Kurangnya Sinergi Antara Pengelola, Guru, dan Siswa

“Sekolah kita kebanyakan masih berada dalam suasana abad 19, guru atau pengelolanya masih berada dalam suasana abad 20, sedangkan siswa sudah berada dalam suasana abad 21.”

Istilah tersebut dipinjam dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, Ph.D.

“Keadaan ini tentu menuntut kita semua sebagai penyelenggara pendidikan untuk melakukan pembenahan,” ujar Prof. Dr. Baedhowi, M.Si., selaku Ketua Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah pada saat pembukaan Rakernas Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah di auditorium kampus I Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Yogyakarta pada Kamis (12/5/2016).

“Terdapat lebih dari 10 ribu sekolah/madrasah/pesantren Muhammadiyah yang tersebar di pelosok tanah air. Jumlah lembaga pendidikan tersebut merupakan potensi dan aset yang sangat berharga, khususnya bagi persyarikatan Muhammadiyah dan bangsa Indonesia pada umumnya,” lanjutnya.

Muhammadiyah, yang didirikan pada 1912 oleh KH Ahmad Dahlan, juga telah lebih dahulu hadir memberikan pelayanan pendidikan bagi masyarakat sebelum Indonesia berdiri.

Sementara Sekretaris Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PP Muhammadiyah R. Alpha Amirrachman, M.Phil., Ph.D., menambahkan, “Muktamar Muhammadiyah di Makassar 18-22 Syawwal 1436 H/3-7 Agustus 2015  mengamanatkan agar warga Muhammadiyah juga memberikan perhatian kepada isu-isu strategis. Dalam hal ini, Majelis Dikdasmen diharapkan menggerakkan pendidikan Muhammadiyah yang lebih maju, ramah anak, aman dan inklusif, sebagaimana juga diamanatkan pada Raker Majelis dan Lembaga di Yogyakarta tanggal 21-22 November 2015. Dengan demikian, sekolah/madrasah/pesantren Muhammadiyah akan dikelola dengan baik dalam suasana persaingan serta dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas sehingga menjawab tantangan zaman yang berubah dan berkembang cepat. Selanjutnya, sekolah/madrasah/pesantren Muhammadiyah dapat masuk dalam tataran lembaga pendidikan bertaraf internasional.”

Berdasarkan pemikiran tersebut, maka diperlukan upaya bersama untuk mengembangkan pengelolaan sekolah/madrasah/pesantren Muhammadiyah yang baik serta melakukan pembinaan yang terencana dan terpadu. Harapannya, secepatnya dapat memenuhi tuntutan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan alasan seperti itu, maka Rapat Kerja Nasional Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah diselenggarakan  dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan akan memberikan keynote speech.

“Rakernas ini  juga mengambil tempat di Yogyakarta sebagai kota bersejarah lahirnya Muhammadiyah,”  pungkas Alpha Amirrachman.