20160923105855_img_0011.jpg

Bencana Kemanusiaan Harus Diselesaikan Bersama

“Konferensi internasional ini bertujuan untuk mempertemukan orang-orang yang peduli dengan bencana, khususnya bencana kemanusiaan.”

(Dr. Kasiyarno, M.Hum.)

 

Pertemuan yang dihadiri oleh perwakilan dari negara-negara Asia Pasifik ini membahas dan sharing pengalaman dalam penanganan bencana. Peserta dari latar belakang yang berbeda, dengan berbagai macam perspektif disatukan dalam acara ini.

“Ke depannya, setelah pertemuan konferensi, kami berharap ada kolaborasi partnership antaragama dalam menangani masalah bencana. Kami ingin ada kerja sama untuk menangani secara khusus permasalahan bencana kemanusiaan, seperti yang terjadi di Rohingya,” tukas Kasiyarno.

Lembaga Penangggulangan Bencana Muhammadiyah atau  Muhammadiyah Disaster Managemen Centre (MDMC) dan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta bekerja sama dengan Asia Pasific Baptis Federation (APBF) menyelenggarakan konferensi internasional. Konferensi bertajuk “Teologi Bencana Kemanusiaan” ini dilangsungkan di Islamic Center (IC) kampus 4 UAD, Minggu (24/9/2017).

Hadir sebagai keynote speaker Dr. Ross Clifford dari Morling College Australia dan beberapa narasumber lain seperti Dr. Maung Maung Yin (Director Peace Centre, Myanmar Institute of Theology), Dr. Ustadzi Hamzah (Majelis Tarjih & Tajdid PP Muhammadiyah), Rahmawati Husein, Ph.D. (MDMC), dan Dr. Yoyo, M.A. (Dosen S2 PAI-UAD).

Kapasitas MDMC sebagai lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk aksi kemanusiaan Rohingya telah memikat perhatian lebih dari 100 pastor dan pendeta. Mereka tergabung dalam APBF, datang ke UAD guna mempelajari manajemen penanggulangan bencana kemanusiaan, baik dalam perspektif teologi Kristen maupun Islam, khususnya Fikih Bencana yang disusun Majelis Tarjih Muhammadiyah. (ard/doc)