Bimawa Lakukan Sosialisasi Program Simkatmawa

Sebagai upaya untuk meningkatkan Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa), Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan sosialisasi Program Sistem Informasi Manajemen Pemeringkatan Kemahasiswaan atau (Simkatmawa) di beberapa program studi.

Menurut kepala Bimawa, Dr. Dedi Pramono. M.Hum., Simkatmawa merupakan sistem pemeringkatan kemahasiswaan yang dapat memberikan manfaat bagi Perguruan Tinggi Negri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS). “Simkatmawa berfungsi untuk mengetahui sampai mana peringkat perguruan tinggi dalam pencapaian prestasi mahasiswa.

Dengan Simkatmawa, perguruan tinggi bisa mengetahui pada posisi mana kegiatan mahasiswa mereka berada. Setelah mengetahui, barulah universitas memikirkan pembinaannya. Setiap kegiatan kemahasiswaan di UAD selama ini diharapkan benar-benar dapat memberikan dampak baik terhadap peringkat sebuah perguruan tinggi, khususnya bagi PTS.

Untuk mewujudkan Simkatmawa, perlu didukung oleh fakultas. Salah satu yang sudah didatangin adalah Fakultas Teknologi Industri (FTI).

Ke depannya perlu dilakukan program kerja pada setiap semester di setiap fakultas, dengan harapan segala bentuk kegiatan kemahasiswaan supaya lebih tertata, tertib administrasi, tertib pemeringkatan, guna menentukan mutu dari perguruan tinggi yang bersangkutan,” tutup Dedi. (doc)

UAD Holds National Cadre Training

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) held a national-level Student Cadre Training (PMKB), from Friday to Sunday (26-28/10/2018) at Muhammadiyah Al Manar High School, in Galur, Kulon Progo, Yogyakarta. The training was attended by 105 students from 21 Muhammadiyah universities in 11 provinces in Indonesia.

In its implementation, UAD collaborated with the Council of Higher Education, Research and Development (Diktilitbang) of Central Board of Muhammadiyah, Muhammadiyah Al Manar High School of Galur, PT Pilar Graba Inti, BPD Syariah, and Roti Papa Cookies.

Vice Rector III of UAD, Dr. Abdul Fadlil, M.T., in his speech while opening the event said that the national-level PMKB was one of the foundations for delivering successful students in the future.

"For students, this training can add points for their Diploma Supplement (SKPI). We hope the participants can become Muhammadiyah cadres, community cadres and national cadres. As cadres who are responsible for the sustainability of the Muhammadiyah, the people and the Indonesian nation," explained Fadlil.

On the other hand, the Head of Bureau of Student and Alumni Affairs (Bimawa) of UAD, Dr. Dedi Pramono, M.Hum., revealed that this training was held at the same time as the day of the Youth Pledge. In addition, the location was in Muhammadiyah charity business area, which was close to the community.

"There are seminars, soft skills training and community service. So the training is not just theoretical, since the implementation of the training goes directly to the community," said Dedi.

He added that, from this training, three types of certificates would be given to the student participants. Among them are seminar certificate, soft skills training certificate, and national cadre service certificate.

Meanwhile, the Vice Rector IV of UAD, Prof. Dr. Sarbiran, M.Ed., Ph.D., provided four motivational phrases for the participants. "I think, I feel, I can, I succeed. With these motivational words, we hope that the nation's cadre students will be positive and visionary. Therefore, whatever the problem is, we must be able to solve it and find solutions for it."

This training was attended by UAD, Universitas Aisyiyah, UM Yogyakarta, UM Surakarta, UM Jakarta, UM Bengkulu, Uhamka, UM Tasikmalaya, UM Cirebon, UM Magelang, UM Purwokerto, UM Purworejo, Unimus, UM Banjarmasin, UM Kalimantan Timur, STKIP MBB, UM Jember, UM Sidoarjo, Unismuh Makassar, and UM Kendari. (ard)

Peserta PMKB 2018 Peringati Hari Sumpah Pemuda

Sebanyak 105 peserta Pelatihan Mahasiswa Kader Bangsa (PMKB) yang berasal dari 20 perguruan tinggi Muhammadiyah dari 11 provinsi di Indonesia melaksanakan upacara bendera untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-90, Minggu (28/10/2018). Upacara ini merupakan rangkaian kegiatan PMKB yang diselenggarakan UAD bekerja sama dengan Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan SMA Muhammadiyah Al Manar Galur.

Upacara berlangsung khidmat dengan dipimpin Andika Sahputra dari UM Bengkulu dan Muhamad Sofian dari UM Yogyakarta sebagai pembina upacara. Seluruh petugas upacara merupakan yang terpilih dari sejumlah peserta PMKB 2018 yang berlangsung 26-28 Oktober 2018 di SMA Muhammadiyah Al Manar Galur, Brosot, Galur, Kulon Progo, Yogyakarta.

Para petugas tersebut di antaranya Fera Elvayuni (pembawa Pancasila) dan Dwi Irma Mutia (pembaca UUD 1945) dari UAD, Yorenza Melfinda (dirijen) dan Wikan Kurniawati (protokol) dari STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung, Diki Bayu Aji (pembaca Sumpah Pemuda) dari UM Purworejo, dan Resky Gustiandi G I (pembaca doa) dari UM Surakarta. Meski beberapa dari perguruan tinggi yang sama, tetapi mereka berasal dari daerah yang berbed-beda.

Pada pidato amanatnya, Muhamad Sofian mengajak seluruh peserta PMKB untuk memiliki rasa kebersamaan dan kepedulian terhadap sesama. “Indonesia negara dengan banyak perbedaan, jadikan ini sebagai kekuatan. Tunjukkan sikap saling menghormati dan toleransi,” paparnya di hadapan peserta.

Selain itu, laki-laki asal Nusa Tenggara Timur ini menyampaikan momentum Sumpah Pemuda harus menjadi pelecut semangat untuk memajukan bangsa Indonesia. Implementasi nyata yang harus dilakukan dengan memunculkan gagasan serta inovasi-inovasi yang dapat mendukung pengingkatan taraf hidup masyarakat Indonesia.

Dalam upacara yang dilangsungkan pagi hari disertai gerimis ini, peserta tetap menunjukkan semangat nasioanalismenya. Momentum ini merupakan salah satu dari sekian banyak kegiatan yang dilakukan para pemuda terkini untuk menyongsong kemajuan Indonesia di masa yang akan datang. Selain itu, para pemuda inilah kelak yang merupakan generasi emas yang akan membawa kemajuan peradaban di seluruh Nusantara. (ard)

Memoar Noeng Muhadjir: Dari IKIP ke UAD

Suatu ketika Prof. Dr. Noeng Muhadjir, ketika masih menjabat sebagai Rektor Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Muhammadiyah, berkunjung ke sebuah rumah di Jalan Deresan Nomor 38. Di rumah itu, almarhum bertemu dengan Prof. Dr. Sarbiran, Ph.D. (red: Wakil Rektor IV UAD saat ini).

Dari cerita Sarbiran, kedatangannya ke Jalan Deresan untuk mengutarakan keinginannya mengembangkan IKIP Muhammadiyah menjadi Universitas Ahmad Dahlan (UAD). “Ia memiliki keinginan menjadikan IKIP Muhammadiyah menjadi lembaga yang lebih baik dan maju,” kata Sarbiran ketika ditemui di kampus 1 UAD, Jln. Kapas 9, Semaki, Yogyakarta.

Saat itu, pembicaraan hanya berkutat pada pengembangan dan perubahan dari IKIP ke universitas. Belum ada usulan nama universitasnya. Noeng meminta bantuan Sarbiran untuk mengusahakan kemajuan IKIP. “Dengan tegas, saya menjawab setuju. Sangat baik. Sambil mengacungkan jempol, katanya sambil mengulang gestur acungan jempol.

Setelah pertemuan itu, Sarbiran meminta satu orang yang dapat dipercaya kepada Noeng. Ia ditugasi untuk menyampaikan informasi terkait rencana perubahan IKIP menjadi universitas. Perubahan tersebut tentu memunculkan pro dan kontra. Sehingga Sarbiran meyakini butuh seorang informan untuk memperoleh informasi penting.

Informasi yang didapat dari Hartono (red: informankepercayaan) digunakan untuk bahan pertimbangan dan analisis demi kebaikan IKIP Muhammadiyah. Hartono diminta untuk mencari informasi mengenai keadaan IKIP setelah Noeng Muhadjir memiliki gagasan untuk mengubah menjadi universitas.

Alhamdulillah saya memiliki seseorang yang dapat saya percayai. Dia dapat dipercaya mengenai keadaan IKIP. Saya berpikiran, almarhum Noeng Muhadjir pasti menghadapi orang-orang yang mungkin belum bisa menerima kalau IKIPdijadikan universitas. Sehingga saya meminta bantuan Hartono yang waktu itu masih muda dan energetik.

Dalam prosesnya, perubahan dari IKIP Muhammadiyah menjadi UAD berjalan dengan baik. Banyak pihak yang mendukung dan menerima perubahan tersebut. Sampai saat ini, UAD telah menjelma sebagi salah satu universitas terbaik di Indonesia. Ide yang digagas Noeng untuk mengubah menjadi universitas berbuah manis.

Kini, UAD telah memiliki enam kampus, yang semula hanya satu di Jalan Kapas. Seiring berjalannya waktu, UAD membuka 48 program studi, 11 di antaranya program pascasarjana. Selain itu, juga ada beberapa program keprofesian.

Almarhum Noeng Muhadjir yang meninggal pada 28 Oktober 2018 di usia 88 tahun memiliki andil besar dalam perjalanan perkembangan IKIP dan UAD. Ia pernah menjabat sebagai rektor sejak 1990-1994 (IKIP Muhammadiyah), 1995-1999 (UAD). Di masa senjanya, laki-laki kelahiran Bukittinggi, 13 November 1930 ini juga masih mengabdi menjadi dosen pengampu di Program Pascasarjana UAD.

Semoga perjuangan dan amal ibadah almarhum mendapat pahala di sisi Allah Swt. Berkat gagasan dan perjuangannya, UAD menjadi universitas yang jauh lebih bagus, maju, dan mengemuka yang menjadi kepercayaan masyarakat Indonesia. (ard)

Pengurus Alumni UAD Terbentuk di Maluku Utara

Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta (PP Kamada) melantik pengurus wilayah Maluku Utara pada Sabtu (27/10/2018) di Ternate. Ini merupakan pengurus Kamada wilayah pertama yang dibentuk dan akan disusul oleh wilayah lainnya. Pelantikan langsung dilakukan oleh PP Kamada yakni Purnomo, S.T. selaku ketua dan Ahmad Ahid Mudayana, S.K.M., M.P.H. selaku bendahara. Wakil Rektor III UAD Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Abdul Fadhlil, M.T., turut hadir dalam acara ini. Pengurus Kamada di Maluku Utara akan dipimpin oleh Bahran Thaib, S.Psi., M.Si. selama satu periode ke depan.

Dengan dilantiknya pengurus ini, diharapkan mampu mengembangkan jejaring UAD sampai daerah Indonesia timur,” ungkap Bahran.

Kamada di Maluku Utara juga diharapkan menjadi wadah pengembangan potensi alumni UAD yang ada di sini,” tambah Purnomo.

Sementara itu dalam sambutannya, Wakil Rektor III berpesan agar jaringan Alumni terus dikembangkan sehingga juga berkontribusi terhadap kemajuan UAD. “Alumni memiliki peran penting dalam memajukan UAD sehingga perlu dikembangkan terus.”

UAD Adakan Pelatihan Kader Bangsa Nasional

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan Pelatihan Mahasiswa Kader Bangsa (PMKB) tingkat nasional, Jumat-Minggu (26-28/10/2018) di SMA Muhammadiyah Al Manar, Galur, Kulon Progo, Yogyakarta. Pelatihan diikuti 105 mahasiswa dari 21 Perguruan Tinggi Muhammadiyah di 11 provinsi di Indonesia.

Dalam pelaksanaannya, UAD bekerja sama dengan Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, SMA Muhammadiyah Al Manar Galur, PT Pilar Graba Inti, BPD Syariah, dan Roti Papa Cookies.

Wakil Rektor III UAD, Dr. Abdul Fadlil, M.T. dalam sambutan sekaligus membuka acara menyampaikan, kegiatan PMKB tingkat nasional ini menjadi salah satu dasar pijakan untuk mengantarkan mahasiswa sukses di masa depan.

“Bagi mahasiswa, pelatihan ini bisa menambah poin Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI). Kami berharap para peserta dapat menjadi kader Muhammadiyah, kader umat, dan kader bangsa. Sebagai kader yang bertanggung jawab dalam keberlangsungan Muhammadiyah, umat, dan bangsa Indonesia,” terang Fadlil.

Sementara Kepala Biro Mahasiswa dan Alumni (Bimawa) UAD Dr. Dedi Pramono, M.Hum. mengungkapkan, pelatihan ini dilangsungkan bertepatan dengan momentum Sumpah Pemuda. Selain itu, pemilihan lokasinya di tempat amal usaha Muhammadiyah dan dekat dengan masyarakat.

“Akan ada seminar, pelatihan soft skill, dan pengabdian kepada masyarakat. Jadi pelatihannya tidak hanya teori saja, implementasi pelatihan langsung terjun ke masyarakat," kata Dedi.

Ia menambahkan, dari pelatihan ini akan diberikan tiga jenis sertifikat kepada mahasiswa peserta. Di antaranya sertifikat seminar, pelatihan soft skill, dan pengabdian kader kebangsaan.

Di sisi lain, Wakil Rektor IV, Prof. Dr. Sarbiran, M.Ed.,Ph.D. memberikan empat frasa motivasi bagi peserta. “Aku pikir, aku rasa, aku bisa, aku sukses. Dengan kata-kata motivasi ini kami berharap mahasiswa kader bangsa menjadi berpikiran positif dan visioner. Jadi seperti apa pun permasalahannya harus bisa memecahkan dan menemukan solusi.”

Pelatihan ini diikuti UAD, Universitas Aisyiyah, UM Yogyakarta, UM Surakarta, UM Jakarta, UM Bengkulu, Uhamka, UM Tasikmalaya, UM Cirebon, UM Magelang, UM Purwokerto, UM Purworejo, Unimus, UM Banjarmasin, UM Kalimantan Timur, STKIP MBB, UM Jember, UM Sidoarjo, Unismuh Makassar, dan UM Kendari. (ard)

UAD Becomes a Nominee for Pajak Bantul Award 2018

On Wednesday (10/24/2018), Universitas Ahmad Dahlan (UAD) became one of the nominees for Bantul Award 2018 held at Pendhopo Manggala Parasamya. UAD was represented by the Vice Rector II, Drs. Safar Nasir, M.Sc., to receive the trophy for Pajak Bantul Award 2018 as the nominee for Land and Building Tax.

 

The program that gave award to 10 nominees got the support from Bantul Regent, Suharsono, "I really appreciate the tax officers who keep trying to improve their performance."

 

Suharsono hoped that the award, which had taken place twice, would cover a bigger number of nominations to achieve tax-conscious goals. According to him, events like this are very good for each region. Transparency and good relationships with partners will be realized so that awareness of paying fast taxes on time is achieved.

 

"Pay it on time, pay it in the correct amount. Pay the tax, have a transparent building construction," he said.

The Head of the Regional Finance and Asset Agency (BKAD), Sri Ediastuti, in her speech said that the awarding was aimed at appreciating the local taxpayers who paid on time and with the right amount. The event could also be a place to maintain relationship with each other.

 

Meanwhile, the Rector of UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum., when interviewed, appealed to the public to pay tax on time, because by paying on time, we do not only obey the regulation but also help small communities and their development.

The event which was attended by 165 invitees presented Sri Rejeki and the band Guyon Waton as the entertainers.

UAD Jadi Nomine Pajak Bantul Award 2018

Rabu (24/10/2018), Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menjadi salah satu nomine Pajak Bantul Award 2018 yang diadakan di Pendhopo Manggala Parasamya. UAD diwakili oleh Wakil Rektor II, Drs. Safar Nasir, M.Si., untuk menerima penghargaan Pajak Bantul Award 2018 sebagai nomine Pajak Bumi dan Bangunan.

Acara yang mememberikan 10 nomine tersebut mendapatkan dukungan Bupati Bantul Suharsono, Saya sangat mengapresiasi petugas pajak yang terus berupaya untuk meningkatkan kinerjanya.”

Suharsono berharap pada award yang sudah berlangsung dua kali tersebut, pemberian nomine lebih luas lagi agar tercapai tujuan untuk sadar pajak. Menurutnya, acara seperti ini sangat bagus dilakukan oleh setiap daerah. Transparansi dan hubungan baik dengan mitra akan terwujud sehingga kesadaran membayar pajak cepat tepat waktu tercapai.

Tertib waktunya, tertib jumlahnya. Pajak lunas pembangunan jelas, tukasnya.

Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Sri Ediastuti dalam sambutannya mengatakan, pemberian penghargaan bertujuan untuk apresiasi kepada pembayar pajak daerah yang membayar tepat waktu dan tepat jumlah. Hal tersebut juga menjadi tempat silaturahmi.

Sementara Rektor UAD Dr. Kasiyarno, M.Hum. saat diminta testimoni mengimbau kepada masyarakat agar membayar pajak tepat waktu, karena dengan membayar tepat waktu, kita tidak hanya patuh tapi juga telah membantu masyarakat kecil dan pembangunan.

Acara yang diikuti 165 undangan tersebut menghadrikan Sri Rejeki dan grup band Guyon Waton.

 

My Hijrah for You

 

Speaker: Ustaz H. Bachtiar Nasir, Lc., M.M.

Tablig Akbar of KBM UAD

 

Universitas Ahmad Dahlan is one of the Muhammadiyah universities that has gained trust as a university that produces Muslim scholars who prioritize moral, intellectual and integrity values. There are various ways that can be done to shape moral values in students,  one of which is holding a tablig akbar activity. With tablig akbar, one can provide a foundation and broad insight into religious values ​​so that moral values ​​are easy to shape.

The Ministry of Religious Affairs under the Student Executive Board (BEM) of Universitas Ahmad Dahlan Yogykarta has successfully held a tablig akbar with Ustaz H. Bachtiar Nasir, Lc., M.M. as the speaker on October 17, 2018 at UAD Islamic Center Mosque. The event took the theme of "My Hijrah for You". The tablig akbar, which was attended by more than 1,000 worshipers, began at 12.00 WIB before the Ashr prayer. The committee provided 2,000 lunch boxes for the participants.

The theme taken for the tablig this time was very millennial, according to Bachtiar Nasir. He explained that hijrah needed to be done for Allah SWT, and should be in accordance with the teachings of the Qur'an and Al-Hadith. He attributed the condition in Indonesia that had been stricken by consecutive natural disasters with the human attitude in Indonesia itself. He explained that really Allah SWT had warned the people through the earth with the earthquakes, those in Lombok, Palu and Donggala.

"Indeed, the earth is talking and warning people to improve their morals. That is the pattern of communication from the Almighty to His servants. As stated in QS. Al-Qamar verse 4 which means, ‘There have come to them stories in which there is a threat to infidelity. If you look at the time of the people of Noah who did immorality, like being lesbians and drinking liquor, they did not follow the advice of Noah, then indeed Allah SWT inflicted punishment on them'," explained Bachtiar Nasir.

Many stories of the people of the previous prophets who, when viewed from their morals, were not in accordance with what is taught in Islam, and in the end would get a punishment. The punishment actually includes a reminder that Allah SWT loves His servants.

Therefore, the true hijrah must be accompanied with knowledge, namely the real hijrah based on the Qur'an and the Sunnah, by obeying all His commandments and being away from all His prohibitions. Then, hijrah also begins with moral change. With good morality that always draws one closer to His creator, disasters can be avoided.

He revealed that now Indonesia was critically disastrous. Disasters came repeatedly as if to be a warning for us to immediately improve and admit that the earth has been old and soon everything will perish. If you see the signs of the end of time, then we can see that it is getting closer now.
"Let us improve ourselves and draw closer to Allah SWT. If it is lndonesia, then the morality of Indonesia must hijrah. As young people, let us avoid and eradicate LGBT and other immorality to make Indonesia peaceful with the morals of its young generation," he concluded.
Make a disaster that is happening to our brothers as a step to open our eyes so that we can improve ourselves to become true Muslims with Islamic morals. An expression of gratitude is given to all parties who contribute to the success of the tablig akbar, including Takmir of IC UAD, Lazis UAD, LPSI UAD, all BEM F of UAD, and all the committees and other parties that cannot be mentioned individually. Hopefully, after this event was held, we will be able to bring changes to the people.

Hijrahku untuk-Mu

 

Pembicara : Ustaz H. Bachtiar Nasir, Lc.,M.M.

Tablig Akbar KBM UAD

 

Universitas Ahmad Dahlan merupakan salah satu Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang sudah mendapatkan kepercayaan sebagai universitas pencetak cendekiawan muslim yang mengutamakan nilai moral, intelektual, dan integritas. Dalam membentuk nilai moral di kalangan mahasiswa, dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya mengadakan kegiatan tablig akbar. Dengan tablig akbar, dapat memberikan fondasi dan wawasan yang luas tentang nilai keagamaan sehingga nilai moral mudah terbentuk.

Kementerian agama di bawah naungan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Ahmad Dahlan telah berhasil mengadakan tablig akbar dengan pembicara Ustaz H. Bachtiar Nasir, Lc., M.M. pada 17 Oktober 2018 di Masjid Islamic Center UAD. Kegiatan ini mengambil tema “Hijraku untuk-Mu”. Tablig akbar yang dihadiri lebih dari 1.000 jemaah ini dimulai pada pukul 12.00 WIB hingga menjelang shalat Ashar. Panitia menyediakan sebanyak 2.000 kotak makan siang bagi jemaah.

Tema yang diambil pada tablig kali ini sangat milenial, menurut Bachtiar Nasir. Ia menjelaskan bahwa hijrah itu harus karena Allah Swt. dan sesuai dengan ajaran dalam Al-quran maupun Al-hadits. Ia menghubungkan kondisi Indonesia yang tertimpa bencana alam berturut-turut ini dengan sikap manusia itu sendiri. Bahwa sesungguhnya Allah Swt. telah memberi peringatan kepada umatnya melalui bumi yang berbicara dengan guncangan bencana gempa bumi baik di Lombok maupun di Palu dan Donggala.

“Sejatinya, bumi sedang berbicara dan memberi peringatan kepada manusia untuk mengubah akhlaknya. Itulah pola komunikasi dari Sang Maha Kuasa terhadap hamba-Nya. Seperti yang tertuang dalam QS. Al-qamar ayat 4 yang mengandung arti, ‘Telah datang kepada mereka beberapa kisah yang di dalamnya terdapat ancaman terhadap kekafiran. Jika ditengok dari zaman umatnya Nabi Nuh yang melakukan kemaksiatan seperti lesbi dan meminum-minuman keras kemudian mereka tidak mengikuti anjuran Nabi Nuh maka sungguh Allah telah menimpakan azab kepada mereka’,” jelas Bachtiar Nasir.

Banyak kisah umat nabi-nabi sebelumnya yang jika dilihat dari akhlaknya tidak sesuai dengan apa yang diajarkan akan mendapatkan azab. Azab itu sebenarnya termasuk peringatan bahwa Allah Swt. sayang dan mencintai makhluknya.

Oleh karena itu, hijrah sejatinya harus mengetahui ilmunya, yaitu hijrah yang sesungguhnya berdasarkan Al-quran dan As-sunnah, mendekati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Kemudian, hijrah juga diawali dengan perubahan akhlak. Dengan akhlak yang senantiasa mendekatkan diri kepada pencipta-Nya maka bencana akan terhindar.

Ia mengungkapkan bahwa sekarang ini Indonesia sedang kritis bencana. Bencana datang bertubi-tubi seakan menjadi peringatan bagi kita agar segera memperbaiki diri dan mengatakan bahwa usia bumi sudah tua dan tidak lama lagi semua akan binasa. Jika dilihat tanda-tanda akhir zaman, maka saat ini semakin dekat.

“Marilah kita memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Jika hijranya lndonesia maka hijrahkanlah akhlak Indonesia. Sebagai generasi muda, marilah kita hindari dan berantas LGBT dan kemaksiatan lainnya untuk menjadikan Indonesia damai dengan akhlak generasi mudanya,” pungkasnya.

Jadikan bencana yang sedang menimpa saudara kita sebagai langkah untuk membuka mata agar kita mampu memperbaiki diri untuk menjadi muslim sejati dengan akhlak islami. Ucapan terima kasih tidak lupa disampaikan kepada segenap pihak yang ikut menyukseskan tablig akbar tersebut antara lain Takmir IC UAD, Lazis UAD, LPSI UAD, BEM F se-UAD, serta segenap panitia dan pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Harapannya setelah diadakan acara ini, mampu membawa perubahan bagi jemaah semuanya.