img-2f0170417-wa0014.jpg

Makrab Tiga Pilar: Kembali kepada Akar

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) kembali menggelar acara Malam Keakraban (makrab) tiga pilar yang diikuti oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS), Teater Jaringan Anak Bahasa (JAB), dan Kreativitas Kita (Kreskit). Acara tersebut diselenggarakan pada 15-16 April 2017 di Turi, Karanggeneng, Sleman. Tujuan diadakannya makrab tiga pilar tersebut yaitu agar terjalin persaudaraan yang semakin dekat antara HMPS, Teater JAB, dan Kreskit. Adapun tema makrab yaitu “Kembali kepada Akar”.

 

Jemi selaku ketua makrab menuturkan bahwa tema tersebut bermakna sejarah, seperti pohon yang terus berkembang dari biji, kecambah, batang pohon, cabang, ranting, daun, bunga, buah.

“Seperti itulah sejarah yang terus berkembang. Kita sebagai generasi muda patut mengingat kembali sejarah yang pernah terjadi sebelumnya yang berkaitan dengan ketiga organisasi tersebut. Kembali mengingat masa lalu agar tidak hilang oleh waktu dan sejarah,” ungkap Jemi. 

 

Makrab pun berlangsung dengan lancar, yang dibuka oleh dosen PBSI, Yosi Wulandari, M.Pd. Adapun beberapa dosen lain yang ikut hadir dalam acara tersebut yaitu Iis Suwartini, M.Pd. dan Denik Wirawati, S.Pd., M.Pd. Pembukaan ini dilakukan dengan seremonial pemecahan balon yang diikuti oleh masing-masing ketua HMPS, Teater JAB, dan Kreskit, serta dosen Yosi Wulandari.

 

“Seremonial pemecahan balon bermakna sebuah harapan, yaitu agar makrab tiga pilar yang dikuti HMPS, Teater JAB, dan Kreskit dapat bekerja sama, saling bahu membahu, membantu dalam segala hal, memecahkan masalah bersama, yang bertujuan baik bagi prodi PBSI maupun ketiga organisasi tersebut,” tambah Jemi.

 

 Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan acara inti yang diisi oleh Sule Subaweh. Ia adalah orang yang pertama kali menghidupkan organisasi tiga pilar tersebut. Acara inti pun diisi dengan berbagai cerita-cerita menarik, yaitu mengingat kembali masa lalu, tentang ketiga organisasi tersebut dulunya diperjuangkan hingga bisa menjadi besar seperti sekarang ini.

 

Makrab tiga pilar ini pun diwarnai dengan sejumlah permainan outbound yang membangun kerja sama tim. Setelah itu, penutupan  makrab diisi dengan pembagian hadiah outbound yang berlangsung dengan  meriah. Jika makrab tiga pilar ini dapat menjalin persaudaraan antarorganisasi di PBSI, bagaimana dengan organisasi di prodi lainnya?

Dengan diadakan makrab tiga pilar setiap tahun, semoga menjadi teladan bagi prodi-prodi lain yang memiliki banyak organisasi di setiap prodinya. Acara ini tentu saja sebagai sarana untuk membangun terjalinnya persaudaraan. (Es)