pencak_silat.jpg

Herdiyana Asmoroningtyas: Pencak Silat dan Penemuan Jati Diri

Herdiyana Asmoroningtyas kelahiran Sleman 1 Juni 1999 merupakan mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Satra, Budaya, dan Komunikasi (FSBK), Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Ia mengikuti lomba Airlangga Championship Tapak Suci National Open 2017 dan mendapatkan Juara 1 Tingkat Nasional Kelas E, di Surabaya Jawa Timur, yang diselenggarakan pada 30 Oktober-5 November 2017 lalu.

Ini adalah pengalaman Herdiyanan pertama kali mewakali universitas. Sebelum mendapatkan juara di perlombaan ini, ia pernah merndapatkan juara saat SMP dan SMA, seperti Popda Kab. 2013 Juara 1 Pencak Silat Putri, Popda DIY. 2013 Juara 2 Pencak Silat Putri, Popda Kab. 2014 Juara 1 Pencak Silat Kelas Putri, Popda DIY. 2014 Juara 2 Pencak Silat Kelas Putri, Kejurda Pencak Silat Remaja DIY. 2014 Juara 1 Kelas F Putri,  Popda Kab. 2015 Juara 1 Pencak Silat Kelas G Putri, Popda DIY. 2015 Juara 2 Pencak Silat Kelas G Putri, O2sn Kab. 2015 Juara 1 Pencak Silat Kelas F Putri, O2sn DIY. 2015 Juara 2 Pencak Silat Kelas F Putri, Tapak Suci National Championship UMY 2015 Juara 1 Kelas Bebas Putri, Popda Kab. 2016 Juara 1 Pencak Silat Kelas G Putri,  Popda DIY. 2016 Juara 1 Kelas G Putri, O2sn Kab. 2016 Juara 1 Pencak Silat Kelas F Putri, O2sn DIY. 2016 Juara I Pencak Silat Kelas F Putri, O2sn Nasional. 2016 Juara 2 Pencak Silat Kelas F Putri, Popwil III DIY. 2016 Juara 2 Pencak Silat Kelas G Putri, Popda XIV 2017 Juara 2 Pencak Silat Kelas E Putri.

Motivasi Herdiyana belajar pencak silat dilatarbelakangi karena ia anak perempuan tunggal di keluarganya.

“Saya anak tunggal di keluarga saya. Jadi saya berpikir, nantinya yang jaga saya dan keluarga saya siapa? Apalagi saya perempuan. Maka saya belajar pencak silat sejak SMP yakni tahun 2013. Setelah ikut pencak silat, saya tertantang karena awalnya selalu kalah. Di pencak silat, saya menemukan jati diri saya yang sebenarnya,” ujar perempuan yang sekarang aktif di Ortom Tapak Suci UAD.

Saat ditanya tentang kesulitan membagi waktu, ia menjawab bahwa itu semua bukan halangan. Disiplin adalah kuncinya.

“Kalau akan lomba, perasaan gugup, deg-degan, takut, pusing, dan sakit kepala itu sudah biasa. Tapi itu hanya berlangsung ketika di luar gelanggang. Saat sudah masuk, semuanya hilang dan tubuh rileks. Saya mendapatkan juara ini bekat doa orang tua, keluarga, dan temen-temen.”

Ia menambahkan, tips-tips saat mengikuti lomba yaitu berdoa, usaha, ikhtiar, tawakkal, dan latihan.