Kartini ala FemaleDev di UAD

 

Dunia Information Technology alias IT bukan monopoli pria saja melainkan Sudah banyak perempuan pakar IT di dunia, tidak terkecuali di negara kita.  FemaleDev, komunitas developer alias programmer perempuan merupakan komunitas wanita yang mempunyai bakat maupun minat di dunia IT. Meski perempuan tapi soal kemampuan dalam bidang programming tidak diragukan lagi.

FemaleDev hadir untuk mengajak dan menumbuhkan semangat IT bagi perempuan di Indonesia. Perempuan yang tergabung dalam organisasi FemaleDev tersebut punya cara sendiri untuk menyambut hari Kartini, yang jatuh pada tanggal 21 April 2014. Sebuah acara bertajuk FemaleDev Kartinian dengan mengambil tema “ Make Change Happen” yang diselenggarakan komunitas perempuan IT FemaleDev bekerjasama dengan Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Acara yang berlangsung di Hall Kampus 3 UAD Jalan Prof. Dr. Soepomo, SH Janturan Yogyakarta, dihadiri Dekan Fakultas Teknologi Industri UAD (Kartika Firdausy, S.T., M.T.), Dr. Ratna Wardani serta  kartini- kartini IT gabungan dari Perguruan Tinggi yang ada di Yogyakarta seperti UGM, UNY, UAD dan UTY.

Dekan FTI UAD ibu Kartika Firdausy, S.T. M.T.,  menyanpaikan dalam sambutannya, kegiatan FemaleDev tersebut merupakan bukti nyata untuk mematahkan mitos bahwa perempuan tidak bisa berkiprah di  dunia teknologi. Di era persaingan global ini para perempuan yang menekuni dunia IT dituntut untuk meningkatkan soft skill serta kemampuan dalam bidang teknologi, guna memberi sumbangsih bagi bangsa Indonesia. Acara FemaleDev juga digelar di kota-kota besar lainnya seperti Jakarta, surabaya, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Malang, Madura, Medan, Makasar, dan Pontianak.

Selain tersebut, pada kesempatan tersebut juga melaunching aplikasi pertama yaitu informasi Panti Asuhan di DIY berbasis maps untuk memudahkan mereka yang akan mendonasikan 2,5% rejeki mereka, aplikasi ini dibuat oleh Osiany Nurlansa (UNY), Merlinda Wibowo (UAD), Rhapsanty Propeliena (UTY), Maharany Firdhausya (UGM), Achicha Wahyunani (UAD), dan Pingkan Prisilia (UGM). Aplikasi kedua berbasis game tentang matching baju adat nusantara Indonesia. Game ini bernama “Kartika fashion” yang diperuntukkan untuk anak usia 3 sampai 5 tahun dengan desain yang sangat menarik untuk anak-anak dengan tujuan menanamkan nilai budaya pada anak-anak agar tidak terlalu terbawa arus kebarat-baratan dan melupakan budaya asli bangsanya sendiri. (Doc)