Jantung Memililki Bahasa dan Pemikiran Sendiri

DR. Ahmad Muhammad Diponegoro

Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

 

Penelitian tentang kerja jantung saat ini berkembang pesat. Fungsi jantung sekarang diketahui tidak hanya sekedar alat pemompompa darah saja, sebagaimana ditemukan dalam buku-buku psikologi, biologi atau fisiologi. Jantung diketahui bekerja  persis sebagaimana disebutkan dalam kitab suci. Jantung mampu berpikir dan berkomunikasi.

Seorang ahli bedah jantung yang bernama DR. MIMI GUARNERI menulis buku yang berjudul Heart Speaks. Pada awalnya tatkala ia belajar tentang jantung, ia menganggap bahwa jantung hanyalah sebagai organ biasa sebagaimana organ-organ lain. Tetapi kemudian setelah penemuan John dan Lacey ia mulai berubah. Menurut dia, pengetahuan barat telah menganggap bahwa otak adalah pengatur jaringan komunikasi yang luas dalam tubuh manusia.

Menurut pandangan ini, otak merespon rangsang eksternal dan menyebabkan emosi-emosi yang manusia hanya mampu mengontrol sebagaian kecil. Tatkala kala manusia sedang takut terhadap situasi yang berbahaya, atau sedang mencintai seseorang, otak sajalah yang bekerja dan mengirim instruksi ke seluruh tubuh.

Penelitian yang dilakukan John dan Beatrice Lacey  menyatakan bahwa model pengetahuan yang telah berkembang di barat ini tidak seluruhnya tepat. Jantung, sebagaimana ditemukan Laceys, tidak hanya sekedar pompa, tetapi suatu organ yang sangat cerdas, dengan sistem sarafnya sendiri, memiliki kekuatan untuk memutuskan, dan berhubungan dengan otak. Mereka menemukan bahwa jantung sebenarnya berbicara dengan otak, sehingga mempengaruhi manusia bagaimana ia memandang dan bereaksi terhadap dunia.

Penelitian Laceys yang telah dilakukan lebih dari dua dasawarasa juga menemukan bahwa jantung memiliki logika unik tersendiri, yang sering berbeda dengan perintah dari sistem saraf otonom. Mereka berteori bahwa jantung menyetel indera manusia dan secara tidak langsung otot-otot dengan suatu bahasa yang ditransformasikan ke dalam impuls saraf yang berpendar ke otak.

Pada tahun 1991, Dr. J. Andrew Armour memperkenalkan konsep otak jantung dalam bukunya Neurocardiology. Buku ini menfokuskan terhadap sistem saraf intrinsic jantung, yang tersusun oleh suatu jaringan kompleks neurons dan neurotransmitter. Adanya otak kecil  ini membuat jantung mampu bekerja secara independen terhadap otak kepala – untuk belajar, mengingat, bahkan merasa dan mengindera.

Armour merupakan pioneer dalam karya neurokardiologi yang menunjukkan bahwa tiap detak jantung mengirim sinyal yang kompleks ke otak dan organ-organ lain. Sinyal-sinyal jantung ini mampu untuk mencapai pusat otak yang lebih tinggi, yang secara otomatis mempengaruhi cara manusia berargumen dan memilih, mengendalikan emosi dan persepsi. Jadi jantung tidak hanya memililki bahasa sendiri, tetapi bahkan pemikiran sendiri.

Bila ditelaah dalam ajaran islam, maka temuan ini memperjelas hadis nabi Muhammad SAW: ingatlah bahwa dalam jasad manusia ada segumpal daging. Jika gumpalan daging ini baik, maka seluruh tubuh akan baik, tetapi bila gumpalan daging ini rusak, maka seluruh tubuh akan rusak. Ingatlah ia (gumpalan daging) itu qalb atau jantung.