Membentuk Karakter Siswa dengan Musikalisasi Puisi

Penulis adalah Karyawan UAD

pengamat pendidikan dan arranger Musikalisasi Puisi

Puisi merupakan karya sastra yang paling padat dan paling pendek dari pada karya sastra lainnya. Lepas dari itu, puisi merupakan hasil renungan dari endapan sebuah peristiwa atau permasalah yang terjadi pada seorang pengarang. Renungan inilah yang menjadikan sebuah puisi lebih bermakna. Tapi membaca puisi tidak sekedar membaca surat kabar atau karya sastra seperti cerpen dan novel. Memahami puisi tentu tidak segampang membalikkan telapak tangan, sekalipun setiap pembaca bebas dan tidak ada keterikatan dalam mengartikan sebuah puisi. Meskipun begitu, simbol dan mitafor yang ada dalam puisi lebih sulit diartikan daripada karya sastra lainnya, terlebih bagi siswa atau pembaca awam.

Kesulitan memahami puisi tidak hanya terjadi pada siswa, tapi juga tidak sedikit seorang guru kesulitan memahami dan mengajarkan puisi kepada murid. Hal tersebut dikarenakan seorang guru bahasa Indonesia tidak secara khusus belajar karya sastra khususnya puisi saat kuliah. Ada tiga komponen yang biasanya dipelajari seorang guru bahasa Indonesia saat kuliah, yaitu pendidikan, bahasa dan sastra.

Lepas dari itu semua. Kita kembali pada pembahasan tentang puisi, tentang puisi yang sulit dipahami oleh siswa. Meskipun begitu, tidak sedikit siswa yang senang dengan puisi meskipun jenis puisi diafan (puisi dapat dengan mudah mengetahui isi atau maksud puisi yang dibacanya). Hal inilah yang membuat siswa tidak banyak berpikir keras dalam memahami puisi. Berdeda saat seorang siswa membaca puisi yang banyak mengandung simbol atau mitafor-mitafor. Mereka dituntut berpikir keras untuk memahaminya, dengan begitu mereka (siswa) dibentuk karakternya sejalan dengan pemahaman yang semakin berkembang dari kemauannya. Hanya saja tidak banyak siswa yang mau bekerja keras untuk membaca puisi-puisi yang sulit untuk dipahami. Sebab itu, puisi-puisi berbobot jarang dibaca dan proses pembentukan karakter siswa menjadi dangkal. Oleh sebab itu, untuk membantu siswa memahami puisi, Musikalisasi Puisi menjadi media yang paling enak diterapkan.

 

Musikalisasi Puisi   

Musikalisasi Puisi mungkin masih terdengar asing di teliga kita. Tapi tidak apa-apa. Penulis tidak ingin membahas itu. Musikalisasi Puisi merupakan gabunga atau perkawinan antara musik dan puisi, sebagian orang mengatakan Musikalisasi Puisi sebagian menyebut musik puisi.

Ada tiga jenis fariasi dalam Musikalisasi Puisi yang banyak dipentaskan beberapa tahun terakhir, yaitu. Puisi yang dinyanyikan secara penuh, Puisi yang dibaca diiringi dengan musik, dan puisi yang dibaca dan dinyanyikan. Tak masalah akan menggunakan fariasi yang mana, yang harus dipahami adalah bagaimana puisi itu lebih mudah ditangkap pesannya oleh siswa dan tidak membosankan bagi penikmat puisi.

Unsur musik dan puisi akan menjadi satu kesatuan utuh sehingga siswa yang mendengar akan lebih enak dan tidak begitu asing, karena unsur musik sendiri sudah bukan hal yang asing bagi kebanyakan orang terlebih untuk siswa. Di Musikalisasi Puisi, musik akan mengangkat puisi itu sendiri untuk membantu menyampaikan makna yang paling dalam sekalipun bagi pendengarnnya. Siswa akan lebih gampang memahami dan menghafalnya dengan penyuguhan Musikalisasi Puisi.

Sesuatu yang di dengar terus menerus akan mempengengaruhi bagaimana dia berpikir. Jika Musikalisasi Puisi menjadi media belajar untuk pelajar puisi tentu juga akan berdapak baik bagi perkembangan karakter siswa. Selain mendengarkan mereka (siswa) juga bisa diajak membuat Musikalisasi Puisi sendiri dengan puisi yang telah ditentukan tentunya.

Penulis berharap media Musikalisasi Puisi menjadi salah satu alternative bagi guru untuk pembelajaran puisi. Selain Musikalisasi Puisi juga ada alternative lain yaitu dramatisasi puisi. Musikalisasi Puisi adalah salah satu dari banyak cara untuk membentuk karakter siswa, agar menjadi penerus bangsa berkarakter dan kritis. Semoga.