Meraih Kemuliaan Hidup Bersama Al-Quran

Oleh: Hermanto, M.Hum.

                Seperti yang sudah kita ketahui bahwa bulan Ramadhan memiliki keistimewaan dan berjuta nikmat. Hal ini tentunya dikarenakan kitab suci Al-Quran diturunkan pada malam “lailatul qadar” yang penuh rahmat. Kitab suci Al-Quran adalah kitab suci yang memiliki kemuliaan yang berisi tentang petunjuk kehidupan, pengarah langkah, pijakan setiap amal, tolok ukur, serta barometer dalam segala hal. Petujuk Al-Quran digaransi “terjamin” kesempurnaannya dan terjaga kemurniannya. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt dalam surat Al-Baqarah ayat 185:“Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan menjadi pembeda (furqan, antara yang haq dengan yang bathil)”.

                Adanya krisis kehidupan terjadi ketika Al-Quran ditinggalkan. Mereka kembali jika tidak ada lagi solusi. Berarti Al-Quran sebagai “cahaya kehidupan” yang seharusnya menjadi pemandu langkah, baru diambil ketika “tersandung dan jatuh” Umar bin Khathab mengingkatkan, “Barangsiapa menjadikan Al-Quran di depannya maka akan membawanya ke surga. Barangsiapa membelakangi Al-Quran maka akan mendorongnya ke neraka.

                Tentunya ada alasan-alasan yang menjadi dasar utama mengapa Kita harus hidup bersama Al-Quran. Pertama, Al-Quran memuat segala aturan kehidupan kita, jawaban atas segala masalah. Allah Sang Maha Pecipta, Yang Maha Mengetahui seluruh ciptaan-Nya dan segala seluk beluknya yang sangat rinci. Allah yang paling pantas menentukan aturan. Sebagai sebuah gambaran saja. Sebuah produsen yang membuat kendaraan bermotor ketika meluncurkan sebuah produk ke pasaran pasti dilengkapi dengan dengan buku petunjuk penggunaan dan perawatan agar kendaraan tersebut berjalan baik, benar, awet, dan bermanfaat secara luas. Bagi konsumen yang patuh terhadap petunjuk dijamin motornya akan selalu awet dan tahan lama serta dapat berfungsi dengan baik. Dan sudah pasti bagi yang konsumen yang tidak patuh atau ngeyel, sudah dapat dipastikan pasti kendaraan tersebut akan rusak.

                Manusia diciptakan Allah dilengkapi dengan aturan berupa “penggunaan dan perawatan”. Bagi mereka yang tertib aturan dijamin akan “awet” dan akan menuai keberhasilan, lancar, dan bermanfaat dunia akhirat.

                Kedua, Al-Quran petunjuk kehidupan yang terjamin keasliannya. Tahan uji dari berbagai penyelewengan, perusakan, pemalsuan, dan pembelokkan makna. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Hijr ayat 9 yang berbunyi: Kami telah menurunkan Al-Quran dan Kamilah yang senantiasa menjaganya. Allah juga berfirman pada surat Al-Fushilat ayat 42 yang berbunyi Yang tidak datang kepadanya (Al-Quran) kebatilan, baik dari depan maupun dari belakang.

                Ketiga, terbukti mukjizat Al-Quran mudah dihafal, dipahami, dan tentunya diamalkan. Banyak ulama dan hafidz yang selalu menjaga kemurnian Al-Quran. Tumbuhnya mujaddid (pembaharu) yang mengembalikan kemurnian Islam. Tumbuh suburnya TPA, TPQ, TK Al-Quran. Maka satu huruf yang diganti, atau dipalsukan pasti Allah akan membeberkan kejahatan para pemalsu itu.

                Keempat, Al-Quranlah undang-undang kehidupan yang paling pas bagi manusia dan seluruh alam. Berpijak di atasnya tidak akan tersesat selamanya. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman dalam surat Al-Isra ayat 9, Sesungguhnya Al-Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus. Rasulullah Saw bersabda, “Aku tinggalkan untukk kalian dua perkara yang apabila berpegang kepadanya niscaya tidak akan tersesat selamanya, yaitu Al-Quran dan Sunah.”