swasembada_pangan_indonesia_masih_sulit.jpg

Ketua MPR Zulkifli Hasan: Melihat Kreativitas Olahan Singkong di UAD

“Singkong selama ini hanya menjadi gaplek. Namun, di sini bisa jadi kue cokelat, siomay, nugget, cendol, dan brownis,” ucap Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan, saat meninjau pameran pangan di Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Yogyakarta, Rabu (9/6/2015).

“Saya apresiasi pemberdayaan masyarakat dengan menciptakan pangan alternatif,” sambungnya.

Di dalam kesempatan yang sama, ketua panitia sekaligus Ketua Majelis  Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Dwi Kuswantoro mengatakan, langkah untuk membuat makanan alternatif seharusnya menjadi gerakan nasional. Ia berharap agar pemerintah mendukung langkah MPM Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) dalam menciptakan alternatif pangan agar bisa mengurangi import pangan. 

“Ini adalah pembaruan dalam berpikir sehingga harus menjadi gerakan nasional. Perlu payung hukum untuk mengurangi impor dan perlu dianggarkan dana karena petani butuh insentif untuk mengembangkan pangan alternatif,” ucap Dwi.

Pilihan menggunakan singkong sebagai bahan dasar juga dinilai menarik. Sebab, singkong sangat mudah ditanam di hampir seluruh wilayah Indonesia, termasuk di pegunungan Papua.

“Sementara ini, yang sering diadakan pelatihan pengolahan singkong adalah di Gunungkidul, Wonosari, dan sekitar Yogyakarta.” terang Sudarmini, salah satu anggota MPM PWM yang juga dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) UAD.

Sebagaimana ditunjukkan ibu-ibu anggota MPM Pimpinan Wilayah DIY bekerja sama dengan Pemkab. Gunungkidul, mereka dapat menyulap tepung singkong menjadi aneka makanan siap saji.

Singkong rupanya dapat diolah jadi berbagai makanan lezat dan bernilai jual tinggi. Hasil kreativitas warga dalam bidang kuliner seperti ini patut terus dikembangkan sebagai bagian kedaulatan pangan.