d02f9646-0345-472c-a52d-897967387218.jpeg

CIRNOV UAD dan Dislitbang TNI AD Kerja Sama Buat Rudal Sasaran Udara

Penguasaan teknologi alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang mampu menangkal segala ancaman dan serangan musuh merupakan kebutuhan mutlak yang harus dimiliki suatu negara. Rudal atau peluru kendali sebagai salah satu alutsista yang ampuh untuk melumpuhkan sasaran terbang merupakan senjata vital yang perlu dikuasai dan dimiliki oleh bangsa Indonesia.

Mulai tahun anggaran 2018, Dislitbang Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) memulai kerja sama dengan pusat riset Center for Integrated Research and Innovation (CIRNOV) Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Kerja sama tersebut dalam hal membuat dan mengembangakan rudal kaliber 70 yang mampu menghantam sasaran seperti pesawat, drone, dan sejenisnya dengan kecepatan yang tinggi.

Kepala CIRNOV UAD, Prof. Hariyadi menjelaskan, pembuatan rudal yang dapat mengejar sasaran di udara sudah dilakukan mulai tahun 2016 dan telah berhasil diujitembakkan tiap tahunnya untuk penyempurnaan.

“Pembuatan ini mendapat dukungan dari PT PINDAD, juga dari Pustekbang LAPAN untuk uji aerodinamik dan telemetri sebagai implementasi perjanjian kerja sama yang telah ada. Uji tembak rudal produk lokal tersebut merupakan rudal kaliber 70 dengan kecepatan tinggi yang pertama kali dibuat anak bangsa Indonesia, mengingat selama ini uji-uji tembak banyak dilakukan untuk roket-roket balistik dalam negeri yang tidak mengejar sasaran,” papar Hariyadi.

Rudal yang sedang dibuat oleh Dislitbang TNI AD merupakan rudal jenis anti pesawat terbang dengan kategori jarak dekat (short range) hingga jangkauan 4.000 meter dengan teknologi menembak sasaran tanpa harus memandunya (fire and forget). Rudal ini sekelas rudal panggul anti pesawat buatan Rusia (Strela), USA (Stinger), dan Tiongkok (QW).

Teknologi yang digunakan rudal ini memungkinkan bagian pencari sasaran (seeker) mengunci sasaran yang telah dibidik secara akurat menggunakan deteksi pancaran sinar infra merah. Kemudian bersama dengan sub sistem kendali akan melakukan manuver gerakan untuk mencapai sasaran.

“Untuk itu diperlukan penguasaan ilmu fisika optik dan material yang memadai untuk dapat menguasai teknologi seeker jenis ini. Sistem kendali rudal yang bergerak sangat cepat melebihi kecepatan suara dalam mengejar pesawat tempur tidak mudah dibuat mengingat banyak hal yang harus dikuasai,” tandasnya.

Hariyadi menambahkan, hal yang harus dikuasai seperti aspek kestabilan rudal selama terbang dalam kondisi ekstrem, tekanan udara yang besar, berat rudal yang berubah seiring dengan pembakaran bahan roket pendorong, juga respons seeker yang harus cepat. Oleh karenanya diperlukan kemampuan penguasaan teknologi yang sangat berbeda dengan teknologi kendali pada robot yang bergerak relatif lambat sebagaimana yang selama ini biasa lihat di banyak kontes-kontes robot.

Sebagai salah satu tahapan proses pembuatan rudal, telah dilakukan uji karakteristik bahan propelan roket yang dilakukan di Lapangan Tembak, Laboratorium Disltibang TNI AD, Batujajar, Bandung, Jawa Barat pada 20 Juli 2018. Uji ini sangat penting untuk dapat mengetahui performansi roket pendorong rudal yang harus disesuaikan dengan sistem kendali yang di dalamnya ada bagian seeker, sirip, stabiliser, dan lainnya.

Kegiatan uji tersebut dihadiri oleh pejabat Dislitbang TNI AD yaitu Kasubdisiptek (Kol. Cba. Hermanto), Ka Lab (Kol. Cpl. Simon P.K.), Kabagjitek (Letkol. Inf. Edi Sujarwoko), Kasublab uji (Letkol. Czi. Chaerul Harahap), Kasublab rekayasa (Letkol. Chb. Sukamto), tim dari Politeknik Kodiklat TNI AD dan Tim konsultan dari CIRNOV UAD yang diketuai oleh Prof. Hariyadi.

Kegiatan uji menggunakan fasilitas lab yang ada di Batujajar merupakan konsep pengembangan yang diinstruksikan oleh Kadislitbang TNI AD Brigjen TNI D. Doetoyo, S.E., M.M. sebagai salah satu ujung tombak pengembangan riset-riset pertahanan dan keamanan. Dengan optimalisasi dan pengembangan lab yang ada maka akan dapat diperoleh berbagai inovasi produk teknologi khususnya alutsista yang dibutuhkan oleh TNI sebagai kekuatan pertahanan dan keamanan negara.

Ke depan, pihak Dislitbang TNI AD dan CIRNOV UAD telah memiliki rencana besar pengembangan riset hingga produksi rudal kaliber 70 sebagaimana disampaikan oleh Ir. Triono Priohutomo, M.T. (Project Manager) dan Ir. Supardi (Perekayasa) dari Tim Konsultan CIRNOV UAD.

Diharapkan dengan riset strategis yang sudah berhasil uji tembak ini, beberapa tahun ke depan Dislitbang TNI AD mampu membuat dan memproduksi sendiri rudal anti sasaran udara yang mudah dioperasikan, relatif murah, anti embargo, sesuai postur TNI yang akan dapat memperkuat sistem pertahanan untuk peningkatan kualitas alutsista teknologi tinggi buatan dalam negeri. (doc)