whatsapp_image_2017-11-27_at_09.35.04.jpeg

Kumpulan Cerpen Bedak dalam Pasir Launching di Universitas Sumbawa

Kumpulan cerpen Sule Subaweh Bedak dalam Pasir perdana di-launching di Universitas Sumbawa (UNSA). Menurut Sule, launching di Sumbawa adalah upaya memperkenalkan karya sastra ke daerah yang susah akses.

“Sumbawa bagi saya adalah tempat yang cocok untuk memperkenalkan karya saya sekaligus memberikan suntikan untuk menulis melalui cerita proses kreatif saya. Saat bedah buku, antusias mereka sangat bagus dan banyak kreativitas yang menumpuk di kepala mereka,” kata Sule saat ditemui di UNSA Sabtu, (25/11/2017).

“Selain berbagi pengalaman dunia menulis, saya juga berbagi pengalaman organisasi di bidang teater, musikalisasi puisi, dan jurnalistik. Kebetulan pesertanya adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI). Jadi komunikasinya lebih mudah, apa lagi saya juga alumni PBSI di Univeristas Ahmad Dahlan (UAD),” lanjutnya.

Hamsah Gunawan selaku ketua panitia acara dalam sambutannya mengatakan, bedah buku ini sangat jarang dilakukan. Adanya kumpulan cerpen Sule Subaweh akan mengangkat semangat mahasiswa UNSA.

Hamsah yang juga Ketua BEM FKIP menambahkan, Bedak dalam Pasir isinya mantap, banyak menggunakan bahasa kiasan sehingga mampu menarik minat baca, dan seolah-olah pembaca yang menjalani setiap peran-peran yang terdapat dalam cerpennya.

“Menumbuhkan dan meningkatkan literasi di Sumbawa ini, khususnya di UNSA, itulah tujuan acara ini. Minat baca dan melek literasi di Indonesia masih kurang. Dengan adanya bedah buku, maka akan menggugah mahasiswa untuk menulis,” kata Juanda selaku Kaprodi PBSI UNSA.

Juanda yang menjadi pemantik kumpulan cerpen Bedak dalam Pasir menambahkan, melalui tokoh yang berkarakter kuat, alur cerita menjadi hidup.

“Dia (Sule Subaweh) menghidupkan cerita melalui karakter tokoh dan kecemasan yang terus bergerak. Akrobatik alur cerita dengan teknik logika terbalik membuat pembaca disuguhkan hal tak terduga di akhir cerita,” terangnya.