mahasiswa_punya_banyak_waktu_luang_dan_banyak_waktu_yang_terbuang.jpg

Anies Baswedan: Mahasiswa Punya Banyak Waktu Luang, dan Banyak Waktu yang Terbuang

Senin (27/8/2018), Anies Rasyid Baswedan, Ph.D. hadir di tengah-tengah 4.378 mahasiswa baru Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Gubernur Jakarta ini mengisi kuliah umum di acara Pembukaan Program Pengenalan Kampus (P2K). Anies termasuk keluarga besar UAD, karena ibundanya, Prof.Dr. Hj. Aliyah Rasyid Baswedan, M.Pd., adalah salah satu dosen UAD.

Dalam orasinya, Anies mengatakan bahwa masa kuliah adalah masa persiapan untuk masuk ke dalam masyarakat. Mahasiswa adalah maha atas kesiswaan yang dimiliki. Di Indonesia, mahasiswa memiliki sejarah yang panjang. Kaum terdidik dan intelektual pejuang bangsa Indonesia didominasi oleh mahasiswa.

Masalah besar mahasiswa adalah terlalu sering menunda pekerjaan, mahasiswa memiliki banyak waktu luang, dan banyak pula waktu yang terbuang. Apabila seseorang memiliki waktu luang, tandanya ia bukan mahasiswa. Mahasiswa tentu harus sibuk, yaitu sibuk mempersiapkan diri untuk masa depan diri sendiri dan bangsa.

Mahasiswa secara akademik harus berprestasi di dalam dan di luar kelas. Sebab jika hanya aktif dalam kelas akan menjadi individual profesionalis yang hanya menjajakan ilmunya lalu dibayar mahal. Bukan sebagai individual yang akan membawa perubahan bagi bangsa.

Anies mengimbau agar mahasiswa dapat memiliki IPK di atas batas minimum IPK S2. Harapannya, mahasiswa dapat melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi. Namun di samping itu, perkuliahan adalah kegiatan belajar di dalam dan di luar kelas. IPK bukan segalanya, dan IPK tinggi hanya mengantarkan pada ruang wawancara. Dalam ruang wawancara diperlukan jiwa kepemimpinan dari pengalaman berorganisasi, berkomunikasi, dan negosiasi. Tetapi harus diingat, dengan IPK rendah, mahasiswa juga tidak akan dipanggil untuk wawancara.

 

“Selamat belajar, selamat menuntut ilmu, selamat beraktivitas, selamat mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam diri Anda. Jadilah anak- anak yang tidak hanya belajar di ruang kelas, tetapi pemimpin-pemimpin yang akan mewarisi kepemimpinan di republik ini,” tutup Anies. (nrl)