PBSI Gelar Olimpiade Bahasa Indonesia Tingkat Nasional

Menyambut bulan bahasa yang jatuh pada bulan Oktober mendatang, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan (Prodi PBSI UAD) bersama Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) menggelar serangkaian lomba tingkat nasional. “Mengukuhkan Bahasa Indonesia sebagai Identitas Diri Bangsa Indonesia” dijadikan tema dalam acara ini. Rangkaian perlombaannya mencakup olimpiade bahasa Indonesia tingkat nasional, lomba penulisan esai tingkat nasional, dan lomba musikalisasi puisi se-DIY-Jateng.

“Acara ini juga bertujuan untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober. Sumpah Pemuda adalah cikal bakal bahasa nasional, bahasa Indonesia. Sehingga dengan adanya olimpiade bahasa ini, kami berharap akan tumbuh kesadaran tentang pentingnya bahasa Indonesia di kalangan mahasiswa dan siswa,” tutur ketua panitia, Giga Ikhlas Kusuma.

Mahasiswi asal Kendal tersebut pun berharap agar informasi tentang rangkaian perlombaan bulan bahasa ini tersebar luas agar banyak siswa dan mahasiswa yang mengikuti lomba tingkat nasional seperti ini.

Pendaftaran ketiga ranting lomba akan dibuka pada 25 Agustus 2017 hingga 25 September 2015. Pada ranting lomba esai tingkat nasional, formulir dan berkas dikumpulkan melalui surel ke pbsiuadyk@gmail.com. Sedang pada ranting lomba olimpiade bahasa Indonesia tingkat nasional dan lomba musikalisasi puisi akan dilaksanakan pada 15 Oktober 2017 di kampus II UAD.

Yosi Wulandari, M.Pd., dosen sekaligus pendamping HMPS PBSI menyatakan bahwa rangkaian perlombaan tingkat nasional ini adalah sebuah pembaruan bagi Prodi PBSI, penyesuaian akreditasi.

“PBSI sudah terakreditasi A, maka tidak bisa lagi membuat acara tingkat universitas saja atau tingkat regional. Harus ada penyesuai dan pembaruan, yakni harus yang luar biasa, tingkat nasional,” jelasnya saat diwawancarai di Laboratorium Jurnalistik dan Kepenyiaran, kampus II UAD.

Ia juga menuturkan bahwa olimpiade bahasa Indonesia tingkat nasional ini terlaksana karena kerisauan atas kondisi bahasa Indonesia yang tidak lagi dielu-elukan siswa, tidak seperti olimpiade bidang lain seperti matematika, sains, atau bahasa Ingris. Maka dengan olimpiade ini diharapkan dapat mengembalikan kejayaan bahasa Indonesia. (dev)

UAD Berangkatkan 10 Mahasiswa AIMS ke Thailand dan Malaysia

 

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta akan memberangkatkan 10 mahasiswa yang mendapat beasiswa ASEAN International Mobility for Student (AIMS) ke Thailand dan Malaysia.

Beasiswa ini merupakan program Kemenristek Dikti bekerja sama dengan negara-negara ASEAN dan 3 negara ASIA (Tiongkok, Korea, Jepang). Menurut penuturan Ida Puspita, M.A.,Res, Kepala Kantor Urusan Interasional (KUI), UAD menjadi salah satu perguruan tinggi yang dipercaya mendapat program beasiswa AIMS.

“Ada 12 perguruan tinggi negeri dan swasta yang menerima AIMS, 9 PTN dan 3 PTS. UAD merupakan satu-satunya perguruan tinggi swasta Islam,” papar Ida saat memberi sambutan pada acara pelepasan dan pembekalan mahasiswa yang akan diberangkatkan ke Thailand dan Malaysia, Rabu (12/7/2017).

Rencananya, 6 mahasiswa terpilih dari Program Studi Bahasa dan Sastra Arab dan 4 dari Sastra Inggris akan kuliah di tiga universitas berbeda, Universiti Malaya, Universiti Teknologi Mara, dan University  Thailand.

Prof. Dr. Sarbiran, M.Ed.,P.hD. selaku Wakil Rektor IV secara resmi melepas kesepuluh mahasiswa. Ia juga mengimbau agar para mahasiswa tetap menjaga nama baik UAD. Ia berharap, setelah selesai melaksanakan studi di luar negeri, para mahasiswa dapat mengembangkan dan mentransferkan ilmu yang didapat. (ard)

Daftar Penerima Beasiswa AIMS Kemenristek Dikti

Sisa Empat Laga, UAD FC seperti Final

Sisa empat laga, Universitas Ahmad Dahlan Football Club (UAD FC) di putaran kedua Liga 3 (Liga Nusantara) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) harus benar-benar dimaksimalkan. Pasalnya, saat ini UAD FC hanya mengumpulkan 5 poin dari total 4 pertandingan awal di putaran pertama.

Sudarmaji, pelatih UAD FC, menginginkan timnya dapat meraih hasil maksimal pada semua laga agar memiliki peluang untuk masuk ke semifinal.

“Bagi kami, empat pertandingan pada putaran kedua adalah final. Kami harus mengerahkan semua yang kami miliki. Ini semata-mata untuk menjawab kepercayaan yang telah diberikan kepada kami,” ungkapnya sesaat setelah timnya mengandaskan perlawanan Tunas Jogja 3-1.

Pertandingan berikutnya, UAD FC akan menghadapi PERSIG (Gunungkidul), PERSIKUP (Kulon Progo), dan PS HW (UMY). (ard)

 

Jadwal tanding UAD FC di putaran kedua Liga 3 (Liga Nusantara)

Main Away, UAD FC Tundukkan Tunas Jogja 3-1

Bermain di kandang Tunas Jogja di Lapangan Minggiran, Minggu (9/7/2017), Universitas Ahmad Dahlan Football Club (UAD FC) berhasil menang dengan skor meyakinkan 3-1. Tiga gol UAD FC diciptakan oleh Andi, Yoko, dan Alfon.

Pelatih UAD FC, Sudarmaji, merasa bangga terhadap anak asuhnya. Menurutnya, penampilan melawan Tunas Jogja adalah salah satu bentuk permainan terbaik selama Liga 3 PSSI (Liga Nusantara) 2017 Regional Yogyakarta bergulir.

“Kemenangan ini merupakan hasil maksimal yang patut kami syukuri. Dengan kemenangan away, kami mengharap ke depan anak-anak lebih percaya diri. Kami mengangap setiap petandingan sebagai final, dan empat perandingan sisa harus kami maksimalkan.”

Saat jeda kompetisi, Sudarmaji memberikan liburan yang cukup bagi anak asuhnya. Bahkan beberapa pemain diberikan libur ekstra untuk me-refresh diri. Di samping liburan, Sudarmaji tetap memberikan PR bagi para pemain agar kondisi fisik tetap terjaga.

Selain itu, UAD FC juga mendatangkan seorang psikolog untuk meningkatkan mental pemain.

“Di bulan puasa, kami sempat mendatangkan psikolog. Saya sengaja tidak ikut agar para pemain bisa menyampaikan keluhannya. Kalau ada pelatih, biasanya pemain enggan untuk menyampaikan keluhannya, mungkin mereka takut dengan saya,” ungkapnya.

Pada putaran kedua Liga Nusantara ini, UAD FC menambah empat pemain muda baru untuk memperkuat lini tengah dan depan. Para pemain itu ialah Cantona, Alfon, Yoko, dan Diko. Empat pemain baru ini memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap permainan UAD FC sehingga bisa menundukkan Tunas Jogja di kandangnya. (ard)

UAD Lepas Tujuh Calon Jemaah Haji

Bersamaan dengan pengajian syawalan 1438 H, Rabu (5/7/2017), Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta melepas tujuh calon jemaah haji. Mereka merupakan keluarga akademik UAD.

Menurut Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum., ketujuh calon jemaah berangkat dengan menggunakan biaya pribadi.

“Saat ini UAD hanya membantu untuk umrah dosen maupun karyawan, karena untuk haji terlalu lama antreannya,” jelasnya.

Dr. Khoiruddin Bashori, M.Si., mewakili rombongan, meminta izin dan berpamitan kepada seluruh keluarga besar UAD untuk melaksanakan ibadah haji.

Ketujuh calon jemaah haji tersebut antara lain Dr. Khoiruddin Bashori, M.Si., beserta istri (F. Psikologi), Norma Sari S.H.,M.Hum., beserta suami (F.Hukum), Abdul Mukhlis, S.Ag.,M.Ag., beserta istri (FAI), Imam Santosa, S.T.,M.T., beserta istri (FTI), Wahyu Widyaningsih, S.Si.,M.Si.,Apt., beserta suami (F.Farmasi), Dr. Budi Santoso, M.Pd., beserta istri (pascasarjana), dan Trianik Widyaningrum S.Si.,M.Si (FKIP). (ard)

UAD Adakan Pengajian Syawalan 1438 H Sekaligus Lepasan Calon Jemaah Haji

“Momen ini kami manfaatkan untuk saling memaafkan, memperkokoh persaudaraan dan kebersamaan, utamanya dalam rangka membesarkan UAD.” Begitulah yang disampaikan Dr. Kasiyarno, M.Hum.

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta mengadakan pengajian Syawalan 1438 H dan pelapasan calon jemaah haji, Rabu (5/7/2017). Acara tersebut berlangung di auditorium kampus 1 UAD Jl. Kapas 9, Semaki, Yogyakarta.

Pada acara ini, Prof. Dr. H. M. Amien Rais M.A. diundang sebagai pengisi pengajian. Hampir sebagian besar dosen, karyawan, dan perwakilan mahasiswa menghadiri pengajian yang berlangsung setiap pascalebaran ini.

Rektor UAD, Kasiyarno, menyampaikan pengajian syawalan ini bertujuan sebagai media untuk mengumpulkan seluruh warga UAD.

“Harapan saya kebersamaan menjadi nomor satu, yang kedua komitmen kerja, karena ke depan tantangan akan semakin berat,” paparnya.

Selain pengajian Syawalan, UAD juga melepas tujuh calon jemaah haji yang berasal dari keluarga akedemik UAD. Di akhir acara pengajian syawalan ada pembagian door prize dan perjamuan bersama.

Ketujuh calon jemaah haji tersebut antara lain Dr. Khoiruddin Bashori, M.Si., beserta istri (F. Psikologi), Norma Sari S.H.,M.Hum., beserta suami (F.Hukum), Abdul Mukhlis, S.Ag.,M.Ag., beserta istri (FAI), Imam Santosa, S.T.,M.T., beserta istri (FTI), Wahyu Widyaningsih, S.Si.,M.Si.,Apt., beserta suami (F.Farmasi), Dr. Budi Santoso, M.Pd., beserta istri (pascasarjana), dan Trianik Widyaningrum S.Si.,M.Si (FKIP). (ard)

Upaya UAD Antisipasi Radikalisme

"UAD telah bekerja sama dengan civitas dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai perwakilan mahasiswa untuk mencegah adanya gerakan radikal," kata Rektor Dr. H. Kasiyarno, M.Hum. di sela-sela acara Syawalan Keluarga Besar Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta di kampus I Jalan Kapas 9 Yogyakarta, Rabu (5/7/2017).

"Kami percaya BEM, apalagi saat ini BEM UAD dipercayakan kepada Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Hal tersebut diharapkan bisa mengantisipasi kegiatan-kegiatan yang dinilai menyimpang," lanjutnya.

Rektor yang juga merupakan ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) wilayah V ini mengatakan antisipasi sudah lama dilakukan. Sebenarnaya isu radikalisme di lingkungan kampus bukanlah hal baru, hanya saja saat ini semakin gencar.

Untuk itu, Kasiyarno mengimbau kepada civitas UAD untuk bekerja sama, saling mengingatkan, dan menjaga. Tanpa sinergitas, sulit membangun UAD. Karena itu, kunci sukses adalah kerja, kerja, dan kerja.

Syawalan tersebut menghadirkan Prof. H.M. Amien Rais, M.A., mantan Ketua PP Muhammadiyah untuk mengisi tausiah.

Lidya Tarmizani Putri: Di Manapun Harus Tetap Belajar

“    Berikanlah sebanyak mungkin, maka kamu akan mendapat balasan sebanyak apa yang sudah kamu berikan, bahkan lebih.”

 

Bagi Lidya Tarmizani Putri, mengikuti ajang Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) di tingkat Kopertis V dan Nasional merupakan kesempatan langka yang luar biasa untuk unjuk kemampuan diri dan mengharumkan nama Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Perempuan yang aktif berkegiatan di Debating Competition (DECO) Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) UAD ini merupakan juara 2 Mawapres Kopertis V Yogyakarta. Ia menjadi salah satu perwakilan Mawapres dari Yogyakarta di tingkat nasional.

“Saya sangat berterima kasih kepada UAD, khususnya teman-teman DECO. Di DECO, ada tradisi untuk mengirim Mawapres sehingga saya sangat termotivasi untuk terus mengembangkan diri di bidang akademik maupun non akademik. Secara pribadi keinginan mengikuti Mawapres adalah untuk membanggakan orang tua dan memiliki banyak prestasi,” ungkap Lidya ketika diwawancarai di kampus 2 UAD, Jl. Pramuka 42.

Dari penuturan Lidya, orang tuanya tidak memiliki tuntutan lebih di bidang akademik. Keduanya hanya menginginkan pendidikan yang terbaik bagi anaknya. Alasannya memilih bergabung dengan DECO karena sejak SMA ia suka debat.

“Dari SD tidak begitu suka pelajaran bahasa Inggris. Pekerjaan Ibu sebagai Tentara Nasional Indonesia (TNI) membuat keluarga sering berpindah-pindah tempat tinggal, sehingga bahasa menjadi salah satu kendala. Tetapi waktu SMP saya mulai menyukainya karena ada ujian bahasa Inggris sehingga saya harus mempelajarinya. Singkatnya berawal dari tidak suka menjadi suka.”

Sejauh ini perempuan kelahiran Tarakan, Kalimantan Utara 21 tahun silam itu sangat bersyukur dapat kuliah di UAD. Di UAD ia dapat mengembangkan minat dan bakatnya, serta memiliki motivasi untuk terus berkarya dan berprestasi. Ia bahkan sampai beranggapan kalau tidak masuk UAD mungkin tidak bisa seperti dirinya yang sekarang ini.

Sebagai Mawapres UAD 2017, Lidya sangat peduli terhadap pendidikan. Ia bersama teman-temannya di Jogja English Network  mengajar anak-anak inklusi di sekitar Yogyakarta sejak September 2016. Selain itu, perempuan yang suka membaca artikel ini juga sering mengajar anak-anak di panti asuhan.

“Saat mengajar anak-anak, saya teringat dengan pendidikan waktu kecil di Tarakan. Di sana secara keilmuan, pendidikannya tidak terlalu bagus. Proses pembelajaran masih menggunakan sarana dan prasarana seadanya. Tetapi yang benar-benar saya ingat, di Tarakan kami selalu diajarkan tentang nilai-nilai moral,” terangnya.

Sewaktu di Tarakan, rumahnya dikelilingi hutan dan tebing. Kini bersama kedua orang tua dan kakak laki-lakinya, Lidya menetap di Yogyakarta. Ia merasa nyaman tinggal di Yogyakarta. Namun, terkadang ia juga merindukan suasana di beberapa daerah yang pernah di singgahi beberapa pulau di Indonesia. Baginya, di manapun menetap bersama keluarganya, ia akan terus belajar dan mengembangkan diri. Terkadang, di waktu senggangnya mahasiswi semester 6 ini menjalankan bisnis katering dan travel.

Selain itu, Lidya mempelajari banyak hal terkait isu-isu nasional dan internasional, hukum, lingkungan, sosial, ekonomi, dan lainnya, termasuk apa yang terjadi saat ini. Penguasaan materi ini bertujuan untuk menambah wawasan ketika mengikuti lomba debat.

Terget selanjutnya setelah gagal di ajang Mawapres Nasional 2017, Lidya ingin melakukan penelitian dan publikasi jurnal ilmiah. Saat ini, ia mengikutkan jurnal ilmiahnya di Barcelona, Spanyol. Dari penjelasannya, kegagalan di tingkat nasional karena minimnya prestasi internasional yang ia raih.

Hal yang membutnya agak kecewa ketika mengikuti ajang Mawapres di Kopertis V adalah tidak adanya dosen maupun pimpinan yang mendampinginya.

“Saya tidak mengharapkan untuk didampingi. Namun, ketika ada yang mendampingi maka akan menambah kepercayaan diri dan lebih termotivasi. Mungkin bapak ibu dosen lupa atau punya kesibukan lain,” ungkapnya bergurau. (ard)

Ilham Rabbani: 5 Langkah Sederhana Menulis Puisi

 

“Mengolah gagasan menjadi karya, bagi saya hanya butuh lima langkah sederhana. Membaca, membaca, membaca, diskusi, lantas menulis,” terang Ilham Rabbani saat ditemui, Minggu (18/6/2017).

Ilham, begitu sering disapa, mendapat juara 2 lomba Penulisan Puisi Remaja yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 2017. Mahasiswa Progam Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan (PBSI UAD) ini mengaku suka menulis sejak masuk kuliah. Selain di studi, ia juga mengasah kemampuannya di komunitas belajar sastra Jejak Imaji dan Forum Apresiasi Sastra (FAS).

Baginya, yang paling penting adalah proses. Maka dari itu, ia selalu bersungguh-sungguh di dalam setiap proses.

“Tuhan tidak berkhianat, maka saya sabar dan ikhlas dalam proses (berkarya),” begitu ungkap pria kelahiran Lombok, 9 September 1996 ini.

Sebenarnya, bukan puisi yang menjadi utama ia gemari, tetapi esai.

“Urutan ketertarikan atau bidang yang saya tekuni dalam menulis yakni esai, puisi, dan cerpen.”

Ia tidak membatasi diri untuk memilih bahan bacaan. Mulai dari bahasa-sastra, sosial-politik, sejarah, pendidikan, keislaman, dan kitab-kitab tafsir, semua ia libas.

“Semua bacaan saya sukai, tetapi untuk saat ini saya masih terkagum-kagum oleh H.B. Jassin,” lanjutnya.

Lingkungan keluarga yang sederhana dan kental dengan Islam, juga mempengaruhi cara pandang dan berpikir Ilham. Ayahnya yang merupakan kepala Madrasah Ibtidaiyah dan Ibunya yang berdagang gorengan sekaligus petani, memberi keseimbangan yang saling mengisi.

Hingga saat ini, sudah banyak prestasi yang ditorehkan Ilham. Seperti juara 1 Resensi 2016 (Kreskit), juara 1 Penulisan Cerpen Amazing Orange 2016, juara 2 Penulisan Esai Amazing Orange 2016. Ia juga pernah menjadi Nominator Lomba Cipta Puisi ASEAN 2017 (DEMA FTIK IAIN Purwokerto) dan lomba Penulisan Esai Kompetisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Internasional FBS UNS Surakarta.

Puisi-puisinya tersebar dalam antologi bersama, di antaranya Rumah Penyair 4 (PBSI UAD, 2017), Requiem Tiada Henti (SKSP, 2017), Lebih Baik Putih Tulang daripada Putih Mata (KML Bangkalan, 2017), dan sebagian lainnya dimuat di media online dan media massa cetak. (stt)