lapan_bekali_ilmu_astronomi_mahasiswa_uad.jpg

LAPAN Bekali Ilmu Astronomi Mahasiswa UAD

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Indonesia memberikan pelatihan kepada mahasiswa Pendidikan Fisika S1 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (4-5/5/2018). Lembaga pemerintah nonkementerian ini membekali mahasiswa dengan ilmu astronomi, khususnya mengenai polusi cahaya dan pengelolaan planetarium.

Eko Nursulistyo, M.Pd. dosen Pendidikan Fisika menerangkan, pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan keilmuan bidang astronomi kepada mahasiswa. Selain itu, mahasiswa akan mendapatkan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) yang dapat digunakan setelah lulus kuliah.

“Kerja sama dengan LAPAN ini untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan pengelolaan planetarium. Di sisi lain, kami juga memberikan pengetahuan mengenai polusi cahaya, cara mendeteksi polusi cahaya, dan mengelola datanya,” jelas Eko.

Sementara Drs. Gunawan Admiranto, peneliti fisika matahari dari LAPAN mengungkapkan, kegiatan ini merupakan salah satu pemenuhan fungsi LAPAN untuk memberikan pendidikan keantariksaan kepada masyarakat.

“Kami memberikan edukasi kepada mahasiswa, harapannya mereka menularkan kepada masyarakat. Jadi rantai keilmuannya tidak terputus. Dalam pelatihan ini, kami juga menyediakan mini planetarium dengan kapasitas maksimal 15 orang yang bisa dioperasikan mahasiswa,” paparnya ketika ditemui di auditorium kampus 2 UAD, Jln. Pramuka 42, Yogyakarta.

Gunawan menambahkan, yang paling penting dari pelatihan ini adalah mengenai polusi cahaya. Dijelaskannya, dalam jangka panjang polusi cahaya dapat memengaruhi energi, kesehatan, dan lingkungan.

“Polusi cahaya tidak hanya memengaruhi pandangan terhadap benda-benda luar angkasa. Pada tahap jangka panjang, akan berpengaruh terhadap ketahanan energi, kesehatan manusia, dan perubahan lingkungan. Polusi cahaya mengubah fase terjaga manusia dan hewan.”

Ia mencontohkan saat ini sudah jarang terlihat kunang-kunang, kelelawar, dan hewan malam sejenisnya. Yang cukup parah, reproduksi dari penyu terganggu akibat polusi cahaya. Polusi ini mengakibatkan cahaya bertahan selama 24 jam, separuh dari matahari, sisanya dari cahaya lampu.

Saat ini polusi cahaya dianggap sebagai masalah yang cukup serius mengingat dampaknya terhadap siklus kehidupan makhluk hidup. Meskipun sulit ditangani, masalah ini harus diselesaikan oleh semua pihak. Hal yang paling sederhana dengan mematikan lampu yang tidak digunakan dan tidak memancarkan cahaya lampu ke atas. (ard)