mohammad_yahya_fuad_uad_kebumen.jpg

Berdakwah Bukan Hanya Menyeru tetapi Juga Menyuruh

“Ketika mendengar kata politik, stigma di kepala kita cenderung jelek. Padahal, jika kita ingin berdakwah yang bersifat menyuruh—bukan menyeru, tidak dapat dilakukan jika tidak menjadi pemimpin. Bupati misalnya. Maka yang akan terjadi bukan hanya menyeru, tetapi menyuruh dengan mengeluarkan Perda,” kata Ir. H. Mohammad Yahya Fuad, S.E. saat memberikan ceramah pada pengajian Ramadhan Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (MPK PWM-DIY) Sabtu (18/6/2016).

Inilah fungsi politik praktis. Penguasa bisa menyuruh, tetapi karena keterbatasan ilmu agama dan waktu, biasanya kurang aktif menyeru.

Bupati Kebumen yang biasa dipanggil Mas Yahya ini mengharapkan ada perpaduan ideal, yaitu kerja sama yang erat antara ulama, umaro, dan pengusaha.

Pengajian yang berlangsung di auditorium Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ini mengakat tema “Masa Depan Muhammadiyah: Penguatan Peran Sosial Politik dan Kemandirian Ekonomi”. Pada kesempatan tersebut Mas Yahya mengangkat tema “Strategi dan Taktik Penguatan Peran Politik Muhammadiyah”.

Ia menambahkan, untuk langkah penguatan peran politik, Muhammadiyah perlu mendorong kader agar terjun ke politik untuk memperoleh sulthona nashiiro, sering menginisiasi silaturahmi dengan kader-kader yang menduduki jabatan eksekutif. Selain itu juga saling memberikan masukan, saran, doa, dorongan, dan bantuan kepada kader-kader yang menduduki agar kinerjanya lebih memuaskan rakyat. Hal yang tidak kalah penting tentu saja memberi pemahaman kepada masyarakat Muhammadiyah bahwa kekuasaan, bila digunakan untuk kemaslahatan umat, maka akan menebar kebaikan.