RS UAD Raih Akreditasi Utama Bintang Empat

Rumah Sakit (RS) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berhasil meraih akreditasi utama bintang empat. Perolehan ini tentu menggembirakan, sebab RS ini terbilang masih sangat muda, baru berdiri Agustus 2017.

Direktur RS UAD, Prof. Dr. dr. Rusdi Lamsudin, Sp.S.,M.Med.,Sc. mengatakan, hasil ini diperoleh berkat kerja keras seluruh elemen yang ada di RS UAD dan dukungan penuh dari pihak UAD. “Setelah perolehan ini, kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan dan menambah kerja sama dengan berbagai pihak,” jelasnya.

Sementara dr. Tandik Eko Susilo yang menjabat sebagai wakil direktur pelayanan medis menerangkan, moto RS UAD menolong dengan ramah. Berkat moto dan juga akreditasi yang diperoleh, semakin banyak masyarakat yang memercayai RS UAD sebagai tempat berobat.

Kami berkomitmen untuk memberi pelayanan maksimal kepada pasien. Saat ini alat-alat medis di RS UAD juga sudah didukung dengan teknologi yang canggih. Sejak September hingga akhir Januari ini, kami menghitung ada lonjakan pasien 100 persen. September hanya 400-an pasien, Januari ini sudah 800-an,” terangnya kepada wartawan di RS UAD, Rabu (30-1-2019).

Ke depan, RS UAD akan berusaha meningkatkan akreditasi menjadi paripurna atau bintang lima. Hal ini untuk menunjukkan keseriusan RS UAD dalam melayani masyarakat di bidang kesehatan.

Di sisi lasin, Dr. Kasiyarno, M.Hum. Rektor UAD mengaku bangga dengan pencapaian ini. Hasil akreditasi yang diperoleh melebihi ekspektasi. “Siapa pun pasien yang datang ke RS UAD harus dilayani dengan cekatan. Sebagai lembaga kesehatan harus membangun kepercayaan masyarakat dengan cara memberi pelayanan yang baik dan maksimal.”

Kasiyarno berharap, rumah sakit yang merupakan salah satu badan usaha UAD ini dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Apalagi di tengah maraknya pemutusan hubungan kerja beberapa rumah sakit dengan BPJS. Saat ini RS UAD masih melayani pasien peserta BPJS.

Sementara Drs. M. Safar Nashir, M.Si. selaku komisaris sekaligus Wakil Rektor II UAD menjelaskan, ada banyak rumah sakit yang dikelola perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM) yang meminta saran dan tips supaya memeroleh akreditasi bintang empat. Rumah sakit-rumah sakit ini bercermin pada kesuksesan RS UAD.

Bintang empat tentu sangat membanggakan. Ke depan, untuk mencukupi kebutuhan pasien, kami akan menambah dokter spesialis, tenaga kesehatan, dan alat-alat medis,” ungkapnya.

Selain jumpa pers, pada kesempatan ini RS UAD juga mendapat bantuan kendaraan operasional dari Bank Syariah Mandiri dan BPD Syariah Yogyakarta. Bantuan ini tentu dapat meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dan untuk mendukung program home care yang digagas RS UAD.

Bimawa Award 2019: Penghargaan Atas Prestasi dan Kontribusi

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melalui Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) menyelenggarakan Bimawa Award 2019 yang diberikan kepada mahasiswa, dosen, organisasi mahasiwa (ormawa), organisasi otonom (ortom), komunitas, dan program studi yang memiliki prestasi terbaik dalam bidang kemahasiswaan. Bimawa Award 2019 pertama kalinya diselenggarakan sebagai bentuk apresiasi atas prestasi maupun kontribusi bagi UAD.

Acara yang berlangsung di amphitarium kampus IV UAD, Senin (28-1-2019) juga dibarengi dengan penyerahan bantuan dana CSR 150 juta rupiah dari Indosat Ooredoo kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang kemudian diserahkan kepada UAD. Penyerahan diberikan oleh presiden direktur sekaligus CEO Indosat Ooredoo, Chris Kanter, kepada perwakilan dari PP Muhammadiyah dan kemudian diterima Rektor UAD Dr. Kasiyarno, M.Hum.

Kasiyarno dalam sambutannya mengatakan, mengapresiasi adanya Bimawa Award 2019 yang pertama kali diselenggarakan. “Penghargaan ini diberikan bagi mahasiswa maupun dosen yang berprestasi yang telah mengharumkan UAD.”

Lebih lanjut ia menjelaskan, penghargaan ini akan memicu mahasiswa maupun dosen untuk lebih berprestasi. Menurutnya, yang lebih penting dari prestasi adalah meningkatkan kualitas kepribadian.

Ada 10 faktor yang menentukan kesuksesan seseorang menurut Thomas J. Stanley. Di antaranya adalah kejujuran (being honest with all people), disiplin keras (being well-disciplined), mudah bergaul (getting along with people), dukungan pendamping/partner (having a supportive spouse), kerja keras (working harder than most people), kecintaan pada yang dikerjakan (loving my career/business), kepemimpinan (having strong leadership qualities), kepribadian kompetitif (having a very competitive spirit/personality), hidup teratur (being very well-organized), dan kemampuan menjual ide (having an ability to sell my ideas/products),” tandasnya.

Sementara Kepala Bimawa, Dr. Dedi Pramono, M.Hum. menjelaskan, mahasiswa sekarang dituntut untuk memiliki soft skills, hard skills, dan action. Di UAD, ketiga elemen ini dibingkai dalam Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK).

Di dunia kerja saat ini, perusahaaan tidak mencari mahasiswa yang hanya memiliki nilai tinggi. Tetapi mencari mahasiwa yang atif berorganisasi. Oleh karenanya, mahasiswa harus cerdas, aktif, dan memiliki surat keterangan pendamping ijazah (SKPI),” jelasnya.

Bagi mahasiswa, Bimawa Award dapat digunakan sebagai SKPI. Sedang bagi dosen, sebagai bukti produktivitas dan prestasi. Sehingga, prestasi mahasiswa dan dosen akan menangkat peringat UAD,” kata Dedi.

Sementara salah satu penerima Bimawa Award 2019, Gontang, mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri (FTI) UAD mengatakan, mahasiswa harus aktif dan kreatif, terutama aktif berorganisasi.

Dengan aktif di organisasi, akan menemui banyak permasalahan kompleks yang ada di lingkungan kampus. Sehingga sebagai mahasiswa dituntut untuk bisa memecahkan masalah dan solutif atas permasalaha yang terjadi,” terangnya. (ard)

Mahasiswa dan Alumni UAD Ramaikan SPS Edisi 160

Pada beberapa kesempatan, Dr. Kasiyarno, M.Hum., Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) selalu menegaskan UAD sangat terbuka terhadap seni, sastra, dan budaya. Pernyataan ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya prestasi UAD di bidang ini. Di Yogyakarta khususnya, mahasiswa dan alumni UAD juga banyak yang teribat secara langsung dalam kegiatan di kantong-kantong komunitas maupun lembaga seni, sastra, dan budaya yang ada.

Pada Sabtu (26-1-2019), mahasiswa dan alumni UAD menjadi penampil dalam acara yang diselenggarakan Studio Pertunjukan Sastra (SPS) edisi 160. Mereka adalah Shofia Yurida mahasiswa Fakultas Farmasi, Rizki Ramdhani dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), serta Kurniaji Satoto alumnus FKIP UAD.

Shofia merupakan juara 3 tangkai lomba baca puisi Pekan Seni Mahasiswa Daerah (Peksimida) 2018, sementara Rizki juara 3 tangkai lomba monolog Peksimida 2018. Sedangkan Kurniaji saat ini menjabat sebagai ketua kelompok belajar sastra Jejak Imaji dan salah satu peraih Program Seniman Pasca Terampil (PSPT) 2019 Bagong Kussudiardja.

Keterlibatan mahasiswa dan alumni dengan dunia seni, sastra, dan budaya di Yogyakarta akan menjadi sangat penting untuk membangun relasi eksternal. Hubungan baik dengan relasi luar tentu akan meningkatkan citra perguruan tinggi. Dalam hal tertentu, relasi juga bisa menjadi wadah mahasiswa untuk mengasah dan mengembangkan bakat di luar kampus.

Pergulatan di luar kampus juga akan menambah pengalaman mahasiswa dan kemampuan nonakademis khususnya seni, sastra, dan budaya. Sehingga harapannya mahasiswa dapat mendulang dan memersembahkan prestasi bagi almamaternya. Di Yogyakarta, UAD menjadi salah satu perguruan tinggi yang berpengaruh dalam perkembangan seni, sastra, dan budaya.

Tajuk yang diangkat dalam acara Bincang-Bincang Sastra SPS edisi 160 yang bekerja sama dengan Taman Budaya Yogyakarta (TBY) adalah “Yogyakarta Ibunda Tercinta”. Selain diisi oleh mahasiswa dan alumni UAD, acara yang berlangsung di Ruang Seminar (TBY) mengadirkan tiga pembicara, Prof. Faruk, Edi A.H. Iyubenu, dan Indrian Koto.

Bayu Aji Setiawan selaku koordinator acara yang merupakan mahasiswa aktif Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) UAD mengatakan, Yogyakarta menjadi ladang bagi tumbuh kembang kesenian tradisi dan kesenian modern secara berdampingan di topang dengan adanya sekolah, kampus, sanggar seni, dan komunitas-komunitas. (ard/doc)

Family Gathering UAD Tingkatkan Sinergitas

Family gathering merupakan salah satu rangkaian kegiatan dan menjadi agenda rutin tahunan yang diselenggarakan untuk memperingtati Milad Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Acara ini diikuti seluruh sivitas akademika, baik dosen maupun karyawan beserta keluarganya. Pada tahun ini, memperingati milad ke-58, family gathering diselenggarakan di kampus 4 UAD, Jln. Lingkar Selatan, Tamanan, Bantul, Yogyakarta, Minggu (20-1-2019).

Hampir sama dengan agenda milad tahun lalu, kegiatan diisi dengan senam dan makan bersama, hiburan, serta pembagian doorprize. Menariknya, untuk pertama kalinya milad kali ini menyuguhkan doorprize utama dua unit sepeda motor yang diberikan oleh sponsor. Selain itu, ada banyak doorprize lain seperti sepeda, laptop, televisi, gawai, kulkas, mesin cuci, serta perangkat elektronik lainnya.

Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum. mengapresiasi kinerja panitia yang sukses menggandeng berbagai sponsor. Tahun ini doorprizenya ada dua unit sepeda motor. Baru kali ini familiy gathering berhadiah motor. Kami salut dengan kerja keras panitia, semoga ke depan bisa bertambah lagi.”

Selain sebagai rangkaian milad, family gathering juga merupakan ajang silaturahmi antarkeluarga sivitas akademika UAD. Acara ini dibuka dengan pelepasan burung merpati oleh rektor didampingi seluruh wakil rektor dan dekan Fakultas Psikologi serta dekan Fakultas Sastra, Budaya, dan Komunikasi (FSBK). (ard)

Peneliti UAD dan Bappeda Kota Yogyakarta Kembangkan Becak Listrik Wisata β€œBeriman”

Becak merupakan jenis alat angkut moda transportasi beroda tiga yang sangat populer di Indonesia. Becak memang alat transportasi zaman dahulu, dan memiliki ciri-ciri berbeda dari alat transportasi lainnya, di antaranya memiliki roda tiga, pengemudi di belakang, dan dikayuh. Seiring perkembangan zaman yang semakin maju, becak mengalami modifikasi ulang untuk memudahkan sistem kerjanya.

Dosen Program Studi Teknik Industri Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Muhammad Faishal, S.T., M.Eng. dan Okka Adiyanto, STP., M.Sc. serta Ulil Amri (mahasiswa Teknik Industri) bekerja sama dengan Bappeda Kota Yogyakarta melakukan penelitian untuk mewujudkan becak listrik yang berjudul “Beriman” (Becak Ramah Lingkungan dan Nyaman di Kota Yogyakarta).

Menurut Okka Adiyanto, Yogyakarta merupakan kota wisata yang menawarkan berjuta keindahan. Salah satu hal asyik yang dapat dilakukan saat liburan di sini adalah berkeliling menikmati eksotisnya kota pelajar, wisata budaya, kuliner, maupun belanja dengan menggunakan becak. Becak merupakan alat transportasi tradisional yang masih banyak terdapat di kota ini.

Untuk mengembangkan becak listrik, para peneliti dari UAD harus membuat becak sesuai dengan Perda Kota Yogyakarta, yaitu becak khas Yogyakarta yang sesuai dengan karakter baik bentuk dan ukuran.

Uji coba becak listrik Beriman dilaksanakan pada Sabtu 12 Januari 2019 di kampus 3 UAD. Muhammad Faishal dalam melakukan uji coba tersebut menyampaikan, ketika pembuatan becak listrik, perlu modifikasi dan inovasi untuk mencapai tingkat ergonomi yang bisa disesuaikan dengan ukuran tubuh wisatawan dalam negeri maupun luar negeri. Menurutnya, becak listrik tersebut ke depannya masih akan terus direnovasi untuk menghasilkan becak listrik berkualitas dalam menunjang perkembangan pariwisata di Yogyakarta. /(ns)

Siswa Tunarungu Belajar Astronomi di UAD

Pada awal tahun 2019, Internasional Astronomical Union (IAU) merayakan perayaan ulang tahun ke-100 tahun dengan tema “100 Tahun di Bawah Satu Langit (One Hundred Years under One Sky)”. Perayaan ini berlangsung dari 10−13 Januari 2019. Acara ini diikuti 72 negara dan ada lebih dari 700 kegiatan astronomi.

Kegiatan tersebut pada intinya mengenalkan ilmu astronomi kepada masyarakat umum. Komunitas Astronomi di seluruh dunia dapat berpartisipasi dalam upaya memberikan ilmu astronomi ke masyarakat umum.

Tidak mau ketinggalan dari acara internasional tersebut, Observatorium UAD mengadakan acara bertema “Semesta untuk Kita Semua” dengan mengundang guru dan siswa tunarungu SLB N 2 Bantul, Minggu, (13-1-2019). Kegiatan diawali dari perkenalan setiap ruangan yang ada di observatorium.

Selain itu, guru dan anak-anak tunarungu melakukan pengamatan matahari di kubah observatorium. “Sangat beruntung pada saat itu, cuaca sedang cerah. Sehingga anak-anak tunarungu dapat melihat matahari menggunakan teleskop dan kacamata matahari. Antusiasme anak-anak tunarungu terpancarkan dari banyaknya pertanyaan yang mereka lontarkan dan tentu saja bahasa yang mereka gunakan dapat kita pahami dengan bantuan Sri Noworini, S.Pd. yang merupakan salah satu guru SLB N2 Bantul,” jelas Yudhiakto Pramudya, Ph.D., Kepala Pastron UAD.

Setelah mengamati matahari melalui teleskop, peserta mengelilingi taman angkasa yang berada di lantai 11,5 gedung kampus 4 UAD Observatorium. Setelah itu Yudhiakto memberi materi astronomi kepada para peserta.

Kegiatan ini juga merupakan ajang promosi Observatorium UAD, bahwa Observatorium ini ramah bagi penyandang disabilitas. Sehingga semua orang yang memiliki latar belakang berbeda mendapatkan ilmu pengetahuan yang sama,” tandasnya (doc)

UKM Taekwondo UAD Sasar Kejuaraan Internasional

Setelah meraih sukses pada tiga ajang kejuaraan nasional di tahun 2018, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Taekwondo Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kini menyasar kejuaraan tingkat internasional. “Setelah keberhasilan ini, UKM Taekwondo dipersiapkan untuk mengikuti kejuaraan internasional. Tahap awal, kami membidik ASEAN. Dengan konsekuensi mahasiswa harus berlatih lebih keras,” jelas Dr. Hadi Suyono, S.Psi.,M.Si., Pembina UKM Taekwondo UAD.

Saat ini, UKM tersebut semakin diperhitungkan di kancah kejuaraan antarmahasiswa. Hal ini menyusul prestasi yang diraih dalam kejuaraan Piala Rektor UPN Surabaya, Piala Walikota Yogyakarta, dan Makzom Cup Taekwondo Championship 2018 Jakarta. Bahkan dua mahasiswa UAD berhasil memersembahkan medali emas pada tiga kejuaran tersebut.

Pada kejuaraan terakhir di Makzom Cup Taekwondo Championship 2018 Jakarta, 22−23 Desember 2018, Tim UAD berhasil mempersembahkan 11 medali emas, 2 perak, dan 8 perunggu.

Alhamdulillah, kami berhasil mempersembahkan medali untuk UAD. Di sana kami bertanding dengan kompetitor yang dahsyat dan memiliki pengalaman bertanding seperti Universitas Negeri Jakarta dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tasikmalaya,” kata Hadi.

Selain medali, mahasiswa yang sukses memenangi kejuaraan juga akan mendapatkan piagam penghargaan. Ke depan, piagam penghargaan tersebut dapat digunakan sebagai Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI).

Sementara Dr. Abdul Fadlil, M.T. Wakil Rektor III UAD mengatakan, UKM Taekwondo dapat menunjukkan eksistensinya melalui prestasi. “Prestasi ini menjadi magnet untuk menarik mahasiswa baru untuk mengikuti UKM tersebut.”

Fadlil menambahkan, iklim pembinaan perlu dibangun agar anggota baru nyaman mengikuti UKM Taekwondo. Selain itu, sentuhan fisik, spirit, dan motivasi juga diperlukan. Bidang minat bakat selalu dijadikan bagian dari proses mahasiswa. “Prestasi akademik juga perlu dijaga agar mahasiswa tetap bisa membagi waktu sebaik-baiknya. Sehingga mahasiswa memiliki hard skills dan soft skills,” katanya.

UAD memiliki kebijakan agar eksistensi Taekwondo dan UKM lainnya bisa berlanjut. Di antaranya, ada program beasiswa untuk mahasiswa. Karena itu perlu diinformasikan agar ada penerimaan mahasiswa melalui jalur prestasi seni, sains, dan olahraga (SSO).

Elisha: UAD Bergerak Cepat

UAD berkembang sangat cepat dan bisa lihat dari Teknologi Informatika (TI) yang keren dan sesuai standar. Gedung juga keren, ada lift dan eskalatornya,” kata Elisha Orkarus Allaso saat ditemui (9-01-2019).

Menurut sinden lulusan Pedalangan ISI Yogyakarta sekaligus lulusan Magister Psikologi tersebut, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) gerakannya cepat. Selain gedung, program studi yang ada semakin banyak.

Saat mengadakan acara wayang kemarin, gerakan panitian UAD sangat cepat. Dalam waktu yang singkat, publikasi dan persiapan yang lain terealisasi dengan baik. Dari semua pengalaman saya nyinden di acara wayang di luar, UAD sangat serius dalam menjalankan kegiatan.

Elisha berharap, UAD bisa menjadi perguruan tinggi yang menjaga budaya. Seperti tema yang diusung pada Milad ke 58 UAD ini, “Membangun Identitas Bangsa dan Budaya Indonesia yang Berkemajuan”.

Meski UAD berkembang dari sisi jurusan dan gedung, perguruan tinggi yang berada di bawah naungan Muhammadiyah ini juga mengembangkan budaya. Apalagi K.H. Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah juga melestarikan dan mengembangkan budaya,kata gadis yang mengaku ikut Seno sejak 2016 ini.

Budaya adalah harta kita. Karena itu, penting untuk dilestarikan,” tukasnya.

Elisha menjadi sinden bintang tamu saat UAD mengadakan pagelaran wayang kulit dengan dalang Ki Dalang Seno Nugroho untuk memeringati Milad UAD ke-58 di kampus utama Jln. Lingkar Selatan, Tamanan, Bantul.

Dosen UAD Kenalkan Yogyakarta kepada CCPIT untuk Investasi dan Kolaborasi

 

Pada 3 Januari 2019, China Council for The Promotion of International Trade Asean Center (CCPIT) dengan rombongan dari Persatuan Pengusaha Wenzhou Asia Tenggara (PPWA) melakukan pertemuan dengan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X. Dalam rombongan delegasi ini, terdiri atas berbagai pengusaha yang siap berinvestasi di Indonesia. Dalam pertemuan, dibahas berbagai kesempatan kerja sama yang dapat diwujudkan dan dilakukan di Yogyakarta.

Pertemuan dengan Ngarsa Dalem, membahas rencana kolaborasi CCPIT dengan Pemerintah Daerah DIY di bidang pengembangan infrastruktur, teknologi cerdas, pengembangan lingkungan, dan teknologi informasi. Untuk CCPIT, PPWA saat ini sudah memiliki kantor di Yogyakarta dan terdaftar resmi di Kementerian Hukum dan HAM Indonesia.

Dalam rombongan yang dipimpin oleh Mr. Aland Chen tersebut terdapat putra daerah Yogyakarta dan akademisi dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD), yakni Hari Haryadi, yang menjabat sebagai Sekjend Asosiasi PPWA di Indonesia. Hary menjelaskan bahwa dipilihnya Yogyakarta sebagai kantor pusat CCPIT karena kestabilan iklim usaha dan politiknya.

Untuk mewujudkan kegiatan yang optimal, CCPIT berharap dapat berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah DIY dan para pelaku usaha yang ada di Yogyakarta khususnya, dan Indonesia pada umumnya.

Dalam pertemuan dengan Gubernur DIY, salah satu delegasi yang mengepalai bagian IT CCPIT, Mr. Lin Rong Tian, menjelaskan saat ini sedang meningkatkan pengembangkan teknologi informasi dan infrastruktur. Dengan kesamaan kondisi ini mudah-mudahan dapat terjalin dengan baik kerja sama kami dengan Indonesia, khususnya Yogyakarta.”

Lakon Amarta Binangun Disesaki Ribuan Penonton

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, mengadakan pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan lakon Amarta Binangun, Sabtu (512019). Acara yang digelar di kampus utama UAD, Jln. Lingkar Selatan, Tamanan, Bantul, dihadiri ribuan penonton. Pagelaran wayang kulit oleh Ki Dalang Seno Nugroho ini untuk memeringati Milad UAD ke-58.

Rektor UAD, Dr. Kasiyarno, M.Hum. mengatakan, pertunjukan wayang kulit semalam suntuk ini untuk melestarikan apa yang diajarkan K.H. Ahmad Dahlan. “UAD terbuka dengan seni dan budaya, sebagai salah satu bentuk pelestarian kebudayaan. Selain itu, sebagai salah satu bentuk pelestarian kebudayaan, acara-acara di UAD saat ini membiasakan diawali dengan tari-tarian.”

Terkait wayang kulit, sebagai salah satu warisan kebudayaan yang digunakan untuk media dakwah Islam di masanya, jangan sampai dicuri atau diklaim oleh negara lain,” lanjutnya.

Selain sebagai hiburan untuk sivitas UAD dan masyarakat, pagelaran wayang kulit ini juga menjadi sarana edukasi bagi mahasiswa. Sehingga para mahasiswa dapat mencintai budaya sendiri. Pada kesempatan ini, puluhan mahasiswa asing UAD juga terlihat antusias dalam menonton pagelaran wayang kulit ini.

Lakon Amarto Binangun, dijelaskan Kasiyarno, dalam cerita, Amarta selalu direcoki, dizalimi, dimusuhi oleh Kurawa. Mengetahui hal tersebut, Maswopati merasa kasihan pada Pandawa. Oleh karenanya Pandawa diberi hutan, yang ternyata hutan itu penuh dengan jin. Bahkan bisa dikatakan sebagai kerajaan jin.

Pelajaran yang bisa diambil dari lakon ini, untuk meraih sesuatu kebahagiaan atau kesuksesan harus melalu perjuangan. Seperti yang diajarkan di UAD, kami memiliki spirit 8-As. Kerja keras, kerja tuntas, kerja ikhlas, dan kerja cerdas, mumtas, kualitas, sinergitas, dan membangun trust,” tandasnya.

Kali ini, kata Kasiyarno, UAD sengaja memilih Seno Nugroho sebagai dalanya. Sebab Seno Nugroho merupakan dalang populer. “Kemarin kami memanfaatkan dalang ‘dalam negeri’ mahasiswa kita, tidak ada penonton. Padahal ini untuk memopulerkan mahasiswa sendiri, tetapi tidak ada penonton,” katanya sambil menambahkan tradisi wayangan sudah dilakukan sejak Kasiyarno menjadi rektor tahun 2007. (ard)