bedah_buku_rektor_budaya_hegemoni_amerika_serikat.jpg

Bedah Buku Rektor UAD: Membaca Budaya Hegemonik Amerika Serikat

Melalui buku yang berjudul Budaya Hegemoni Amerika Serikat Pasca Perang Dingin Antara Mitos dan Ilusi, Dr. Kasiyarno, M.Hum. menyampaikan, mimpi Amerika Serikat (AS) dan ilusi sebagai negara yang paling istimewa dapat dikatakan sebagai benang merah yang mempertautkan seluruh pandangan ideologi dan praktik kebijakan pemerintahan semua presiden sejak awal pendirian negara hingga pascaperang dingin.

Buku yang berangkat dari disertasi Program Pascasarjana di Fakultas Ilmu Budaya Jurusan Ilmu Pengkajian Amerika Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta tersebut, dibedah oleh Prof. Dr. HM. Amien Rais, M.A. (Guru Besar Fisipol UGM) dan Prof. Juliasih, S.U. (Ketua Program Studi S2 Pengkajian Amerika FIB UGM) dengan moderator Dr. Tatit Hariyanti, M.Hum. (Dosen Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Teknologi Yogyakarta) di aula Islamic Center kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Selasa (10/5/2016).

“Dan, buku ini, diharapkan dapat dijadikan salah satu rujukan penting dalam memahami budaya hegemonik AS. Harapannya, akan ada ulasan yang lebih mendalam dan komprehensif terkait persoalan budaya hegemonik di pentas global,” kata Kasiyarno dalam pengatarannya.

Topik ini, lanjut Kasiyarno, belum begitu luas dikaji dalam ilmu pengkajian AS. Sehingga, buku ini dimaksudkan untuk mendorong kajian-kajian lanjutan di jurusan Ilmu Pengkajian Amerika serta bidang ilmu lainnya.

Menurut Amien Rais, kedua fitur penting dalam budaya hegemonik AS itu telah menjadi pedoman haluan kebijakan luar negeri yang ditandai dengan tiga gejala saling berhubungan. “Yaitu globalisasi budaya Amerika, Amerikanisasi, dan imperialisme budaya,” tandasnya.

Di sisi lain, sebagaimana dikatakan Juliasih, buku ini menyajikan ulasan cukup luas dan padat mengenai budaya hegemonik AS pasca perang dingin.

“Beranjak dari pendekatan ilmu pengkajian AS, penulis memandang bahwa hemenoni budaya AS telah memanfaatkan mesin globalisasi secara efektif untuk menyebarluaskan produk dan ide budaya AS ke seluruh dunia,” ucapnya.

Kasiyarno yang juga merupakan Ketua APTISI DIY itu pun menguraikan beberapa bentuk perlawanan terhadap budaya hegemonik.

“Penutup dalam buku ini berisi tentang prediksi atas kontinuitas budaya hegemonik di sepanjang masa pemerintahan pasca Bush dan Clinton,” ujarnya.