Jurnalis Harus Jujur, Nalar, dan Istimewa

“Jurnalis, kepanjangan dari jujur, nalar, dan istimewa,” begitu yang disampaikan oleh Khoiri Akmadi, salah satu pembicara dalam acara Sindo Goes to Campus di auditorium kampus I Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Selasa, (28/4/2015).

Manager Produksi iNews TV ini juga menyampaikan bahwa jika tidak ada kejujuran, nalar, dan tidak istimewa dalam menulis berita, maka tulisan itu tidak akan menarik. “Jika sudah tidak menarik, siapa yang mau membaca? Apalagi sekarang zamannya digital, orang-orang tinggal klik maka keluar berita yang kita inginkan.”

Ia menambahkan, saat ini media cetak harus lebih ekstra dan lebih bagus. Jika tidak, akan ketinggalan dengan berita online.

Senada dengan Redaktur Pelaksana Koran Sindo, Hana Farhana, bahwa kejujuran harus diusung oleh wartawan agar berita yang dihasilkan berimbang dan hidup. Wartawan yang berada langsung di lapangan harus objektif. Apa pun yang dilihat, itulah yang ditulis.

“Di media akan ada seleksi berita, ada juga editor. Setelah itu, akan masuk redaksi. Di redaksi masih dilakukan koreksi. Jika tulisannya kurang atau tidak berimbang, tentu tidak akan dimuat atau harus dilengkapi lagi,” terang Wakil Pemimpin Redaksi Koran Sindo, Dwi Sasongko.

Menurutnya, tidak ada media yang independen, semua media mempunyai keberpihakan. Hanya saja, keberpihakan itu harus jelas. “Kami berpihak kepada kedaulatan rakyat. Media tidak akan memberitakan terus menerus tentang pemilik karena akan rugi. Tentu saja, beritanya juga akan monoton. Jika sudah begitu, siapa yang akan baca? siapa yang akan memasang iklan?”

Acara yang mengusung tema “Konvergensi Media di Era Digitalisasi” ini  diikuti oleh mahasiswa dari berbagai media. Adanya Sindo Goes to Campus diharapkan dapat mendekatkan dan memberikan pengetahuan lebih kepada mahasiswa agar mengerti tentang perkembangan media.