img-20170408-wa10007.jpg

Novi Diadara Pratiwi: Kartini Kini Harus Terus Berbenah Diri

Jangan pernah berhenti mencoba dan jangan takut gagal. Karena sebuah kegagalan adalah langkah awal menuju kesuksesan.

Kalimat itulah yang sampai saat ini terus diingat oleh Novi Diadara Pratiwi. Juara satu Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan (PBSI-UAD) tahun 2017.

Perempuan kelahiran Gunungkidul ini aktif di berbagai organisasi di dalam maupun di luar kampus. Saat ini ia sedang mendalami kepenulisan, khususnya di bidang karya tulis ilmiah (KTI), mendalami tarian klasik gaya Yogyakarta di Yayasan Siswa Among Beksa (YSAB), dan aktif berkegiatan Pramuka di tingkat ranting, cabang, maupun daerah di Yogyakarta.

“Saya mengikuti pemilihan Mawapres untuk menguji sejauh mana perkembangan kemampuan saya untuk bersaing dengan mahasiswa lain. Alhamdulillah setelah proses seleksi, saya juara 1,” terang Novi ketika ditemui di kampus 2 UAD, Jl. Pramuka 42, Sidikan, Yogyakarta, Rabu (19/4/2017).

Menurutnya, seorang perempuan harus memiliki impian agar terus berkembang dan dapat bersaing dengan kaum laki-laki. Pada perkembangannya, baik laki-laki maupun perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk meraih kesuksesan.

“Setiap perempuan harus menjadi Kartini di masanya. Setiap perempuan harus mampu mengangkat derajat kaumnya. Nasib ada di tangan kita sendiri, jadi tunjukkan kalau perempuan itu tidak lemah dan memiliki kekuatan untuk bersaing.”

Novi menambahkan, perempuan selalu memiliki perannya sendiri di balik kesuksesan sebuah keluarga, masyarakat, bahkan negara. Beberapa perempuan Indonesia sudah membuktikan bahwa mereka mampu memegang peran penting dalam membangun bangsa.

Penggemar Didi Ninik Towok ini merasa beruntung karena sampai saat ini aktif di berbagai organisasi. Ia merasa ilmu akademik saja tidak akan cukup untuk menjadi seorang perempuan tangguh. Ilmu akademik itu harus dibarengi dengan keahlian maupun keterampilan yang mampu menunjang karier.

Misalnya ilmu kepramukaan yang bisa diaplikasikan di kehidupan nyata. Dari kesehatan, kemasyarakatan, cara bertahan hidup, ilmu navigasi, dan lainnya. Kemudian di seni tari, ada nilai-nilai filosofis yang dipelajari. Setiap gerakan memiliki makna dan arti tersendiri. Di bidang KTI, Novi bisa menuangkan ide-ide kreatifnya.

Pada peringaan Hari Kartini kali ini, Novi memiliki harapan agar kaum perempuan di Indonesia mampu memperjuangkan haknya dan tetap teguh dengan kodratnya sebagai seorang perempuan.

“Bagi saya, setiap perempuan harus memiliki kebebasannya sendiri. Mereka harus bebas dari segala bentuk penindasan dan perbudakan. Para Kartini kini harus memerdekakan diri mereka sendiri dengan terus berbenah diri,” pungkasnya menggebu. (ard)