Kemenkeu Sosialisasi APBN 2017 di UAD

Kementrian Keuangan (Kemenkeu) Republik Indonesia mengadakan seminar sosialisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Selasa (21/11/2017). Acara yang diselenggarakan di kampus 1 UAD, Jln. Kapas 9, Semaki, ini menghadirkan 3 pembicara.

Mereka adalah Didik Kusnaini Kepala Subdirektorat Penyusunan Anggaran Belanja Negara 1, Ika Ristianingsih Kepala Seksi Evaluasi Dampak Ekonomi Makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, dan Kurnia Chairi Kepala Subdirektorat Analisis Ekonomi Makro dan Pendapatan Negara. Acara dimoderatori oleh Dini Yuniarti, Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan.

Seminar ini terselenggara atas kerja sama Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UAD dan Kemenkeu RI, Direktorat Jenderal Anggaran, Direktorat Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Tema yang diangkat “Budget Goes to Campus UAD”. Materi yang disampaikan mengenai penyusunan dan peran strategis APBN dalam perekonomian nasional, reformasi keuangan negara, kebijakan APBN 2017.

Dr. Kasiyarno, M.Hum., Rektor UAD dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas kepercayaan Kemenkeu RI menyelenggarakan seminar sosialisasi APBN yang diadakan hanya tiga kali dalam satu tahun ini. “Sebuah kepercayaan UAD menjadi tuan rumah seminar oleh Kemenkeu RI. Tidak semua perguruan tinggi mendapat kesempatan ini.”

Ia menambahkan, perguruan tinggi harus mengikuti tren perkembangan teknologi yang semakin pesat.

“Saat ini kita memasuki era disrupsi, era yang diartikan sebagai masa bermunculannya inovasi-inovasi aplikasi teknologi informasi dan komunikasi. Jika dikaitkan dengan Prodi Ekonomi Pembangunan, saya kira ada opsi prodi ini berganti menjadi ilmu ekonomi. Pertimbangannya, ilmu ekonomi mempelajari lebih banyak hal yang mencakup hampir semua lini ekonomi.” (ard)

Pelatihan Jurnalistik dalam Media Online

LSO Jurnalistik Kreativitas Kita (Kreskit) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) akan menyelenggarakan pelatihan jurnalistik dengan tema “Jurnalistik dalam Media Online”. Riska Ayu Rosalina selaku ketua panitia menjelaskan bahwa pergeseran berbagai bidang industri sedang terjadi sebagai dampak perkembangan teknologi digital yang sangat cepat. Jurnalisme konvensional berupa media cetak tidak lagi berperan besar di masyarakat, karena melalui teknologi digital saat ini, berbagai informasi dapat diakses secara mudah dan cepat melalui media sosial. Maka, pelatihan jurnalistik dengan tema demikian dirasa sangat perlu. Hal inilah yang melatarbelakangi pemilihan Agung PW, Pemimpin Redaksi KRJogja.com, sebagai pemateri pelatihan.

“Pelatihan ini nantinya dibuat dua sesi, yaitu sesi materi dan praktik. Harapannya peserta tidak hanya memahami jurnalistik dalam media online, ciri-ciri serta kode etiknya, tetapi juga cara penulisan dan melakukan praktik langsung menulis di media online,” terangnya.

Pendaftaran dibuka hingga 25 November 2017 dengan biaya registrasi sebesar Rp30.000,00 di aula kampus 2 UAD Jalan Pramuka. Sementara itu, pelatihan akan dilaksanakan pada 26 November 2017 di auditorium kampus 2 UAD pukul 08.00 hingga selesai. Tidak terbatas pada mahasiswa PBSI, pelatihan ini dibuka untuk umum. Narahubung Anisa (087834129768).

UAD Menjadi Tuan Rumah Rakernas FEM FAISI 2017

Forum Eksekutif Mahasiswa Fakultas Agama Islam Seluruh Indonesia (FEM FAISI) merupakan forum yang menampung Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FAI seluruh Indonesia. FEM FAISI sukses adakan Musyawarah Nasional (Munas) perdana pada Juli lalu di Universitas Siliwangi, Tasikmalaya, Jawa Barat.

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) selaku universitas Islam yang memiliki Fakultas Agama Islam, turut serta menjadi anggota dalam forum tersebut. Sebagai tindak lanjut dari Munas, FEM FAISI menyelenggarakan Rakernas (Rapat Kerja Nasional) dengan menunjuk FAI UAD sebagai tuan rumah. Rakernas ini diadakan selama tiga hari, yakni Senin-Rabu (20-22/11/2017) dengan tema “Meneguhkan Gerakan Dakwah Mahasiswa FAI melalui Sinergitas FEM FAISI menuju Indonesia Madani”.

Sebanyak 17 universitas dari seluruh Indonesia turut memberi sumbangsih dalam penyelenggaraan rakernas ini, di antaranya Universitas Riau, Universitas Indonesia Timur-Makassar, Universitas Pare-Pare, Universitas Majalengka, Universitas Siliwangi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Universitas Muhammadiyah Malang, dan lain-lain.

Dr. Abdul Fadlil, M.T. selaku Wakil Rektor III UAD berkesempatan membuka kegiatan Rakernas di aula Islamic Center UAD, Jalan Ringroad Selatan, DIY pada Senin (20/11/2017).

Terdapat beberapa rangkaian acara dalam penyelenggaraan Rakernas ini, di antaranya seminar nasional, temu ilmiah nasional, pembekalan Rakernas, Rakernas, dan study tour mengunjungi pariwisata di DIY.

Dekan FAI UAD, Drs. Parjiman, M.Ag., dalam sambutannya mengatakan, “Di Jogja lah Muhammadiyah lahir. Insya Allah semua peserta akan diislamkan secara baik-baik, karena sepatutnya kita harus mencoba lemah-lembut terhadap semua umat, sesuai dengan perintah dalam kitab suci al-Qur’an.” (AKN)

Dosen UAD Ubah Sampah Jadi Energi Alternatif

Penggunaan plastik di kehidupan sehari-hari semakin meningkat. Di Indonesia, limbah dari bahan yang tahan terhadap korosi ini mencapai 10 kilogram per kapita per tahun. Plastik sangat sulit untuk diurai dan membutuhkan waktu yang sangat lama sehingga menimbulkan permasalahan dalam penanganannya.

Dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Dr. Zahrul Mufrodi, M.T., melakukan penelitian mengubah sampah plastik menjadi energi alternatif (bahan bakar minyak).

“Plastik memiliki kandungan energi yang tinggi. Potensi pemanfaatannya sebagai salah satu sumber energi memiliki prospek yang bagus di masa mendatang. Ada dua keuntungan dari proses daur ulang ini. Pertama mengurangi sampah plastik, yang kedua menghasilkan energi yang bisa digunakan untuk mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil,” jelas Zahrun ketika diwawancarai di Laboratorium Terpadu kampus 3 UAD, Senin (20/11/2017).

Dosen Program Studi Teknik Kimia ini menyelesaikan program doktornya di Teknik Kimia UGM dan sandwich ke Tokyo Institute of Technology (TiTech) Japan. Ia mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak menggunakan prinsip pirolisis. Dalam proses ini, sampah plastik dipanaskan pada suhu sekitar 500 derajat celcius sehingga fasenya berubah menjadi gas dan kemudian akan terjadi proses perengkahan (cracking).

“Gas yang dihasilkan dikondensasikan untuk mendapatkan minyak plastik. Alat pirolisis yang dibuat dilengkapi dengan pengontrol suhu, pengukur tekanan, dan kondensasi bertingkat sehingga didapatkan degradasi hasil yang berbeda. Hasil bahan bakar minyak dengan titik kondensasi yang lebih rendah memiliki spesifikasi yang lebih baik jika dibandingkan dengan titik kondensasi yang lebih tinggi,” paparnya singkat mengenai prosesnya.

Penelitian ini masih berlanjut dengan pembuatan katalis berbahan dasar lokal untuk dicampurkan delam reaktor pirolisis. Tujuannya untuk mendapatkan hasil minyak plastik yang lebih baik dengan suhu proses lebih rendah.

Jenis plastik yang memungkinkan untuk diubah menjadi bahan bakar minyak adalah polypropylene (PP) yang banyak didapatkan pada komponen otomotif, tempat makanan, dan minumam. Polystyrene (PS) biasa digunakan untuk kemasan, mainan, dan peralatan medis.  High destiny polyethylene (HDPE) biasa digunakan sebagai wadah makanan, wadah sampo dan sabun, serta kantong sampah. Low destiny polyethylene (LDPE) biasa digunakan untuk tempat makanan dan minuman dengan kontur plastik yang lebih lembek.

Hasil bahan bakar minyak plastik ini memiliki spesifikasi sifat fisis yang telah diuji dan setara dengan premium dan solar. Sedangkan uji kalori, minyak plastik memiliki kandungan lebih dari 10 kalori per gramnya. Jika dipirolisis, 20 kilogram plastik bisa menghasilkan sekitar listrik sebesar 2,5 kilowatt. Proses pirolisis membutuhkan waktu sekitar 3-4 jam. Per kilogram sampah plastik dapat menghasilkan setengah liter cairan minyak.

“Sejak 2009 saya telah meneliti mengenai energi. Penelitian yang saya kerjakan pernah didanai oleh Kemenristek Dikti dan Departemen Pertanian. Dari 2015-2018 bekerja sama dengan TiTech Japan dengan Assoc. Prof Fumitake Takahashi, D.Eng. Penelitian ini memperoleh pendanaan dari Japan Society for the Promotion of Science (JSPS) senilai hampir 1,8 miliar.”

Penelitian yang didanai tersebut berjudul “Peningkatan Pemahaman pada Teknologi Energi Terbaharukan sebagai Penerimaan Masyarakat (Public Acceptance)”. Ke depan, melalui Pusat Studi Energi dan Pengembangan Teknologi Tepat Guna yang dipimpinnya, ia berusaha menciptakan pengelolaan sampah yang baik dari sisi manajemen, teknologi, maupun mengubah perilaku masyarakatnya dengan mengedepankan reduce, reause, dan recycle.

“Kami sudah memiliki pilot project di Potorono dan Kweni, Yogyakarta. Alat yang digunakan lebih sederhana dan ramah lingkungan. Untuk membakar sampah menggunakan briket. Mulai sekarang harus mandiri energi, mencari sumber energi alternatif untuk kemajuan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.” (ard/doc)

Menggagas Pendidikan Berkemajuan

Peran pendidikan dalam Nawa Cita adalah untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, serta melakukan revolusi karakter bangsa. Ketiga hal tersebut hanya dapat dilakukan dalam pendidikan. Pendidikan merupakan bidang yang sangat strategis untuk proses transformasi masyarakat. Tujuan dari transformasi masyarakat untuk masa depan, generasi muda, dan pengembangan potensi.

“Unsuccessful people think they know everything. But, successful people always learn something new,” begitu papar Dr. Kasiyarno, M.Hum., Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Pendidikan di kampus 1, Ahad (19/11/2017).

Menurutnya, pengembangan potensi muda harus terus dilakukan karena anak-anak adalah warna masa depan bangsa. Masalah serius yang dihadapi saat ini adalah mutu pendidikan yang rendah.

“Ada beberapa faktor penyebab problem pendidikan. Di antaranya kualitas yang masih jauh dari harapan, sarana dan prasarana yang kurang memadahi, serta minimnya kuantitas maupun kualitas SDM. Faktor lainnya adalah beban administrasi tenaga pendidik, hegemoni intelektual tenaga pendidik, dan disorientasi.”

Disorientasi nilai terdiri atas subject oriented, high score, grade point average (ranking), success in final exam, hard skills (cognitive), dan competition achievment. Hal-hal tersebut menurut Kasiyarno dapat menyebabkan pembodohan siswa secara sistematis.

Tantangan pendidikan di abad 21 adalah era disrupsi. Era ini diartikan sebagai masa munculnya inovasi-inovasi aplikasi teknologi informasi dan komunikasi yang langsung mengganggu. Bahkan, dapat menghancurkan bisnis atau aktivitas organisasi maupun instansi mapan yang masih menggunakan tatanan sistem lama.

“Saat ini sudah banyak transportasi daring, warung daring, dan aplikasi-aplikasi lainnya. Meskipun manusia dimudahkan, tetapi tetap ada yang akan dirugikan, utamanya yang masih konvensional. Termasuk di dunia pendidikan.”

Cara melakukan perubahan yakni dengan memberi layanan pendidikan yang lebih baik. Pendidikan berkemajuan akan membebaskan masyarakat dari kebodohan dan keterbelakangan, juga memberdayakan masyarakat dengan menggali dan mengembangkan potensi yang ada menjadi bermanfaat. Manfaat lainnya adalah dapat memajukan kehidupan masyarakat menjadi lebih berkualitas, lebih unggul dan berdaya saing, serta berkarakter.

Salah satu strategi yang dapat diusung adalah profesionalitas kepemimpinan pendidikan untuk menanggulangi berbagai macam tantangan. Cara yang dapat dilakukan dengan memberikan pembelajaran yang bermutu, relevan, dan bermanfaat. Dengan pendidikan yang baik, Indonesia akan mampu bersaing di dunia global dan memiliki karakter.

Kompetensi berkemajuan yang harus ada di dalam pendidikan memiliki beberapa faktor. Antara lain komunikasi, kolaborasi, ICT literacy, kepercayaan diri, cross culture understanding, pengusaha, kreatif, inovatif, berpikir kritis, serta dapat memecahan permasalahan.

Dengan demikian, akan dapat menciptakan pendidikan berkemajuan. Menciptakan sekolah dengan lingkungan yang aman, nyaman, dan menjamin semua siswa dihargai sama. Semua didorong untuk maju, didukung, dan ditantang untuk mengembangkan seluruh potensinya. Lingkungan sekolah juga akan menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, kepedulian, penerimaan,  menghargai, tanggung jawab, percaya diri, dan teamwork

“Sekolah harus menyajikan suasana belajar yang dinamis, yang mengikutsertakan peserta didik dan komunitas untuk mengembangkan seluruh potensinya melalui berpikir kritis, berkomunikasi, bekerja sama, berkreativitas, berwawasan ICT, dan berkarakter sebagai pemimpin masa depan.”

Di akhir pemaparannya, Kasiyarno mengharapkan sekolah menciptakan “budaya belajar”. Yakni aktivitas yang menumbuhkan kebiasaan belajar interaktif, dengan peserta didik terlibat dan termotivasi secara mendalam. Sekolah juga harus learning partnership. Yakni terciptanya hubungan harmonis antara siswa, guru, keluarga, dan komunitas.

“Sekolah tidak hanya mengajarkan hard skill, tetapi juga menanamkan dan mengembangkan soft skill kepada peserta didik. Menumbuhkan keberanian bertanya dan menjawab, membangun optimisme daripada pesimisme, membangun a generation of global leaders, dan yang terakhir keterlibatan siswa dalam school decision-making, governance.” (ard/doc)

  

Harmoni Seni #4

Suara musik dan lirik lagu “Jingle BK UAD” terdengar mengalun di aula kampus 2 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Ahad (19/11/2018). Sebanyak 10 tim sedang bersaing menunjukkan bakat musik dalam Harmoni Seni #4 yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling (HMPS BK) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UAD. Kegiatan eksplorasi bakat dan minat mahasiswa ini dilakukan oleh HMPS BK untuk mencari bakat-bakat seni dalam diri mahasiswa. Sepuluh tim yang bertanding menampilkan dua buah lagi berupa satu lagi wajib Jingle BK UAD dan satu lagu pilihan bertema nasionalitas.

“Tujuan agar ini agar mahasiswa tidak hanya terpacu pada akademik, tetapi juga nonakademik. Insya Allah hal itu menjadi prioritas di Prodi BK. Divisi Seni HMPS BK UAD sebagai penginisiasi acara, dan 2017 menjadi tahun keempat acara ini berjalan,” jelas Bety Rahayu selaku ketua pelaksana.

Harmoni Seni #4 mendatangnya 3 juri untuk memberikan penilaian serta kritik saran pada para peserta. Mereka adalah Iqbal H. Saputra, S.Pd., M.A. (penyair), Catur (UKM Musik UAD), dan Hardi Setiawan, M.Pd. (Dosen Prodi BK).

“Semoga dengan acara ini, mahasiswa dapat menyadari bakat dan minat yang dimilikinya,” pungkas Bety. (dev)

FKIP Gelar SENDIKA Tahun Kedua

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) bekerja sama dengan Badam Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKIP Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar Seminar Nasioal Pendidikan (SENDIKA) pada Ahad (19/11/2017).  Bertempat di auditorium kampus 1 Jalan Kapas, SENDIKA mengangkat tema “Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pendidikan Abad 21 yang Berkemajuan”. Berangkat dari tema tersebut, FKIP UAD mendatangkan tiga keynote speaker untuk masing-masing bidang. Untuk bidang bahasan Kurikulum 2013 Revisi dibahas oleh Prof. Dr. Muhajir Effendy, M.A.P. (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI), sedangkan bidang bahasan Pendidikan Abad 21 dibawakan oleh Prof. Dr. Ir. Conradus Daniaworo (Ketua Dewan Pendidikan Indonesia). Keynote speaker ketiga adalah Dr. Kasiyarno, M.Hum. (Wakil Ketua Majlis Disdasmen PP Muhammadiyah) yang membahas perihal Pendidikan Berkemanjuan.

Seminar diawali dengan pertunjukan tari tradisional oleh Mufo Dance, komunitas tari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Prodi PGSD). SENDIKA diikuti 200 peserta seminar, 73 pemakalah, dan 10 tim Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) FKIP PBSI dari seluruh Indonesia.

SENDIKA juga dihadiri oleh Rektor UAD Dr. Kasiyarno, M.Hum., Wakil Rektor III Dr. Abdul Fadlil, M.T., Dekan FKIP UAD Dra. Trikinasih Handayani, M.Si., Wakil Dekan FKIP UAD Dr. Suparman M.Si., DEA., Kepala Prodi dan Sekretaris Prodi, serta jajaran dosen FKIP UAD.

Dalam sambutannya, Dekan FKIP UAD, Trikinasih mengucapkan rasa syukur atas terselenggaranya acara tersebut serta mengapresiasi kerja keras seluruh panitia fakultas dan BEM.

“Saya berharap seminar ini dapat bermanfaat bagi peserta dan pemakalah, serta memberikan pembaruan bagi kemajuan bidang pendidikan khususnya tentang Kurikulum 2013 Revisi. Saya mewakili panitia sangat bersyukur dapat mendatangkan pemateri yang ahli di bidangnya. Walaupun Prof. Dr. Muhajir Effendy, M.A.P. berhalangan hadir, dan diwakilkan oleh Dr. Awaluddin Tjalla selaku Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan, semoga kita dapat mendapatkan ilmu terbaru tentang kebijakan-kebijakan pemerintah darinya. Selain itu, semoga seminar ini dapat memberikan pembaruan dan kebaikan untuk pendidikan Indonesia. Selamat berseminar!” pungkasnya.

Alumni dan Mahasiswa UAD Ramaikan Festival Lasem 2017

Beberapa alumni dan mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta turut meramaikan Festival Lasem 2017. Festival yang digelar di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah ini berlangsung 15-18 November. Rangkaian acara berupa kampung lampion, pasar kampung, pameran fotografi dan lukisan, napak tilas, pagelaran seni kontemporer, Lasem batik carnival, dan beberapa lainnya.

Galih Pandu Adi, selaku penggiat dan pemrakarsa kegiatan, merupakan mahasiswa UAD dari Program Studi Sastra Indonesia. Ia mengungkapkan, festival ini digelar untuk merayakan perbedaan semua lapisan masyarakat.

“Lasem merupakan salah satu miniatur Indonesia dalam hal perbedaan. Di sini ada agama dan ras yang berbeda-beda. Mereka semua hidup rukun dan saling menghargai satu sama lain.”

Selain Pandu, ada beberapa mahasiswa dan alumni yang mengisi pertunjukan seni kontemporer (musikalisasi puisi) dan pameran lukisan (lukis on the spot). Mereka tergabung dalam Kelompok Belajar Sastra Jejak Imaji.

Di musikalisasi puisi, ada Suliman, Iqbal Saputra, Aditya Dwi Yoga, Ardy Priyantoko, Enggar Jiwanto, Nurul Wahyu L, dan Fahmi Hidayat. Untuk pameran dan melukis, ada Widya Prana Rini, Redi Andrias T, dan Iqbal Saputra.

Ardy selaku ketua Jejak Imaji menjelaskan, banyak mahasiswa dan alumni UAD yang tergabung dalam kelompok belajar ini.

“Di sini kami banyak belajar tentang literasi. Kebanyakan yang bergabung dari Prodi PBSI, tetapi ada juga dari Biologi, Psikologi, Sasindo, Sasing, dan beberapa lainnya. Selain literasi, di bidang musik, kami sudah memiliki sembilan aransemen musikalisasi puisi.” (ard)

Dude Harlino: Tanamkan Jiwa Wirausaha Sedini Mungkin

“Dengan berwirausaha, kita bisa membantu membuka lapangan pekerjaan untuk banyak orang. Saya meminta teman-teman semua untuk menanamkan dalam diri, apa pun yang kita lakukan di masa depan harus memiliki sisi kewirausahaan. Walaupun jadi pegawai, tidak masalah. Semua diawali dengan langkah kecil,” pesan Dude Halino ketika mengisi talk show yang diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) pada Sabtu (18/11/2017). Mengangkat tema “Pengusaha Muslim Berdikari Membangun Ekonomi Negeri”, talk show ini adalah rangkaian acara keempat dari Economic Expo #5. Dalam acara tersebut, Dude membagikan pengalaman berwirausaha kepada ratusan mahasiswa yang hadir. Ia bahkan berpesan, agar mahasiswa membiasakan berwirausaha sedini mungkin. Dude juga membagikan pengalaman usahanya ketika masih berkuliah, serta berbagai tips menangani kesulitan dalam berwirausaha. “Segala sesuatu tidak ada yang tiba-tiba, secara instan langsung menjadi besar. Semuanya butuh proses. Untuk menjadi wirausahawan, yang pertama kali harus dimiliki adalah niat. Apa pun yang kita lakukan harus disertai niat yang baik. Setelah itu, mulailah lihat apa yang bisa kita lakukan hari ini. Terkadang, orang sudah punya rencana tapi tidak ada action-nya, usahanya tidak akan berjalan.” Talk show yang diselenggarakan di auditorium kampus 1 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) itu dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Pengembangan Kemahasiswaan dan Pemberdayaan Alumni, Dr. Abdul Fadlil, M.T. “Saya berharap mahasiswa dapat terinspirasi menjadi pengusaha muda, meneladani Rasulullah Saw. dan Kiai H. Ahmad Dahlan. Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini karena sesuai dengan visi dan misi Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Semoga mahasiswa dapat menjadi pengusaha muda yang unggul dan tetap menjunjung nilai-nilai Islam,” tutur Fadlil dalam sambutannya. (dev)

Gerakan Masyarakat Playen Bebas Narkoba

Program pengabdian kepada masyarakat dengan tema “Pusat Informasi dan Konseling Masyarakat Gerakan Masyarakat Desa Bebas Narkoba” di kecamatan Playen, Gunungkidul, Yogyakarta, diusung oleh Tim Universitas Ahmad Dahlan (UAD), yakni Agus Supriyanto, M.Pd., Wahyu Nanda Eka Saputra, M.Pd., dan Musfirah, S.Si., M.Kes. Kegiatan tersebut tercipta dengan tujuan mendukung komitmen masyarakat Gading dalam pemberantasan narkoba dengan pembentukan Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Tunas Muda. Pembentukan PIK Tunas Muda tersebut dilaksanakan dalam rangka menyusun Gerakan Masyarakat Desa Bebas Narkoba yang diimplementasikan melalui serangkaian program kegiatan di lingkungan kecamatan Playen, Gunungkidul, Yogyakarta.

Gerakan Masyarakat Bebas Narkoba merupakan alternatif untuk pencegahan peredaran narkoba, pemberantasan dari penyalahgunaan narkoba di lingkungan pelajar, masyarakat, ataupun kegiatan yang merusak. Peran dari masyarakat menduduki posisi terpenting sebagai penentu dari pengawasan terhadap bahaya narkoba di lingkungan Playen. Sebab, daerah ini dikenal sebagai daerah wisata. Karang taruna Tunas Muda menjadi pelopor dari program ini.

Gerakan menarik tersebut adalah bagian dari Gerakan Nasional Indonesia Bebas Narkoba sebagai komitmen bersama antara Badan Narkotika Nasional (BNN), PIK “Tunas Muda” dari Karang Taruna, Kepala Desa Gading, dan Tim Pengabdian dari UAD. Peran serta masyarakat Playen, dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan menjadi fondasi utama membentuk Gerakan Nasional Indonesia Bebas Narkoba. (dev)