FTI Datangkan Prof. Daniel Thalmann

FTI Datangkan Prof. Daniel Thalmann

Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad Dahlan (FTI UAD) pada hari Selasa, 19 Agustus 2014 menyelenggarakan mini seminar dengan topik “Crowd Modeling and Simulation”. Acara yang berlangsung mulai pukul 16.00–17.30 WIB ini bertempat di ruang 104 kampus III UAD dan dihadiri oleh Kartika Firdausy, S.T., M.T. (dekan), Endah Sulistiawati, S.T., M.T. (wakil dekan), Tole Sutikno, S.T., M.T. (Editor in Chief Telkomnika), dosen Teknik Elektro, dosen Teknik Informatika, serta perwakilan mahasiswa. Hadir pula perwakilan dari luar UAD, yakni dari Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, dan Universitas Mulawarman Samarinda.

FTI UAD menghadirkan Prof. Daniel Thalmann (Institute Media Innovation Nanyang Technological University Singapore) untuk mengisi mini seminar tersebut. Dalam presentasinya, Prof. Daniel membahas tentang kerumunan pemodelan dan simulasi. Kerumunan yang dimaksud adalah penelitian atau riset tentang karakter setiap orang saat berada di tempat umum. Misalnya, kerumunan orang melewati tangga atau kerumunan penonton di stadion olahraga yang membutuhkan banyak aktivitas, baik orang tua, dewasa, maupun anak-anak. Dari situ, dapat disimpulkan keamanan bagi seseorang sebelum suatu proyek akan dibangun sehingga dapat diteliti tingkat keamanan dan kekuatannya. Simulasi kerumunan ini memudahkan para perancang untuk membangun proyek berskala besar yang dapat digunakan dalam jangka panjang untuk menampung kerumunan orang dengan aman.

Prof. Daniel yang berkebangsaan Swiss tersebut menambahkan, dalam mendesain simulasi kerumunan perlu memperhatikan beberapa tahapan yang harus dipersiapkan. Di antaranya  membuat bentuk yang bervariasi, membuat gerak adaptasi otomatis, dan membuat perhatian visual. Untuk membuat bentuk yang bervariasi, tentunya harus membuat kerangka asli terlebih dahulu. Selain itu, harus menghitung kerangka baru dengan mengombinasikan aksesoris manusia seperti baju, tas, sepatu, maupun topi.

Sementara itu, untuk membuat gerak adaptasi otomatis harus dapat melakukan pembaruan animasi, seperti perencanaan gerak, perencanaan jalan, dan menghindari tabrakan dengan suatu benda saat membuat konsep arsitektur hibrid. Sedangkan untuk membuat perhatian visual, perlu adanya konsep seperti ketika manusia berjalan dengan melihat orang lain, melihat benda, dan melihat pemandangan dengan menentukan titik resolusi temporal secara tepat sesuai keadaan serta lokasi.

Seminar mini yang dipandu moderator Rusydi Umar, S.T., M.T. tersebut sangat menarik, terbukti dengan antusiasnya para peserta untuk bertanya kepada Prof. Daniel. Sebelum acara ditutup, Dekan FTI mewakili universitas memberikan kenang-kenangan kepada Prof. Daniel Thalmann dan melakukan sesi foto bersama. (Doc)