diyah_uad.jpg

Fakultas Farmasi UAD Kembangkan Penelitian Pengobatan Tuberkulosis

Dekan Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta (UAD), Dr. Dyah Aryani Perwitasari M.Si., Ph.D., Apt., menyatakan bahwa tahun ini, Fakultas Farmasi akan mengembangkan penelitian pengobatan tuberkulosis (TB) di beberapa daerah di luar Jawa, yang terdeteksi banyak penderitanya.

“Diharapkan, pengobatan penderita TB lebih mengena dan semakin efektif serta tidak menimbulkan efek samping,” ujarnya di kampus III UAD, Selasa (22/6/2016).

Fakultas Farmasi sendiri pernah melakukan penelitian selama empat tahun dari 2012 hingga 2016 di 20 puskesmas di DIY dan Lampung.

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel darah dan DNA ludah pasien TB di 20 puskesmas tersebut secara rutin. Fakultas Farmasi menerjunkan mahasiswa khusus untuk mengambil sampel darah dan DNA melalui ludah pasien dua minggu sekali.

Dari hasil analisis, diketahui 20% dari 200 pasien TB yang dijadikan penelitian terdeteksi mengalami gangguan fungsi hati.

“Pasien TB yang menjadi subjek penelitian tersebut sudah melakukan konsumsi obat rutin minimal 2 bulan berturut-turut. Padahal konsumsi obat TB harus dilakukan hingga enam bulan. Jika pasien menghentikan konsumsi obat maka akan terjadi resistensi obat TB atau MDR-TB. Hal tersebut lebih bahaya lagi,” katanya.

Karena itu, kata Dyah, penelitian ini perlu dilakukan agar pengobatan TB dapat terus berjalan dengan baik. Pasalnya, meski diketahui mengalami gangguan fungsi hati, pengobatan TB harus terus dilakukan.

“Memang, ada beberapa penelitian terkait TB ini, yakni tentang efek samping obat, resistensi obat, dan kadar obat TB dalam darah yang saat ini tengah dianalisis hasilnya,” terang Humas Fakultas Farmasi UAD Ichwan Ridwan Rais, S.Far., M.Sc., Apt.

Lebih lanjut ia mengatakan, Fakultas Farmasi akan bekerja sama dengan beberapa lembaga dan instansi dalam penelitian terkait kesehatan masyarakat. Penelitian yang dilakukan bukan hanya di DIY, tetapi juga di luar Jawa.