uad_memperingati_hari_tanpa_bayangan.jpg

Hari tanpa Bayangan di UAD

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan pengamatan dan diskusi Hari tanpa Bayangan, Sabtu (13/10/2018), di kampus 4 UAD, Jln. Ringroad Selatan, Tamanan, Bantul, Yogyakarta. Fenomena ini diperingati dua kali dalam setahun, ketika posisi kulminasi matahari tepat di atas Kota Yogyakarta.

Kegiatan ini didukung Pusat Studi Astronomi (Pastron) UAD, Kelompok Studi Antariksa dan Astronomi (Andromeda) UAD, serta Pusat Tarjih Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Hadir sebagai pemantik diskusi Yudhiakto Pramudya, Ph.D., Ketua Pastron, dan Dr. Muchlas, M.T. Wakil Rektor 1 UAD.

Pengamatan Hari tanpa Bayangan sengaja dilakukan di gedung kampus 4 UAD. Gedung ini mendukung pengamatan karena memiliki sebuah lubang berdiameter 30 sentimeter yang menembus lantai 1 hingga lantai 10.

Dari penjelasan Muchlas, lubang tersebut sengaja dibuat agar dapat difungsikan untuk menunjang pengamatan maupun penelitian terkait cahaya serta bayangan. “Salah satunya untuk pengamatan Hari tanpa Bayangan. Sebab, fenomena ini langka dan penting dikaji dari sisi ilmiahnya.”

Ia menambahkan, fenomena tersebut bisa diaplikasikan untuk menentukan arah kiblat melalui bayangan. “UAD mempunyai perhatian besar terhadap fenomena-fenomena alam, salah satunya Hari tanpa Bayangan. Kami berharap fenomena langka seperti ini bisa dideskripsikan keilmuannnya, sehingga bisa memberikan wawasan bagi mahasiswa dan dosen.”

Perlu diketahui, ketika matahari mengubah kulminasinya di kota Mekah atau di atas Kakbah, masyarakat Indonesia bisa menentukan arah kiblat dengan melihat bayangan tubuh, bangunan, atau benda lain yang mempunyai bayangan. (ard)