskan, kesempatan ini ia dapatkan karena rekomendasi dari pihak Fakultas FSBK. Setelah rekomendasi dari fakultas, kemudian ia mendaftar ke KUI untuk mengikuti seleksi. Saat dinyatakan lolos seleksi, ia mengaku sangat senang sekaligus takut.

“Lebih ke pikiran, apakah saya sanggup mengemban tanggung jawab yang sangat besar ini? Karena saya bukan hanya membawa nama sendiri, tetapi juga membawa nama UAD, bahkan Indonesia. Tapi saya yakin pasti bisa,” jelasnya ketika ditanya perihal ketakutan sebelum berangkat ke luar negeri.

Ia mengaku masih ada keraguan dalam hal teknis, seperti administrasi ketika menjadi guru. Sebagai mahasiswa sastra murni, ia tidak mempelajari silabus atau RPP dan administrasi sejenis yang diperlukan seorang guru. Tetapi, itu tidak menyurutkan tekadnya.

“Hal-hal teknis semacam itu bisa dipelajari, yang penting bukan tingkah laku atau manner. Soal adaptasi saya tidak takut, karena pada dasarnya manusia akan menyesuaikan diri,” jelas Nurul.

Walaupun tidak mendapatkan matakuliah tentang pengajaran dan pendidikan, ia yang pernah tergabung dalam Tenaga Muda Ahmad Dahlan memiliki pengalaman mengajar selama tiga bulan. Nurul bersama kawan-kawan mengajar di balai desa daerah belakang terminal Giwangan. Siswa-siswa yang diampu kebanyakan adalah anak broken home dan putus sekolah.

“Mengajar di rumah belajar seperti itu lebih sulit, saya kira. Sebab, kami bukan cuma mengajar pelajaran, tetapi juga sopan santun dan memberikan motivasi, manajemen kelasnya juga lebih sulit daripada di sekolah biasa. Apalagi anak-anaknya banyak yang tidak mau belajar karena merasa sudah kehilangan harapan,” terang Nurul.

Selain tergabung dalam Tenaga Muda Ahmad Dahlan, pengagum sastrawan klasik Jane Austen tersebut juga pernah tergabung dalam sebuah komunitas menulis bernama rewords. Dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ia pun pernah menjabat sebagai sekretaris umum bidang keilmuan, kepala bidang kader, dan kepala bidang organisasi

Nurul mengaku, meskipun mengambil jurusan sastra murni, ia tidak asing dengan proses belajar-mengajar. Apalagi ia dibesarkan oleh kedua orang tua yang berprofesi sebagai guru. Ia paham betul ketika kedua orang tuanya pulang ke rumah dengan membawa sejuta cerita tentang anak-anak didiknya di sekolah. Itulah yang membuatnya berkeyakinan bahwa guru adalah pekerjaan yang paling mulia. (dev)

Milad Farmasi UAD ke-21 dan Penandatanganan MoU dengan PDIAI

Memperingati milad ke-21, Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (FFARM-UAD) Yogyakarta mengadakan familiy gathering di green hall kampus 3 UAD, Minggu (16/4/2017). Pada kesempatan ini, turut hadir senior dan penggagas Fakultas Farmasi, Rektor UAD, Ketua Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia (PDIAI), serta dosen dan mahasiswa Farmasi.

Di sela-sela acara milad yang mengusung tema “Membangun rasa kekeluargaan dan bersama-sama menggapai cita-cita”, ada penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Fakultas Farmasi dan PDIAI yang disakiskan oleh Dr. Kasiyarno, M.Hum. selaku Rektor UAD. Fokus kerja sama kedua belah pihak terkait dengan peningkatan kompetensi lulusan Farmasi UAD.

Dekan Fakultas Farmasi, Dr. Dyah Aryani Perwitasari, M.Si.,Ph.D.,Apt., menjelaskan, milad kali ini bertujuan untuk mempererat kekeluargaan di antara keluarga besar farmasi dan menciptakan sinergi antara mahasiswa dan dosen. Selain itu, pada sambutannya, ia juga menyampaikan laporan tahunan Fakultas Farmasi tahun 2016/2017.

Seperti milad sebelumnya, milad kali ini juga memberikan penghargaan untuk dosen dan mahasiswa berprestasi. Mahasiswa berprestasi pertama atas nama Dwi Nur Fitria, kedua Fikri Rozi, dan ketiga Yeni Kartini. Sedangkan bagi dosen, ada berbagai macam kriteria seperti prestasi di bidang pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, dan publikasi.

Pada sambutannya, Rektor UAD Dr. Kasiyarno, M.Hum. memberikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap Fakultas Farmasi. Menurutnya, fakultas ini telah menjadi daya tarik tersendiri bagi UAD.

“Fakultas Farmasi telah menjadi magnet bagi masyarakat dengan akreditasi yang memuaskan. Semoga cita-cita untuk meraih akreditasi ASEAN bisa segera terwujud, dan kalau berhasil Farmasi akan menjadi fakultas pelopor di UAD,” paparnya. (ard)

Iis Ani Safitri: Move On and Let’s Go!

Siapakah perempuan ini? Ia adalah IIs Ani Safitri, mahasiswa semester 8 Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Univesitas Ahmad Dahlan (PGSD-UAD). Perempuan kelahiran Baron, Tambak Romo, Ponjong, Gunungkidul ini memiliki banyak prestasi di jenjang pendidikannya. Dari SD hingga kini, ia masih terus menorehkan karya dan prestasi. Namun, ada beberapa hal yang tidak banyak diketahui oleh orang lain. Ternyata, perempuan yang akrab dipanggil Iis ini sejak kecil ditinggal merantau oleh kedua orang tuanya karena perekonomian. Sehingga, sejak dini ia sudah diajarkan cara mengatur waktu dan keuangan dengan baik.

Sejak SD (SD N 2 Tambak Romo) banyak prestasi yang pernah diraih Iis, dari kelas 1 hingga kelas 6, ia selalu meraih peringkat pertama di kelas, kecuali kelas 2. Ia juga sering mengikuti berbagai perlombaan walaupun tidak mendapatkan juara. Di SMP (SMP N 2 Eromoko), Iis aktif di Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Hingga jenjang SMA (SMA N 1 Karangmojo), ia sudah belajar mandiri dengan tinggal di kos karena letak sekolah yang jauh dari rumahnya. Lomba Karya Ilmiah Remaja (KIR) tingkat provinsi pernah ia ikuti di jenjang ini, namun berhenti di tingkat kabupaten dan hasil karyanya dipamerkan di Benteng Vredeburg Yogyakarta.

            Memasuki jenjang perkuliahan, Iis berambisi agar dapat masuk di universitas negeri dengan alasan biaya lebih ringan dan tidak ingin membebani kedua orang tuanya. Namun Tuhan berkehendak lain, Iis harus menerima kenyataan untuk menempuh perkuliahan di universitas swasta. Akibat hal tersebut, ia terpuruk selama kurang lebih satu bulan. Tak ingin selalu terpuruk dalam kesedihan, perempuan yang memiliki hobi menulis ini mulai bangkit. Ia aktif di organisasi HMPS PGSD, IMM BPP, IMM Pimpinan Cabang hingga sekarang, dan Sahabat Dakwah (naungan BEM UAD).

Pada jenjang perkuliahan tersebut, Iis menorehkan banyak prestasi di antaranya meraih juara pertama (tunggal) Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) yang diselenggarakan dalam rangka Pagelaran Pendidikan Dasar Nasional (PPDN), juara 3 (tim) Lomba KTI di Pekanbaru, juara 3 (tunggal) Lomba KTI dalam rangka PPDN di Banjarmasin, hingga meraih medali emas dan perunggu (tim) dalam event internasional yang diselenggarakan oleh UNESA di Surabaya, yaitu menghasilkan produk Te’Lisa (olahan kulit salak menjadi teh) dan Komik Budaya Jawa.

Masih haus prestasi, kembali mahasiswi yang terlahir sebagai anak tunggal ini menyalurkan ilmunya dengan menjadi pemakalah di Seminar Nasional yang diselenggarakan di Jogja Expo Center (JEC) dan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).

Iis juga pernah menjadi pemakalah Seminar Internasional di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Selanjutnya, perempuan ini kembali eksis dengan mengikuti Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) UAD, tetapi sayang ia gagal di 15 besar tingkat universitas. Hal tersebut tidak menyurutkan Iis untuk selalu berkarya dan berprestasi.

            “Motivasi terbesar adalah orang tua saya. Saya mengerti bahwa mereka bekerja dengan gigih untuk saya. Jadi, saya mengimbangi dengan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk mereka dan orang-orang di sekeliling saya. Jadilah orang yang menginspirasi dengan selalu belajar dan terus belajar. Untuk teman-teman, mumpung masih kuliah, jangan membuang waktu dengan sia-sia. Seperti apa yang dikatakan oleh pepatah, ‘Waktu itu ibarat pedang, jika kamu salah menggunakannya maka kamu akan terpotong-potong sendiri’,” tuturnya dengan tersenyum. ™

Segudang Prestasi Ketua UKM Sepak Bola UAD

Ia adalah Rahmat Sri Mashuri. Di balik penampilannya yang sederhana, ternyata laki-laki ini memiliki segudang prestasi luar biasa. Tercatat, prestasinya tidak hanya di bidang akademik, tetapi juga non-akademik.

Sejak SD, lelaki yang beralamat di Mulusan, Paliyan, Gunungkidul ini telah menjuarai banyak perlombaan. Ketika di SD Muhammadiyah Mulusan 2, Rahmat sering menjuarai lomba MTQ, di antaranya juara 2 lomba MTQ dan juara 1 lomba Hafalan Surat Pendek tingkat kabupaten. Lebih lanjut, saat menempuh pendidikan di SMP N 2 Wonosari, laki-laki kelahiran 16 Februari 1995 ini kembali menyabet prestasi di bidang keagamaan, yaitu juara 3 lomba MHQ tingkat kabupaten dan juara 1 lomba MTQ tingkat provinsi.

Tidak berhenti di situ, Rahmat terus membuat prestasi saat bersekolah di SMK N 2 Wonosari, yakni sebagai juara 3 lomba MTQ tingkat provinsi.

Kini, laki-laki yang suka membaca ini tercatat sebagai mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Ahmad Dahlan (PGSD-UAD). Ia dikenal mahir dalam mengumandangkan adzan, bahkan beberapa kali diminta untuk menjadi juri dalam beberapa perlombaan adzan.

Rahmat mengaku, bimbingan mengaji dari kedua orang tua telah membuatnya lancar membaca al-Quran.

“Sejak kecil, ibu dengan telaten mengajarkan saya qaari’ah. Kalau adzan, awalnya diajari oleh sahabat saya sejak SMK, kemudian saya berulang kali mendengarkan variasi-variasi adzan yang ada di dunia melalui Youtube, lalu saya tiru gaya-gaya adzannya,” ungkapnya saat diwawancarai melalui WhatsApp.

Laki-laki yang mempunyai hobi bermain sepak bola dan wedangan ini sekarang menjadi Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Sepak Bola UAD. Bersama tim-nya, ia sedang berproses untuk membawa UAD FC ke kejuaraan Regional DIY pada April 2017 mendatang.

“Doakan semoga kami bisa meraih juara 1, ya,” ucapnya.

Rahmat berharap kepada teman-teman agar mau tampil di luar Prodi PGSD serta selalu membawa nama baik Prodi PGSD di bidang apa pun.

“Jadikan hidup ini bermanfaat!” tutupnya. (TR)

 

EVa Echa 2017

Dalam rangka menyambut milad Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) ke-33, HMPS PBI (Edsa) berkolaborasi dengan Prodi PBI mengadakan acara EVa Echa  (English Vaganza dan Edsa Champion). Rangkaian acaranya sebagai berikut.

1. PBI Got Talent (9 April)

2. Essay Writing dan Mawapres (10 April – 8 Mei) *revisi di pamflet

3. Futsal (30 April -1 Mei) 

4. English Speech dan Badminton (14 Mei 2017)

5. Famgath (7 Mei)

6. Promnite (21 Mei)

 

Puncak acara ini akan diselenggarakan di promnite sebagai closing dari acara milad PBI ke-33.

 

Info lebih lanjut: 082324739389

General Lecture Teknik Industri

Program Studi (Prodi) Teknik Industri telah melaksanakan acara General Lecture dengan pembahasan “Lean Manufacturing” oleh Prof. Dr. Ir. Wan Azhar Wan Yusoff dari Faculty Of Manufacturing Engineering Universiti Malaysia Pahang (UMP) Malaysia. Acara ini dilaksanakan pada Kamis, 06 April 2017 yang bertempat di ruang Auditorium A Kampus 3 Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Acara yang dihadiri mulai dari angkatan 2012 hingga angkatan 2016 diawali dengan pembukaan, acara inti General Lecture, dilanjutkan tanya jawab dan diakhiri dengan pemberian cendra mata dari UAD ke UMP dan dari UMP ke UAD kemudian penutup.

Prof. Dr. Ir. Wan Azhar Wan Yusoff menjelaskan materi mengenai Lean Manufacturing. Lean Manufacturing merupakan salah satu mata kuliah pilihan yang ada di Prodi Teknik Industri. Lean Manufacturing adalah praktik produksi yang mempertimbangkan segala pengeluaran sumber daya yang ada untuk mendapatkan nilai ekonomis terhadap pelanggan tanpa adanya pemborosan, dan pemborosan inilah yang menjadi target untuk dikurangi. Beberapa isi dari materinya yaitu mengenai implementasi dalam bidang industri, permasalahan yang ada di bidang industri, perbedaan antara manufacturing system dan lean mafucturing juga beberapa hal lainnya yang berhubungan dengan Lean Manufacturing.

Selain melanjutkan Memorandum of Understanding (MoU) dengan pihak UMP, Annie Purwanie STP. M.T yang akrab disapa Annie juga mengatakan bahwa “harapan diadakannya General Lecture guna menambah wawasan bagi mahasiswa Teknik Industri.” Selain itu, salah satu visi prodi Teknik Inudstri yang dapat dikenal oleh masyarakat ASEAN juga menjadi harapan dari Annie selaku Kaprodi Teknik Industri.

“Acara yang menarik, dengan pemateri yang bagus sehingga dapat menambah pengetahuan kita khususnya bagi mata kuliah Lean Manufacturing, teruntuk bagi kita yang sudah menndapatkan mata kuliah itu disemester kemarin, sehingga kita dapat menyesuaikan ilmu yang didapat pada saat kuliah dengan ilmu yang didapat dari penyampaian materi pada acara ini.” Imbuhnya ketika ditemui di ruang Auditorium A oleh M. Rizqi dari mahasiswa angkatan 2014.

Penyampaian materi dari pembicara dengan menggunakan bahasa inggris dan bahasa melayu merupakan salah satu kendala bagi peserta, sehingga peserta tidak begitu mengerti dengan apa yang disampaikan. Selain itu, faktor lainnya adalah karena dari peserta sendiri belum mendapatkan mata kuliah tersebut, jadi sukar untuk disinkronkan dari materi yang didapat dalam kuliah dengan materi yang disampaikan pada general acara tersebut.

Riri Dwi A. Dan Tomy Hajar dari mahasiswa angkatan 2015 mengungkapkan komentarnya mengenai acara General Lecture yang menurutnya “materi yang disampaikan baik, tapi ada satu kendala yaitu bahasa, sehingga kita tidak begitu mengerti apa yang dijelaskan.”

 

Teater JAB Luncurkan Palka

Teater Jaringan Anak Bahasa (JAB) kembali meluncurkan sebuah antologi puisi. Buku ini memuat puisi-puisi karya anggota JAB yang tercatat masih aktif sebagai mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta.

Antologi puisi berjudul Palka ini diluncurkan pada Forum Apresiasi Sastra (FAS) yang diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI-UAD) bekerja sama denga Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) PP Muhammadiyah.

Peluncuran yang dilangsungkan Rabu (12/4/2017) di hall kamus 2 UAD, Jl. Pramuka 42, menghadirkan penyair senior Yogyakarta Indrian Koto sebagai pemantik diskusi. Koto merupakan kurator dari antologi puisi Palka.

“Di dalam buku ini memuat puisi dengan tema yang berbeda-beda. Setiap penulis memiliki karakter masing-masing. Tidak ada penulis yang menjadi ‘tokoh utama’, mereka semua sama rata,” terang Koto.

Menurut penuturan Ketua JAB, Bayu Aji Setiawan, gagasan untuk menerbitkan antologi puisi muncul sebagai bentuk kesadaran pendokumentasian karya.

“Kami merasa karya teman-teman JAB harus didokumentasikan dalam bentuk buku. Eman-eman apabila puisi mereka hanya disimpan untuk dibaca sendiri. Karya mereka harus dipublish agar dibaca banyak orang,” terang Bayu. (ard)