Melalui Video BK UAD Raih Juara 1 dan 3

Program Studi Bimbingan & Konseling, Univesitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali mencatatkan namanya di kancah nasional dengan menjuarai “Lomba Inovasi BK Tingkat Nasional” dalam rangka perayaan ‘Setengah Abad Jurusan BK FIP, Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat.

Pada perlombaan video berdurasi 5 menit tersebut mahasiswa BK UAD, mendapat juara 1 dan 3. Juara 1 dengan judul “Lentera” dengan anggota, Ridlo Kamaludin Hendardi, Destiana Mentari, Agung Gunawan, Duwi Suprapti dan Apik Vesta Wardana. Sedangkan judul “Tembilang” berhasil raih juara 3 dengan anggota M. Azis Ahmade, Ngudi Pratomo Bangun, Nindiya Eka Safitri, Septia Nugraha dan Hasan Bin Tino.

 

“Lomba itu salah satu promosi/iklan/sosialisasi berkaitan dengan BK di sekolah dan luar sekolah, ” terang Bangun.

 

Bangun menjelaskan Video berjudul Lentera bercerita tentang siswa yang mengalami masalah belajar. Tokoh itu adalah Dera mengalami kebuntuan dalam berpikir dan kesulitan dalam mengenal pribadinya sendiri. Selain itu, lingkungan para guru dan teman-teman ‘terlanjur’ mengecapnya sebagai ‘anak nakal’. Dalam kondisi ini peran guru BK sangat dibutuhkan. Guru BK  yang diperankan Nindiya Eka Safitri mempunyai tanggung jawab membantu menyelesaikan masalah Dera.

“Melalui bimbingan kelompok sampai konseling individu, akhirnya Dera dengan sadar dapat berubah lebih baik. Kini, Dera yang dulu dicap ‘anak nakal’ tersebut hanya bisa mengenang masa lalunya yang ‘kelam’, karena sekarang Dera sudah menjadi Direktur di sebuah perusahaan yang bertahun-tahun diperjuangkannya, ” ungkap Bangun.

Bangun, mahasiswa yang suka menulis puisi tersebut menjelaskan, video Lentera maupun Tembilang sebenarnya bertujuan untuk menyampaikan kepada masyarakat betapa pentingnya peran guru BK di sekolah. “Melalui video kami berharap bisa mengembalikan citra guru BK yang lebih dikenal dengan Polisi Sekolah, ” kata Bangun lagi.

 

Prestasi tersebut semakin mengangkat reputasi kampus UAD, khususnya Prodi BK yang kini terakdreditasi A. BK tidak hanya terus meningkatkan kreativitas yang dimiliki mahasiswanya. tapi juga menjadikan mahasiswanya berjiwa juara.

 

Bagi Ridlo, berkarya seperti bernafas. “Tanpa berkarya hidup ini terasa sepi.” tutur Ridlo setelah diwawancarai sepulang dari tanah minang tersebut. Menurutnya,  kemenangan itu bonus dari keseriusan  berkarya.