“Hilang”-nya Kemanusiaan

 

Terinspirasi dari konflik Rohingya, Komunitas Teater 42 mementaskan drama “Hilang” karya Ilham Gabrial di Gedung Societed Taman Budaya Yogyakarta, Rabu (10/11/2015).

Menurutnya Ilham, penulis naskah sekaligus sutradara, konflik Rohingya banyak memberikan inspirasi dalam naskah “Hilang”. Bukan konflik agama, melainkan telah hilangnya rasa kemanusiaan yang banyak terjadi saat ini.

“Selain hilangnya rasa kemanusiaan, hilangnya hati nurani, hilangnya rasa kasih sayang, hilangnya harapan, juga ditampilkan dalam pementasan tersebut,” tutur pria yang pernah menjadi ketua Teater 42 ini.

Cerita yang menggunakan setting gua ini dimulai dengan konflik hilangnya rasa kemanusiaan seorang tokoh yang memiliki makanan. Namun, pelit untuk berbagi pada yang lain. Setting pementasan banyak menggunakan simbol. Salah satunya yaitu simbol lubang di atas gua sebagai satu-satunya harapan bagi manusia karena tidak ada pintu masuk maupun keluar di dalam gua.

Ilham mengaku bahwa naskah yang dibuatnya ini lebih tragis. Pria yang telah berkecimpung dalam dunia teater selama 4 tahun ini juga menilai jika sebuah teater ingin menampilkan kesakitan, maka tampilkanlah kesakitan yang sebenarnya. Selama ini menurutnya, teater menceritakan beberapa permasalahan tetapi selalu mengandung unsur komedi.

Dalam naskah ini, Ilham tidak memasukkan satu pun adegan lucu, dan ia memang tidak menargetkan penonton untuk tertawa.