Film Habibie dan Ainun sebuah Inspirasi Kehidupan

Wajiran, S.S., M.A.

(Dosen Fakultas Sastra Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta)


Kehadiran film Habibie dan Ainun ibarat gerimis di musim kemarau yang panjang. Kehadiran film ini mampu menyirami rohani rakyat bangsa Indonesia yang sedang kering kerontang akibat minimnya keteladanan di negeri ini. Bangsa ini sedang mengalami krisis kepemimpinan yang berujung pada krisis multidimensi. Kenakalan generasi muda dan krisis moral generasi tua terjadi di berbagai lapisan. Generasi muda hidup foya-foya tanpa sadar masa depan mereka, sedangkan golongan tua semakin merajalela dengan lebih mementingkan diri sendiri dan golongannya. Generasi muda lebih berfikir instan yang ditandai rendahnya kedisiplinan dan kesungguhan dalam menjalani kehidupan. Sedangkan golongan tua bersikap masa bodo dengan generasi penerusnya.

Rakyat bangsa ini membutuhkan keteladanan. Keteladanan adalah cara terbaik dalam proses pendidikan manusia di bumi ini. Keteladanan yang penuh hikmah dan penuh kesabaran mampu menyegarkan karena menghibur dan memotivasi masyarakat bangsa sedang kering hati nurani. Itu sebabnya menceritakan kambali tokoh besar seperti Prof. Habibie mampu menyadarkan masyarakat akan makna kehidupan. Makna kehidupan yang lebih banyak memberi arti karena keteladanan. Beliau adalah representasi seorang pemimpin yang amanah, disiplin, berdedikasi dan memiliki misi kehidupan jelas. Seorang birokrat yang berkepribadian mulia, anti suap dari berbagai manipulasi yang merugikan rakyat. Beliau adalah seorang negarawan sejati, tidak mencari keuntungan sendiri dan golongannya tetapi lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.

Film berjudul “Habibie dan Ainun” yang merupakan ekranisasi dari sebuah novel ini mampu memberikan pencerahan tersediri. Seperti sang juru selamat, kehadiran film ini sangat sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat bangsa Indonesia yang sedang sakit. Sang penulis atau sang sutradara mampu memprediksi kebutuhan jaman akan terjadinya krisis multidimensi yang melanda bangsa ini. Selain menyindir para pejabat yang dholim, film ini juga mengkritisi para remaja yang pemalas, para pengusaha yang rakus, juga mengkritisi para perempuan yang semakin egois.

Secara garis besar ada beberapa pelajaran moral yang dapat diambil dari novel atau film ini. Pelajaran moral atau didactical values itu sangat penting bagi generasi muda dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

Pertama, pelajaran bagi para pemuda. Pemuda adalah aset bangsa yang sangat penting. Bagi generasi muda, film ini mampu mendorong generasi muda untuk memiliki semangat juang yang tinggi. Berjuang mempersiapkan masa depan dengan belajar keras meraih impian. Manusia Indonesia yang dianggap terbelakang ternyata memiliki seorang Habibie yang berotak brilian. Mengingat generasi muda saat ini lebih memilih hal-hal yang instan dan pramatis, film ini mampu menginspirasi mereka agar menjalani hidup dengan penuh semangat. Kesuksesan membutuhkan sebuah usaha keras dan sungguh-sungguh karena tidak ada kesuksesan tanpa sebuah perjuangan.

Kedua, pelajaran bagi para pejabat atau birokrat. Bangsa ini membutuhkan para birokrat atau penguasa yang jujur dan beretos kerja sebagai pelayan rakyat yang dipimpinnya. Kejujuran adalah bagian dari keteladanan yang harus ditanamkan, karena ketidak jujuran akan sangat merugikan rakyat yang dipimpin. Etos kerja adalah bagian dari ciri seorang pemimpin yang amanah. Karena dengan begitu amanah yang sudah diberikan dikerjakan seagaimana yang diharapkan. Tokoh Habibie bukan sekedar sebagai seorang yang jenius, tetapi juga seorang yang disiplin, jujur dan berdedikasi tinggi. Tokoh Habibie memberi contoh anti terhadap sogok menyogok. Tema ini menjadi sangat penting mengingat persoalan terbesar bangsa ini adalah persoalan suap menyuap pejabat di dalam birokrasi bangsa ini. Sikap tegas menolak sogokan mampu memberikan kritikan pedas kepada para birokrat yang rakus akan kekuasaan dan kekayaan.

Ketiga, pelajaran bagi para pengusaha. Kedudukan para penguasaha memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa ini. Keberadaan mereka memang sangat vital dalam membantu pemerintah menyediakan lapangan kerja ataupun menyelesaikan proyek-proyek besar penyediaan sarana umum di negeri ini. Di sinilah dibutuhkan sebuah kejujuran dan keterbukaan dalam kerjasama antara pemerintah dan pengusaha. Dengan begitu, dana rakyat yang dibelanjakan atas kerjasama itu tidak disalahgunakan karena kelicikan dan kerakusan para pengusaha yang hanya mencari untung. Seorang pengusaha yang jujur akan memberikan manfaat bagi banyak orang dalam pembangunan bangsa dan negera.

Keempat, nilai pendidikan atau didactical values yang ada di dalam film ini juga sangat penting bagi kaum perempuan. Mengingat sistem sosial masyarakat kapitalis telah merubah gaya hidup masyarakat menjadi hedonis dan material. Kaum perempuan pun mengalami disorientasi akan tujuan kehidupan. Banyak kaum perempuan yang lebih memilih mengejar karir dan kekayaan dibandingkan dengan mengurus rumahtangga. Akibatnya generasi manusia pun mengalami persoalan besar dengan lahirnya berbagai persoalan sosial yang semakin mengkhawatirkan.

Film ini menyadarkan akan pentingnya peran seorang wanita atau istri bagi kesuksesan para suami di dalam mengemban amanah kehidupan. Tidak ada seorang suami yang berjaya dunia akherat tanpa didukung oleh pengorbanan seorang istri. Itu sebabnya kemuliaan seorang perempuan tidak semata-mata ditentukan dari gelimang harta dan kedudukan dalam profesinya di luar rumah. Tetapi dari dalam rumah pun perempuan bisa berperan besar di dalam ikut membangun bangsa dan negara ini. Bagian inilahh yang dicontohkan oleh Ainun sebagai kunci keberhasilan seorang Habibie.

Film ini sangat penting bagi sangat penting untuk ditonton oleh siapapun terutama generasi muda di negeri ini. Kita berharap kehadiran film ini mampu mendorong lahirnya Habibie-habibie lain yang dapat memberikan kontribusi positif bagi pembangunan bangsa dan negara ini. Wallahua’lam bishawab.


Wajiran, S.S., M.A.

(Dosen Fakultas Sastra Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta)


Kehadiran film Habibie dan Ainun ibarat gerimis di musim kemarau yang panjang. Kehadiran film ini mampu menyirami rohani rakyat bangsa Indonesia yang sedang kering kerontang akibat minimnya keteladanan di negeri ini. Bangsa ini sedang mengalami krisis kepemimpinan yang berujung pada krisis multidimensi. Kenakalan generasi muda dan krisis moral generasi tua terjadi di berbagai lapisan. Generasi muda hidup foya-foya tanpa sadar masa depan mereka, sedangkan golongan tua semakin merajalela dengan lebih mementingkan diri sendiri dan golongannya. Generasi muda lebih berfikir instan yang ditandai rendahnya kedisiplinan dan kesungguhan dalam menjalani kehidupan. Sedangkan golongan tua bersikap masa bodo dengan generasi penerusnya.

Rakyat bangsa ini membutuhkan keteladanan. Keteladanan adalah cara terbaik dalam proses pendidikan manusia di bumi ini. Keteladanan yang penuh hikmah dan penuh kesabaran mampu menyegarkan karena menghibur dan memotivasi masyarakat bangsa sedang kering hati nurani. Itu sebabnya menceritakan kambali tokoh besar seperti Prof. Habibie mampu menyadarkan masyarakat akan makna kehidupan. Makna kehidupan yang lebih banyak memberi arti karena keteladanan. Beliau adalah representasi seorang pemimpin yang amanah, disiplin, berdedikasi dan memiliki misi kehidupan jelas. Seorang birokrat yang berkepribadian mulia, anti suap dari berbagai manipulasi yang merugikan rakyat. Beliau adalah seorang negarawan sejati, tidak mencari keuntungan sendiri dan golongannya tetapi lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.

Film berjudul “Habibie dan Ainun” yang merupakan ekranisasi dari sebuah novel ini mampu memberikan pencerahan tersediri. Seperti sang juru selamat, kehadiran film ini sangat sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat bangsa Indonesia yang sedang sakit. Sang penulis atau sang sutradara mampu memprediksi kebutuhan jaman akan terjadinya krisis multidimensi yang melanda bangsa ini. Selain menyindir para pejabat yang dholim, film ini juga mengkritisi para remaja yang pemalas, para pengusaha yang rakus, juga mengkritisi para perempuan yang semakin egois.

Secara garis besar ada beberapa pelajaran moral yang dapat diambil dari novel atau film ini. Pelajaran moral atau didactical values itu sangat penting bagi generasi muda dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

Pertama, pelajaran bagi para pemuda. Pemuda adalah aset bangsa yang sangat penting. Bagi generasi muda, film ini mampu mendorong generasi muda untuk memiliki semangat juang yang tinggi. Berjuang mempersiapkan masa depan dengan belajar keras meraih impian. Manusia Indonesia yang dianggap terbelakang ternyata memiliki seorang Habibie yang berotak brilian. Mengingat generasi muda saat ini lebih memilih hal-hal yang instan dan pramatis, film ini mampu menginspirasi mereka agar menjalani hidup dengan penuh semangat. Kesuksesan membutuhkan sebuah usaha keras dan sungguh-sungguh karena tidak ada kesuksesan tanpa sebuah perjuangan.

Kedua, pelajaran bagi para pejabat atau birokrat. Bangsa ini membutuhkan para birokrat atau penguasa yang jujur dan beretos kerja sebagai pelayan rakyat yang dipimpinnya. Kejujuran adalah bagian dari keteladanan yang harus ditanamkan, karena ketidak jujuran akan sangat merugikan rakyat yang dipimpin. Etos kerja adalah bagian dari ciri seorang pemimpin yang amanah. Karena dengan begitu amanah yang sudah diberikan dikerjakan seagaimana yang diharapkan. Tokoh Habibie bukan sekedar sebagai seorang yang jenius, tetapi juga seorang yang disiplin, jujur dan berdedikasi tinggi. Tokoh Habibie memberi contoh anti terhadap sogok menyogok. Tema ini menjadi sangat penting mengingat persoalan terbesar bangsa ini adalah persoalan suap menyuap pejabat di dalam birokrasi bangsa ini. Sikap tegas menolak sogokan mampu memberikan kritikan pedas kepada para birokrat yang rakus akan kekuasaan dan kekayaan.

Ketiga, pelajaran bagi para pengusaha. Kedudukan para penguasaha memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa ini. Keberadaan mereka memang sangat vital dalam membantu pemerintah menyediakan lapangan kerja ataupun menyelesaikan proyek-proyek besar penyediaan sarana umum di negeri ini. Di sinilah dibutuhkan sebuah kejujuran dan keterbukaan dalam kerjasama antara pemerintah dan pengusaha. Dengan begitu, dana rakyat yang dibelanjakan atas kerjasama itu tidak disalahgunakan karena kelicikan dan kerakusan para pengusaha yang hanya mencari untung. Seorang pengusaha yang jujur akan memberikan manfaat bagi banyak orang dalam pembangunan bangsa dan negera.

Keempat, nilai pendidikan atau didactical values yang ada di dalam film ini juga sangat penting bagi kaum perempuan. Mengingat sistem sosial masyarakat kapitalis telah merubah gaya hidup masyarakat menjadi hedonis dan material. Kaum perempuan pun mengalami disorientasi akan tujuan kehidupan. Banyak kaum perempuan yang lebih memilih mengejar karir dan kekayaan dibandingkan dengan mengurus rumahtangga. Akibatnya generasi manusia pun mengalami persoalan besar dengan lahirnya berbagai persoalan sosial yang semakin mengkhawatirkan.

Film ini menyadarkan akan pentingnya peran seorang wanita atau istri bagi kesuksesan para suami di dalam mengemban amanah kehidupan. Tidak ada seorang suami yang berjaya dunia akherat tanpa didukung oleh pengorbanan seorang istri. Itu sebabnya kemuliaan seorang perempuan tidak semata-mata ditentukan dari gelimang harta dan kedudukan dalam profesinya di luar rumah. Tetapi dari dalam rumah pun perempuan bisa berperan besar di dalam ikut membangun bangsa dan negara ini. Bagian inilahh yang dicontohkan oleh Ainun sebagai kunci keberhasilan seorang Habibie.

Film ini sangat penting bagi sangat penting untuk ditonton oleh siapapun terutama generasi muda di negeri ini. Kita berharap kehadiran film ini mampu mendorong lahirnya Habibie-habibie lain yang dapat memberikan kontribusi positif bagi pembangunan bangsa dan negara ini. Wallahua’lam bishawab.