Membentuk Minat Kritis Mahasiswa

Menjadikan mahasiswa lebih bermutu akan membantu perguruan tinggi serta fakultas itu sendiri. Memberikan yang terbaik berarti meluruskan kita pada hal yang baik pula.

Membentuk mahasiswa agar memiliki karakter intelektual dan kritik untuk membangun merupakan tujuan dari Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi (DPM FE) Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Seperti yang dilansir Muhamad Kais, ketua DPM FE periode 2011-2012, “Banyak mahasiswa ekonomi yang memiliki permasalahan mengenai perkuliahan. Oleh karena itu, DPM dibentuk untuk membantu, membimbing dan menjembatani mereka. Sehingga masalah yang dihadapi dapat terselesaikan dengan baik”, tutur pria kelahiran Sumbawa 1998 itu.

Adapun kendala yang dihadapi DPM FE saat ini, antara lain adalah kurangnnya kemauan mahasiswa untuk mengeluarkan permasalahannya dan bingung mau kepada siapa, serta bagaimana permasalahannya diselesaiakan. Menanggapi hal ini DPM FE menuturkan, “rencana ke depannya, bulan Maret 2012 DPM FE akan mengadakan audiensi bersama anggota dan mahasiswa. Dalam audiensi ini akan dibahas beberapa hal mengenai kinerja dosen dan pelayanan akademik. Serta kamipun akan berkomunikasi dengan pihak kampus dan organisasi mahasiswa terkait masalah yang ada di Badan Eksekutif Mahasiwa (BEM) FE.”

Untuk mempermudah mahasiswa mengeluarkan permasalahnnya, DPM FE telah menyediakan kotak kritik mahasiwa di berbagai sudut kampus yang dapat diakses langsung oleh mahasiswa. Dengan adanya fasilitas tersebut, mahasiswa bisa menyampaikan kritik, saran, dan opininya.(ZA)

Menjadikan mahasiswa lebih bermutu akan membantu perguruan tinggi serta fakultas itu sendiri. Memberikan yang terbaik berarti meluruskan kita pada hal yang baik pula.

Membentuk mahasiswa agar memiliki karakter intelektual dan kritik untuk membangun merupakan tujuan dari Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi (DPM FE) Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Seperti yang dilansir Muhamad Kais, ketua DPM FE periode 2011-2012, “Banyak mahasiswa ekonomi yang memiliki permasalahan mengenai perkuliahan. Oleh karena itu, DPM dibentuk untuk membantu, membimbing dan menjembatani mereka. Sehingga masalah yang dihadapi dapat terselesaikan dengan baik”, tutur pria kelahiran Sumbawa 1998 itu.

Adapun kendala yang dihadapi DPM FE saat ini, antara lain adalah kurangnnya kemauan mahasiswa untuk mengeluarkan permasalahannya dan bingung mau kepada siapa, serta bagaimana permasalahannya diselesaiakan. Menanggapi hal ini DPM FE menuturkan, “rencana ke depannya, bulan Maret 2012 DPM FE akan mengadakan audiensi bersama anggota dan mahasiswa. Dalam audiensi ini akan dibahas beberapa hal mengenai kinerja dosen dan pelayanan akademik. Serta kamipun akan berkomunikasi dengan pihak kampus dan organisasi mahasiswa terkait masalah yang ada di Badan Eksekutif Mahasiwa (BEM) FE.”

Untuk mempermudah mahasiswa mengeluarkan permasalahnnya, DPM FE telah menyediakan kotak kritik mahasiwa di berbagai sudut kampus yang dapat diakses langsung oleh mahasiswa. Dengan adanya fasilitas tersebut, mahasiswa bisa menyampaikan kritik, saran, dan opininya.(ZA)