iis_.jpg

Iis Ani Safitri: Move On and Let’s Go!

Siapakah perempuan ini? Ia adalah IIs Ani Safitri, mahasiswa semester 8 Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Univesitas Ahmad Dahlan (PGSD-UAD). Perempuan kelahiran Baron, Tambak Romo, Ponjong, Gunungkidul ini memiliki banyak prestasi di jenjang pendidikannya. Dari SD hingga kini, ia masih terus menorehkan karya dan prestasi. Namun, ada beberapa hal yang tidak banyak diketahui oleh orang lain. Ternyata, perempuan yang akrab dipanggil Iis ini sejak kecil ditinggal merantau oleh kedua orang tuanya karena perekonomian. Sehingga, sejak dini ia sudah diajarkan cara mengatur waktu dan keuangan dengan baik.

Sejak SD (SD N 2 Tambak Romo) banyak prestasi yang pernah diraih Iis, dari kelas 1 hingga kelas 6, ia selalu meraih peringkat pertama di kelas, kecuali kelas 2. Ia juga sering mengikuti berbagai perlombaan walaupun tidak mendapatkan juara. Di SMP (SMP N 2 Eromoko), Iis aktif di Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Hingga jenjang SMA (SMA N 1 Karangmojo), ia sudah belajar mandiri dengan tinggal di kos karena letak sekolah yang jauh dari rumahnya. Lomba Karya Ilmiah Remaja (KIR) tingkat provinsi pernah ia ikuti di jenjang ini, namun berhenti di tingkat kabupaten dan hasil karyanya dipamerkan di Benteng Vredeburg Yogyakarta.

            Memasuki jenjang perkuliahan, Iis berambisi agar dapat masuk di universitas negeri dengan alasan biaya lebih ringan dan tidak ingin membebani kedua orang tuanya. Namun Tuhan berkehendak lain, Iis harus menerima kenyataan untuk menempuh perkuliahan di universitas swasta. Akibat hal tersebut, ia terpuruk selama kurang lebih satu bulan. Tak ingin selalu terpuruk dalam kesedihan, perempuan yang memiliki hobi menulis ini mulai bangkit. Ia aktif di organisasi HMPS PGSD, IMM BPP, IMM Pimpinan Cabang hingga sekarang, dan Sahabat Dakwah (naungan BEM UAD).

Pada jenjang perkuliahan tersebut, Iis menorehkan banyak prestasi di antaranya meraih juara pertama (tunggal) Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) yang diselenggarakan dalam rangka Pagelaran Pendidikan Dasar Nasional (PPDN), juara 3 (tim) Lomba KTI di Pekanbaru, juara 3 (tunggal) Lomba KTI dalam rangka PPDN di Banjarmasin, hingga meraih medali emas dan perunggu (tim) dalam event internasional yang diselenggarakan oleh UNESA di Surabaya, yaitu menghasilkan produk Te’Lisa (olahan kulit salak menjadi teh) dan Komik Budaya Jawa.

Masih haus prestasi, kembali mahasiswi yang terlahir sebagai anak tunggal ini menyalurkan ilmunya dengan menjadi pemakalah di Seminar Nasional yang diselenggarakan di Jogja Expo Center (JEC) dan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).

Iis juga pernah menjadi pemakalah Seminar Internasional di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Selanjutnya, perempuan ini kembali eksis dengan mengikuti Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) UAD, tetapi sayang ia gagal di 15 besar tingkat universitas. Hal tersebut tidak menyurutkan Iis untuk selalu berkarya dan berprestasi.

            “Motivasi terbesar adalah orang tua saya. Saya mengerti bahwa mereka bekerja dengan gigih untuk saya. Jadi, saya mengimbangi dengan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk mereka dan orang-orang di sekeliling saya. Jadilah orang yang menginspirasi dengan selalu belajar dan terus belajar. Untuk teman-teman, mumpung masih kuliah, jangan membuang waktu dengan sia-sia. Seperti apa yang dikatakan oleh pepatah, ‘Waktu itu ibarat pedang, jika kamu salah menggunakannya maka kamu akan terpotong-potong sendiri’,” tuturnya dengan tersenyum. ™