Mahasiswa BK Juara 3 GCSC Nasional 2017

“Jangan takut untuk mencoba. Habisilah masa kegagalan untuk saat ini, karena kesuksesan merupakan akumulasi dari kegagalan sebelumnya.” –Fuad Aminur Rahman

Mahasiswa Bimbingan Konseling (BK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta ini meraih juara 3 dalam lomba Guidance and Counseling Smart Competition (GCSC) Nasional 2017 yang diselenggarakan di Universitas Negeri Semarang, Senin (25/9/2017). Perlombaan diikuti 107 peserta dari 24 perguruan tinggi negeri maupun swasta.

Motivasi Fuad mengikuti lomba karena adanya dukungan kuat dari orang tua, dosen, dan teman-temannya.

“Perlombaan merupakan ajang untuk meningkatkan potensi akademik. Ada banyak ilmu yang tidak didapat di perkuliahan. Juara bagi saya hanya bonus, yang terpenting prosesnya.”

Lulusan pondok pesantren ini punya kebiasaan untuk terus berpikiran positif. Menurutnya, dengan memiliki pikiran positif segala sesuatu yang dihadapi akan menjadi mudah dilakukan.

“Penerapan pikiran positif memberi dampak yang luar biasa bagi saya. Be the best, and dont feel the best. Saya bersyukur bisa mewakili UAD dan membawa nama baik bagi almamater. Semoga ke depannya akan muncul lebih banyak Dahlan Muda berprestasi,” tukasnya.

Perlu diketahui, UAD mengirimkan 10 delegasi mahasiswa BK dalam GCSC, 3 di antaranya masuk sepuluh besar. UAD merupakan satu-satunya perguruan tinggi swasta yang mampu bersaing sampai ke putaran final. (ard)

Mayoritas Akreditasi Prodi A, FKIP Jadi Tujuan Studi Banding

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta saat ini telah memiliki 5 program studi dengan akreditasi A, yakni BK, PBSI, PFIS, PBI, dan PPKn. Hal ini tentu saja menjadi kelebihan tersendiri untuk UAD yang merupakan salah satu Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM).

Kamis (28/9/2017), FKIP UAD mendapat kunjungan dari Universitas Bung Hatta, khususnya ke program studi PBSI, PBI, dan PGSD. Drs. Khairul Harha, M.Sc., Dekan FKIP dari Universitas Bung Hatta menyampaikan, tujuan kunjungannya beserta rombongan ke UAD untuk belajar terkait pengelolaan fakultas dan prodi agar menjadi lebih baik dan dipercaya masyarakat.

“Berdasarkan pada akreditasi yang sudah dimiliki program studi di UAD, sebagian banyak sudah A, apalagi di FKIP. Ini adalah indikasi bahwa penyelenggaraan kinerja di UAD sudah sangat bagus,” terang Khairul.

Ia menambahkan, kunjungannya untuk mendapat informasi terkait teknik dan strategi yang bisa diterapkan untuk mencapai akreditasi A. Sementara itu, Wakil Dekan FKIP Dr. Suparman, M.Si.,DEA., menyampaikan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas adalah menjalin hubungan yang baik dengan pimpinan dan yayasan.

“UAD maupun Universitas Bung Hatta sama-sama berada di bawah yayasan. Jadi yang paling penting rajin komunikasi dengan yayasan agar terjalin hubungan yang baik,” papar Suparman.

Di sela-sela kunjugan, dibicarakan juga rencana kerja sama yang bisa dijajaki antarkedua fakultas, khususnya terkait dengan pengembangan keilmuan di bidang pendidikan. (ard)

Beasiswa UAD Hampir 1 Miliar

Setiap tahun, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta memberikan beasiswa bagi mahasiswa baru. Tahun 2017, total dana beasiswa yang dikucurkan UAD  hampir mencapai 1 miliar yang diperuntukkan bagi mahasiswa baru angkatan 2016.

Dari penjelasan Drs. Hendro Setyono, S.E.,M.Sc., selaku kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BIMAWA), beasiswa UAD diberikan setiap tahun bagi mahasiswa baru yang mempunyai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 3,3 selama satu semester.

 

“UAD memberikan beasiswa untuk mahasiswa baru setiap tahunnya. Beasiswa berasal dari dana kemahasiswaan. Tahun ini, total ada 740 mahasiswa yang terdaftar dengan besaran 1 juta rupiah per mahasiswa. Itu artinya, dana yang dikeluarkan sekitar 740 juta, hampir 1 miliar,” terangnya.

 

Hendro menambahkan, proses seleksi dilakukan dengan merekap Kartu Hasil Studi (KHS) mahasiswa semester satu. Setiap program studi hanya diambil 15% mahasiswa dengan hasil studi tertinggi.

Perlu diketahui, pada tahun sebelumnya, beasiswa yang diberikan UAD hanya 840 ribu per mahasiswa. Kemudian untuk tahun 2017, dinaikkan menjadi 1 juta rupiah dan menambah jumlah penerimanya.

Salah satu penerima beasiswa dari Program Studi Akuntansi UAD, Andini Fujiastuty, merasa terbantu dengan beasiswa ini.

Alhamdulillah, 1 juta nominal yang cukup besar bagi saya. Uang ini akan saya gunakan untuk keperluan kuliah,” ungkapnya ketika sedang mengantre untuk mengambil beasiswa di kampus 1 UAD, Jl. Kapas 9, Semaki, Yogyakarta. (ard)

Teater JAB Lantik Tujuh Anggota Baru

Teater Jaringan Anak Bahasa (JAB) pada Ahad (10/9/2017) lalu melakukan pelantikan anggota baru di Hutan Pinus Pengger Dlingo. Teater yang berdiri di bawah naungan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ini selama dua hari satu malam melakukan serangkaian kegiatan. Puncaknya adalah pertunjukan yang disaksikan oleh pengunjung Kawasan Wisata Hutan Pinus Pengger, Dlingo. Setelahnya, seremonial pelantikan anggota baru berlangsung haru diiringi musikalisasi puisi berjudul “Kekasih”.

Ketujuh anggota tetap mengucap ikrar di bawah al-Qur’an yang dipandu oleh Ketua Teater JAB, Bayu Aji Setyawan. Setelah prosesi ikrar masing-masing, anggota mendapat dokumen Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD ART) untuk dipelajari dan dipahami. Ketujuh anggota baru yang dilantik tersebut antara lain Dodik Ari Wibowo (PBSI), Galih Irfananda (PBSI), Mirja Sentani (PBSI), Tesya Anggaraini Agustin (PBSI), Dzaki Muhammad Fadil (PBSI), Ahmad Fauzi Rahmatullah (Bahasa dan Sastra Arab), dan Nur Agnes (PBSI).

Setelah pelantikan ini, Teater JAB membuka penerimaan calon anggota baru. Mengangkat tema “Mengasuh Zaman, Mengasah Pikiran”, penerimaan anggota baru tersebut berlangsung sejak 26 September hingga 6 Oktober 2017.

Calon Pendidik Harus Kritis

“Bagi calon pendidik, jiwa kritis itu penting. Kritis adalah hal yang biasa, yang menjadi permasalahan ketika kritis menyebabkan pertentangan.” Begitulah yang disampaikan oleh Seno Gumira Ajidarma saat menyampaikan kuliah umum kepada mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, (19/9/2017).

Menurutnya, sikap kritis harus dilandasi dengan sikap rendah diri dan mau menerima kritikan dari luar diri sendiri. “Jadi, tidak hanya mengkritisi saja, tetapi harus mau dikritisi juga,” papar cerpenis dan mantan jurnalis ini.

Jiwa kritis ibarat sebuah penyakit dan perlu waktu lama untuk memiliki jiwa ini. Seno mengibaratkannya dalam konteks sastra. Urusan sastra bukan hanya sesuatu yang indah dan menyenangkan, tetapi sastra harus menjadi pelecut daya kritis.

“Misalnya ketika ketidakadilan berlangsung di sekitar kita, apakah kita akan diam saja? Bagi calon pendidik yang memahami sastra, hal semacam ini akan menjadi stimulus untuk menyuarakan ketidakadilan tersebut, menyuarakan sesuatu yang dibungkam melalui tulisan.”

Lebih lanjut, laki-laki berambut putih pajang ini menyampaikan bahwa kritik tidak hanya mengurusi baik buruk saja, melainkan untuk mengasah kepekaan sosial dan intelektual. Pada penerepannya dalam pembelajaran misalnya, seorang pendidik yang kritis akan mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran yang sukar. Pada tahapan tertentu, jiwa kritis akan memunculkan pemikiran ataupun teori-teori baru.

“Pendidik tidak harus terpaku pada teori yang ada. Misalnya ketika berhadapan dengan hal-hal sulit saat mengajar, daya kritis dan kreatif akan sangat membantu untuk memecahkan masalah dan menemukan solusi terbaik.” (ard)

Kenali, Pahami, dan Tangani Bencana di Sekitar Kita

Komunitas Relawan Psikososial Ahmad Dahlan (Korps-AD) menggelar Seminar Kebencanaan pada Ahad (24/9/2017). Seminar tersebut mengangkat tema “Peran Media dalam Peningkatan Kepedulian Sosial terhadap Bencana dan Tahap Preventif Penanganannya”. Seminar yang bertempat di kampus 1 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) itu bertujuan untuk meningkatkan kepedulian sosial, baik mahasiswa UAD maupun masyarakat umum. Ketiga pembicara yang mengisi seminar tersebut antara lain Purwadi (SAR MUH), Danang (BPBD DIY), dan Dr. Hadi Suyono, M.Si. (dosen UAD).

Salah satu materi seminar membahas tentang prinsip dasar manajemen bencana. Dalam segmen ini, muncul diskusi tanya-jawab antara peserta dan pemateri. Beberapa pokok diskusi yang muncul adalah langkah edukasi masyarakat agar terhindar dari hoax atau berita palsu tentang bencana yang sedang terjadi atau yang akan terjadi.

“Anak muda seperti kalian ini mahal harganya,” tukas Hadi Suyono, mengapresiasi peserta seminar yang berjumlah 68. “Kalian adalah anak muda yang istiqamah dan mau berjuang untuk orang lain. Saya yakin jika kalian punya program yang tujuannya baik, pasti banyak pihak akan mendukung,” lanjutnya.

Lebih lanjut, ia membahas studi kasus bencana gempa Bantul yang pernah ia lalui dan mengaitkannya dengan psikologi komunitas. Ia juga menggarisbawahi tugas Korps-AD sebagai relawan psikososial bukan hanya pada tahap penanganan, tetapi juga pada tahap preventif. Ia berharap Korps-AD dapat berperan aktif dalam proses penyadaran komunitas atau masyarakat agar tanggap bencana. (dev)

BEM FKIP Segera Selenggarakan Seminar Nasional Pendidikan

 

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta akan mengadakan Seminar Nasional Pendidikan dengan tema “Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Abad 21 yang Berkemajuan”.

 

Para pembicara yang dihadirkan antara lain Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P., Rektor UAD yang sekaligus menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah, Dr. Kasiyarno, M.Hum., dan Prof. Dr. Ir. Conradus Danisworo yang merupakan Ketua Dewan Pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Sasaran utama Seminar Pendidikan ini adalah guru, dosen, peneliti, dan mahasiswa. Pembahasan seminar meliputi “Kurikulum 2013 Revisi”, “Pendidikan Berkemajuan”, dan “Pendidikan Abad 21”. Tersedia 7 subtema bagi peserta (pemakalah) yang ingin menyampaikan makalahnya.

 

Khusus bagi pendidik dan calon pendidik, acara ini akan menambah ilmu dan pengetahuan tentang kurikulum pembelajaran, serta menjadi wadah diskusi mengenai kependidikan.

 

Rencananya, kegiatan ini akan berlangsung pada 19 November 2017 di auditorium kampus 1 UAD Jln. Kapas 9, Semaki, Yogyakarta. Untuk  informasi lebih lanjut dapat diakses melalui situs www.seminar.fkip.uad.ac.id.

Narahubung:

Pemakalah

Trisna Sukmayadi, M.Pd. (085720572037)

Anggi Bima Hidayatullah (085726958186)

Non-Pemakalah

Anisah Widi (081314899759)

Bencana Kemanusiaan Harus Diselesaikan Bersama

“Konferensi internasional ini bertujuan untuk mempertemukan orang-orang yang peduli dengan bencana, khususnya bencana kemanusiaan.”

(Dr. Kasiyarno, M.Hum.)

 

Pertemuan yang dihadiri oleh perwakilan dari negara-negara Asia Pasifik ini membahas dan sharing pengalaman dalam penanganan bencana. Peserta dari latar belakang yang berbeda, dengan berbagai macam perspektif disatukan dalam acara ini.

“Ke depannya, setelah pertemuan konferensi, kami berharap ada kolaborasi partnership antaragama dalam menangani masalah bencana. Kami ingin ada kerja sama untuk menangani secara khusus permasalahan bencana kemanusiaan, seperti yang terjadi di Rohingya,” tukas Kasiyarno.

Lembaga Penangggulangan Bencana Muhammadiyah atau  Muhammadiyah Disaster Managemen Centre (MDMC) dan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta bekerja sama dengan Asia Pasific Baptis Federation (APBF) menyelenggarakan konferensi internasional. Konferensi bertajuk “Teologi Bencana Kemanusiaan” ini dilangsungkan di Islamic Center (IC) kampus 4 UAD, Minggu (24/9/2017).

Hadir sebagai keynote speaker Dr. Ross Clifford dari Morling College Australia dan beberapa narasumber lain seperti Dr. Maung Maung Yin (Director Peace Centre, Myanmar Institute of Theology), Dr. Ustadzi Hamzah (Majelis Tarjih & Tajdid PP Muhammadiyah), Rahmawati Husein, Ph.D. (MDMC), dan Dr. Yoyo, M.A. (Dosen S2 PAI-UAD).

Kapasitas MDMC sebagai lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk aksi kemanusiaan Rohingya telah memikat perhatian lebih dari 100 pastor dan pendeta. Mereka tergabung dalam APBF, datang ke UAD guna mempelajari manajemen penanggulangan bencana kemanusiaan, baik dalam perspektif teologi Kristen maupun Islam, khususnya Fikih Bencana yang disusun Majelis Tarjih Muhammadiyah. (ard/doc)

Mahasiswa PBI UAD Raih Juara 3 Debat di Kaltim

Berawal dari informasi lomba dari media sosial, tidak disangka Nila Wati, Mauludin, dan Tirto Aji sukses membawa trofi juara tiga lomba debat bahasa Indonesia yang diselenggarakan Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur (9-15/9/2017). Ketiganya merupakan mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta.

Sebelum berangkat ke Samarinda, mereka mengikuti seleksi esai sebagai persyaratan utama. Hasilnya, esai yang mereka kirim masuk ke dalam 16 besar dan terpilih sebagai finalis debat.

Β“Setelah mendapat informasi bahwa kami lolos, kami langsung konsultasi dengan dosen dan melakukan persiapan selama 2 minggu. Kami banyak mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan tema yang diangkat dalam lomba, yakni tentang pendidikan, hukum, politik, ekonomi, dan sosial,Β” jelas Nila Wati sebagai ketua tim.

Lebih lanjut, ia menjelaskan ilmu yang dipelajari sebagai materi debat sebenarnya cukup jauh dari jangkauan timnya, karena latar belakangnya kuliah di pendidikan. Mereka bertiga belajar secara otodidiak dari baca artikel, sparing debat, video daring, dan buku-buku terkait.

Mauludin menimpali, untuk menambah jam terbang, timnya melakukan sparing debat dengan Debating Community (DeCo) PBI. Dari DeCo, mereka banyak belajar tentang teknik debat.

Β“Kami sangat bangga dapat mengharumkan nama UAD dengan potensi dan prestasi yang kami miliki. Banyak ilmu yang didapatkan, menambah teman baru, dan yang terpenting menambah pengalaman,Β” ujar mahasiswa asal Bogor ini.

Anggota terakhir, Tirto Aji mengharapkan ke depan mereka dapat meningkatkan kemampuan debat sehingga nantinya dapat berpartisipasi di NUDC maupun WUDC. (ard)

Konferensi Internasional Bencana Kemanusiaan

Lembaga Penangggulangan Bencana Muhammadiyah (LPB)  atau  Muhammadiyah Disester Managemen Centre (MDMC) dan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta bekerja sama dengan  Asia Pasific Baptis Federation (APBF) menyelenggarakan konferensi internasional bertajuk "Teologi Bencana Kemanusiaan".

Kapasitas MDMC sebagai lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk aksi kemanusiaan Rohingya telah memikat perhatian 100 pastor dan pendeta yang tergabung dalam APBF untuk datang ke UAD guna belajar manajemen penanggulangan bencana kemanusiaan, baik dalam perspektif teologi Kristen maupun Islam, khususnya Fikih Bencana yang disusun Majelis Tarjih Muhamamdiyah.

Terlebih lagi, MDMC juga didukung oleh Lembaga Amil Zakat dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazizmu) yang telah berhasil menggalang dana untuk aksi kemanusiaan Rohingya hingga menembus angka 13 miliar lebih.

Atas dasar inilah MDMC dan APBF menggandeng Universitas Ahmad Dahan (UAD), karena Perguruan Tingggi ini memiliki Fakultas Agama Islam, bahkan program Studi S2 Pendidikan Agama Islam yang menaruh minat pada kajian pendidikan tanggap bencana.

Konferensi internasional tersebut akan berlangsung pada Minggu 24 September 2017 pukul 09.00 – 15.00 bertempat di Islamic Center kampus 4 UAD, Jl. Lingkar Selatan Yogyakarta. Keynote Speaker  akan disampaikan oleh Dr. Ross Clifford dari Morling College Australia. Hadir sebagai narasumber adalah Dr. Maung Maung Yin (Director Peace Centre, Myanmar Institute of Theology), Dr. Ustadzi Hamzah (Majelis Tarjih & Tajdid PP Muhammadiyah), Rahmawati Husein, Ph.D. (Lembaga Penangggulangan Bencana Muhammadiyah), dan Dr. Yoyo, M.A. (dosen S2 PAI-UAD). Bagi masyarakat, baik agamawan, budayawan, negarawan, termasuk kaum intelektual, mahasiswa, guru maupun dosen yang hadir dalam acara tersebut disediakan sertifikat, snack, dan makan siang.