Menjaga Stamina, Agar Lancar Mengikuti P2K

“Sebaiknya Maba sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat ke kampus. Dengan sarapan, akan membantu menambah stamina tubuh” tukas Bagus Priangga, ketua Koordinator Tim Kesehatan Kampus UAD II saat diwawancarai Rabu (4/9/2013) di kampus 2 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta.

                Tidak bisa dipungkiri, aktifitas yang diikuti oleh seluruh Maba (mahasiswa baru) UAD dalam (P2K) cukup menyita dan menguras stamina. Namun demikian, aktifitas yang memang disiapkan bagi mahasiswa baru ini sudah dipersiapkan secara matang dan seksama. Untuk hal teknis di lapangan, seperti menurunnya stamina, dapat ditanggulangi jika setiap Maba memahami kiat-kiat dalam menjaga stamina mereka.

“Semua aktifitas itu ada resikonya. Yang terpenting, ya itu tadi, sarapan. Selain itu, Maba juga harus memperhatikan serta mengatur jadwal tidur. Meskipun sulit karena disibukkan dengan persiapan P2K keesokkan harinya, aktifitas tidur akan membantu mengembalikkan stamina. Kalau yang lain, mungkin bisa menambahkan suplement atau vitamin-vitamin sesuai dengan kebutuhan tubuh masing-masing Maba. Dan yang juga tak kalah penting, jika ada Maba yang punya penyakit khusus, atau sudah merasa sakit, segera lapor panitia untuk ditindaklanjuti sakitnya,” lanjut pria kelahiran Wonosobo, 27 April 1991, yang saat ini juga aktif sebagai mahasiswa Teknik Informatika UAD.

Nurlaili Dzul Fitrah, salah satu anggota TimKes Kampus 2 menambahkan, perlu adanya strategi untuk menyikapi ketersediaan oksigen dalam ruang saat agenda berlangsung.

“Kita harus memikirkan secara seksama, bagaimana oksigen atau udara segar bisa tetap dirasakan oleh Maba. Misalnya, adanya alat pendingin atau mengadakan rolling aktifitas keluar ruang, minimal 3-5 menit saat mau pergantian pemateri. Hal ini penting dilakukan untuk tetap menjaga kestabilan tubuh dan memperlancar peredaran darah. Selain itu, untuk menyikapi waktu sarapan, mungkin panitia atau kampus bisa menyediakan arem-arem buat Maba, minimal masing-masing satu arem-arem per satu orang. Ini juga penting. Dengan terisinya makanan, dapat menghindari mahasiswa pingsan” tutur mahasiswa Pendidikan Matematika kelahiran Negara, Bali, 5 April 1993 setelah membopong mahasiswa yang pinsang. (IHS)