icw_telkomnika_2018_2.jpg

ICW Telkomnika UAD 2018 Diikuti Peserta Internasional

Konferensi dan Workshop Telkomnika Universitas Ahmad Dahlan (UAD) 2018 diikuti 220 peserta dari 19 negara. Acara yang digelar di Hotel Royal Ambarrukmo (18-20/9/2018) ini menghadirkan empat pembicara utama, yakni Dr. Ing Ilham Akbar Habibie, Prof. Dr. Daniel Thalmann, Prof. Dr. Nadia Magnenat Thalmann, dan Prof. Dr. Er meng Joo.

Dr. Tole Sutikno, Ph.D. Kepala Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah (LPPI) UAD menjelaskan, hanya paper berkualitas yang dibahas di The 1st ICW Telkomnika 2018.

Agenda ini tidak sekadar konferensi, tetapi juga ada workshop. Ada sejumlah pakar yang diundang untuk menjadi mentor serta eksibisi oleh mahasiswa dengan karya-karyanya di bidang teknologi,” tambahnya.

Ke-19 negara yang mengikuti di antaranya Algeria, Australia, Mesir, India, Indonesia, Iraq, Italia, Jepang, Malaysia, Mexico, Morocco, Oman, Pakistan, Taiwan, Saudi Arabia, United Arab Emirates, Inggris, Amerika, dan Vietnam.

Tujuan lain diselenggarakannya kegiatan ini untuk menjalin kerja sama antarpeserta dari kalangan profesional, akademisi, peneliti, dan pebisnis, sehingga bisa menggelar konferensi maupun workshop berikutnya. Konferensi ini sekaligus untuk mendekatkan peneliti dengan para pakar dari berbagai negara.

Sementra Prof. Sarbiran Ph.D., Wakil Rektor IV yang membuka konferensi menyampaikan, konferensi ini diharapkan menghasilkan wawasan dan kerja sama yang bagus untuk kemajuan UAD. “Kami berharap hasil konferensi ini memberikan sumbangan kemajuan bagi semua lini, jadi tidak hanya untuk kemajuan UAD saja.”

Senada dengan Sarbiran, Ilham Akbar Habibie mengungkapkan empat hal penting yang diperhatikan negara maupun dunia untuk mencapai potensi maksimal untuk masa depan. Di antaranya berinvestasi ke human capital, berinvestasi ke IPTEK serta Science Technology, membina dan mendukung inovasi serta kewirausahaan, terakhir meminimalkan kemiskinan.

Inovasi memegang peran penting dalam perubahan dunia. Jadi ada tiga pilar inovasi yang harus dipahami. Pertama teknologi, kedua talenta, dan yang ketiga toleransi,” tandasnya. (ard)