Audiensi Pimpinan Uad Dengan Gubernur DIY Terkait Pengajuan Beasiswa Mahasiswa

Kamis (14/01/2010), Pimpinan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Indonesia. Mengadakan pertemuan dengan Gubernur Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bertempat di Komplek Kepatihan. Kunjungan Pimpinan UAD tersebut dalam rangka audiensi seputar permasalahan pendidikan gratis di DIY dimana UAD sebagai salah satu purguruan tinggi swasta di Yogyakarta bermaksud untuk mengajukan atau bergabung dengan penawaran program PemProv tersebut.

Pertemuan yang berlangsung sekitar pukul 09.00 WIB tersebut, dipimpin langsung oleh Drs. Kasiyarno, M. Hum selaku Rektor UAD. Beliau menjelaskan bahwa saat ini UAD sudah memasuki tahun keempat memberikan beasiswa kepada 30 mahasiswa kuliah gratis sampai lulus. Tiga tahun sebelumnya, program ini diperuntukkan bagi mahasiswa yatim piatu yang berprestasi di bidang akademik dan aktif di Persyarikatan Muhammadiyah. Untuk tahun 2010 ini, rencananya program beasiswa tersebut tidak hanya bagi mahasiswa yatim saja, namun bagi mahasiswa  yang berprestasi di bidang akademik dan aktif di Persyarikatan Muhammadiyah.

Pertemuan tersebut dihadiri langsung oleh Gubernur Sri Sultan HB X bersama Rektor, Wakil Rektor I, II, dan III UAD, Ketua BPH, Wakil Ketua BPH, Sekretaris BPH, Anggota BPH (Prof Sarbiran, Ph.D) UAD dan Kepala kantor Universitas serta Dinas Pendidikan Prov DIY  (2 orang). Bapak Gubernur Sri Sultan HB X memberikan tanggapan bahwa selama ini di Perguruan Tinggi sebenarnya sudah ada program cross subsidi antara mahasiswa yang mampu dengan yang tidak mampu. Ada beberapa beasiswa yang diberikan pada masyarakat yang kurang mampu. Tanpa bantuan program pemerintah, PT (Perguruan Tinggi) sudah menerapkan program tersebut. Namun biasanya beasiswa tersebut mensyaratkan kepandaian tingkat tertentu. Sehingga masih ada masyarakat kurang mampu yang tidak memiliki tingkat kepandaian tertentu tidak dapat kuliah.

”Pemerintah Propinsi ingin mengambil moment adanya program Reboisasi (penghijauan) selain berfungsi sebagai pengendalian juga dapat menyelaraskan dengan program beasiswa di kampus. Dengan adanya program dari Departemen Kehutanan (Bapak Menteri Waktu itu MS Kaban), yaitu disediakannya tanah oleh Pemprov (Pemerintah Provinsi) seluas 100 ha di Kabupaten Gunung Kidul untuk direboisasi dengan pohon jati. Masing-masing kampus mendapatkan 10 ha (10.300 batang pohon jati). Program reboisasi ini dijalankan oleh Pemda (Pemerintah Daerah). Selama lima belas tahun kemudian pihak kampus boleh menebang pohon jati tersebut sebagai pengganti biaya kuliah mahasiswa yang mendapatkan  beasiswa”, tegas beliau.

Dari hasil perbincangan tersebut Gubernur Sri Sultan HB X merespon baik dan positif. Hal tersebut terlihat dari keterangan yang dijelaskan oleh beliau mengenai program beasiswa dan kuliah gratis. ”Jika UAD ingin menggunakan dana yang ada di Pemprov DIY, silahkan berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Propinsi DIY. Proses seleksi beasiswa sepenuhnya diserahkan ke kampus. Di sini Kampus yang sudah bekerjasama adalah UGM, UII, UMY, Atmajaya, YKPN, dan UPN. Mereka memberi beasiswa untuk 5-7 mahasiswa dengan syaratnya hanya diperuntukkan bagi putra daerah atau masyarakat DIY ”, tegas beliau.

Kamis (14/01/2010), Pimpinan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Indonesia. Mengadakan pertemuan dengan Gubernur Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bertempat di Komplek Kepatihan. Kunjungan Pimpinan UAD tersebut dalam rangka audiensi seputar permasalahan pendidikan gratis di DIY dimana UAD sebagai salah satu purguruan tinggi swasta di Yogyakarta bermaksud untuk mengajukan atau bergabung dengan penawaran program PemProv tersebut.

Pertemuan yang berlangsung sekitar pukul 09.00 WIB tersebut, dipimpin langsung oleh Drs. Kasiyarno, M. Hum selaku Rektor UAD. Beliau menjelaskan bahwa saat ini UAD sudah memasuki tahun keempat memberikan beasiswa kepada 30 mahasiswa kuliah gratis sampai lulus. Tiga tahun sebelumnya, program ini diperuntukkan bagi mahasiswa yatim piatu yang berprestasi di bidang akademik dan aktif di Persyarikatan Muhammadiyah. Untuk tahun 2010 ini, rencananya program beasiswa tersebut tidak hanya bagi mahasiswa yatim saja, namun bagi mahasiswa  yang berprestasi di bidang akademik dan aktif di Persyarikatan Muhammadiyah.

Pertemuan tersebut dihadiri langsung oleh Gubernur Sri Sultan HB X bersama Rektor, Wakil Rektor I, II, dan III UAD, Ketua BPH, Wakil Ketua BPH, Sekretaris BPH, Anggota BPH (Prof Sarbiran, Ph.D) UAD dan Kepala kantor Universitas serta Dinas Pendidikan Prov DIY  (2 orang). Bapak Gubernur Sri Sultan HB X memberikan tanggapan bahwa selama ini di Perguruan Tinggi sebenarnya sudah ada program cross subsidi antara mahasiswa yang mampu dengan yang tidak mampu. Ada beberapa beasiswa yang diberikan pada masyarakat yang kurang mampu. Tanpa bantuan program pemerintah, PT (Perguruan Tinggi) sudah menerapkan program tersebut. Namun biasanya beasiswa tersebut mensyaratkan kepandaian tingkat tertentu. Sehingga masih ada masyarakat kurang mampu yang tidak memiliki tingkat kepandaian tertentu tidak dapat kuliah.

”Pemerintah Propinsi ingin mengambil moment adanya program Reboisasi (penghijauan) selain berfungsi sebagai pengendalian juga dapat menyelaraskan dengan program beasiswa di kampus. Dengan adanya program dari Departemen Kehutanan (Bapak Menteri Waktu itu MS Kaban), yaitu disediakannya tanah oleh Pemprov (Pemerintah Provinsi) seluas 100 ha di Kabupaten Gunung Kidul untuk direboisasi dengan pohon jati. Masing-masing kampus mendapatkan 10 ha (10.300 batang pohon jati). Program reboisasi ini dijalankan oleh Pemda (Pemerintah Daerah). Selama lima belas tahun kemudian pihak kampus boleh menebang pohon jati tersebut sebagai pengganti biaya kuliah mahasiswa yang mendapatkan  beasiswa”, tegas beliau.

Dari hasil perbincangan tersebut Gubernur Sri Sultan HB X merespon baik dan positif. Hal tersebut terlihat dari keterangan yang dijelaskan oleh beliau mengenai program beasiswa dan kuliah gratis. ”Jika UAD ingin menggunakan dana yang ada di Pemprov DIY, silahkan berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Propinsi DIY. Proses seleksi beasiswa sepenuhnya diserahkan ke kampus. Di sini Kampus yang sudah bekerjasama adalah UGM, UII, UMY, Atmajaya, YKPN, dan UPN. Mereka memberi beasiswa untuk 5-7 mahasiswa dengan syaratnya hanya diperuntukkan bagi putra daerah atau masyarakat DIY ”, tegas beliau.