Mahasiswa UAD Ambil Bagian dalam Diskusi Sastra

diskusi dua buku cerpen Minggu, (17/4) pukul 15.00 WIB, di kediaman Raudal Tanjung Banua, RT 2 Dusun Lemahdadi, Desa Bangun Jiwo, Kasihan Bantul. Komunitas Rumah Lebah mengadakan sebuah forum diskusi sastra sekaligus untuk launching dua kumpulan cerpen “Cucu Tukang Perang” karya Soeprijadi dan kumpulan cerpen “Syekh Bejirum dan Anjing Kasmaran” karya Fahrudi”. Hadir sebagai pembicara adalah Afrizal Malna didampingi oleh kedua penulis kumpulan cerpen. Beberapa penyair hadir di antaranya, Jony Aryadinata, Mahwi Air Tawar, dan Kedung Dharma Romansa serta para mahasiswa UAD pemerhati dunia tulis menulis khususnya cerpen.

Salah satu mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia (PBSI), Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Anas Prasetya ikut ambil bagian dalam acara tersebut. Ia menjadi pengisi acara dalam diskusi yang dihadiri oleh para sastrawan besar Yogyakarta tersebut.

Pada kesempatan tersebut dia diberi kesempatan dalam membacakan cerpen yang berjudul “Duel Dua Bajingan” di depan para aktor dan penulis seniornya. “Hal ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi saya tampil di depan para seniman Jogja. Apalagi di depan Afrizal Malna yang tidak asing lagi bagi kita semua”, ungkapnya saat ditemui seusai acara.

Diskusi dan launching sastra tersebut dianggap dapat membawa pembaca masuk ke dalam era 60-an. Hal tersebut terlihat jelas pada cerpen “Duel Dua Bajingan” yang dibacakan oleh Anas Prasetya. Afrijal Malna mengungkapkan: “Karya seperti ini begitu banyak ditemui pada tahun 60-an bahkan juga pada masa itu masih sangat banyak peristiwa yang digambarkan oleh pengarang”, ungkapnya saat mengulas cerpen tersebut.

“Forum ini sangat bermanfaat bagi saya, hal ini akan menambah wawasan tentang karya sastra, khususnya cerpen. Tidak banyak yang dapat saya petik di bangku perkuliahan tentang sastra. Tapi di sini banyak hal yang saya dapatkan, apalagi pembicaranya orang yang sangat berkopeten dalam hal tersebut. Selain itu ada mahasiswa UAD pula yang juga ikut meramaikan diskusi tersebut. Semoga semakin banyak forum sastra lagi yang membantu menjawab kehausan saya terhadap karya sastra.” ujar Latif salah satu mahasiswa UAD yang mejadi peserta diskusi. (Sbwh/FM)

 

diskusi dua buku cerpen Minggu, (17/4) pukul 15.00 WIB, di kediaman Raudal Tanjung Banua, RT 2 Dusun Lemahdadi, Desa Bangun Jiwo, Kasihan Bantul. Komunitas Rumah Lebah mengadakan sebuah forum diskusi sastra sekaligus untuk launching dua kumpulan cerpen “Cucu Tukang Perang” karya Soeprijadi dan kumpulan cerpen “Syekh Bejirum dan Anjing Kasmaran” karya Fahrudi”. Hadir sebagai pembicara adalah Afrizal Malna didampingi oleh kedua penulis kumpulan cerpen. Beberapa penyair hadir di antaranya, Jony Aryadinata, Mahwi Air Tawar, dan Kedung Dharma Romansa serta para mahasiswa UAD pemerhati dunia tulis menulis khususnya cerpen.

Salah satu mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia (PBSI), Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Anas Prasetya ikut ambil bagian dalam acara tersebut. Ia menjadi pengisi acara dalam diskusi yang dihadiri oleh para sastrawan besar Yogyakarta tersebut.

Pada kesempatan tersebut dia diberi kesempatan dalam membacakan cerpen yang berjudul “Duel Dua Bajingan” di depan para aktor dan penulis seniornya. “Hal ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi saya tampil di depan para seniman Jogja. Apalagi di depan Afrizal Malna yang tidak asing lagi bagi kita semua”, ungkapnya saat ditemui seusai acara.

Diskusi dan launching sastra tersebut dianggap dapat membawa pembaca masuk ke dalam era 60-an. Hal tersebut terlihat jelas pada cerpen “Duel Dua Bajingan” yang dibacakan oleh Anas Prasetya. Afrijal Malna mengungkapkan: “Karya seperti ini begitu banyak ditemui pada tahun 60-an bahkan juga pada masa itu masih sangat banyak peristiwa yang digambarkan oleh pengarang”, ungkapnya saat mengulas cerpen tersebut.

“Forum ini sangat bermanfaat bagi saya, hal ini akan menambah wawasan tentang karya sastra, khususnya cerpen. Tidak banyak yang dapat saya petik di bangku perkuliahan tentang sastra. Tapi di sini banyak hal yang saya dapatkan, apalagi pembicaranya orang yang sangat berkopeten dalam hal tersebut. Selain itu ada mahasiswa UAD pula yang juga ikut meramaikan diskusi tersebut. Semoga semakin banyak forum sastra lagi yang membantu menjawab kehausan saya terhadap karya sastra.” ujar Latif salah satu mahasiswa UAD yang mejadi peserta diskusi. (Sbwh/FM)