Peneliti CIRNOV UAD Riset Biosensor di USA

Perlu juga kita ketahui bahwa negara Finlandia yang hanya berpenduduk sekitar 5 juta dengan sumber alam berupa hutan dengan jenis pohon yang sangat terbatas jenisnya mampu menjadi penghasil kertas nomer satu di dunia. Tidak hanya itu Finlandia yang berada di kawasan kutub utara juga merupakan negara pengekspor mesin pembuat kertas yang unggul di dunia selain teknologi piranti telekomunikasi seperti Nokia. Melihat keunggulan teknologi tersebut sudah seharusnya Indonesia yang lebih kaya dalam sumber alam dan sumber daya manusia mampu berkompetisi di dunia dengan berbagai keunggulan komparatifnya.

Untuk pengembangan teknologi biosensor, negara Jerman juga cukup terkenal agresif sebagai contoh misalnya riset yang dilakukan oleh grup di Universitas Tübingen jurusan Kimia Fisika yang mengembangkan alat deteksi molekul DNA tanpa label dengan waktu deteksi yang cepat dan relatif sederhana berdasarkan pantulan cahaya. Selain deteksi molekul DNA, grup tersebut juga mengembangkan deteksi protein dan lain sebagainya berkaitan dengan biomolekul untuk berbagai keperluan kedokteran. Fasilitas yang dimiliki grup riset pada jurusan tersebut cukup memadai tidak hanya untuk penyiapan bahan-bahan kimia tetapi juga untuk pembuatan peralatan penunjang seperti elektrode untuk sensor, fasilitas clean room (kamar bersih) untuk melakukan eksperimen yang memerlukan kebersihan dengan mengendalikan jumlah partikel debu dan lainnya yang memiliki ukuran lebih besar dari 0,5 mikrometer. Selain itu juga suhu dan kelembapan udara juga dikendalikan.

Berkaitan dengan teknologi biosensor yang mendasarkan pada fenomena cahaya terpolarisasi, selain Jerman juga merambah negara Spanyol sebagaimana yang dilakukan peneliti di jurusan Kimia di Universitas Cordoba, Andalusia, Spanyol. Mereka menggunakan alat dengan konsep polarisasi cahaya tersebut untuk karakterisasi bahan sensor yang dilengkapi dengan pencitraan (imaging). Dengan adanya kamera yang dipasang pada alat tersebut maka bagian yang akan diukur dapat dipilih mengingat pada bahan tidak semua bagian memiliki kualitas yang sama. Selain itu juga dapat digunakan untuk mencirikan keseragaman bahan. Strategi yang dilakukan pihak Spanyol dalam bidang tersebut cukup menarik untuk disimak mengingat mereka tidak memiliki fasilitas yang lengkap serta dana yang besar maka dengan modal kemampuan otak serta kekuatan jaringan mereka bekerjasama dengan beberapa saintis dari Inggris dan Jerman sehingga akan dapat diperoleh pertukaran kepakaran untuk pengembangan bersama. Fenomena ini mungkin sesuai untuk pengembangan riset di lembaga di Indonesia dimana jika kita belum memiliki fasilitas dan infrastruktur yang memadai maka alternatifnya kita harus memiliki kemampuan intelektual yang memadai sehingga dalam kolaborasi diperoleh sistem win-win collaboration yaitu kedua belah pihak sama-sama untung dan sejajar levelnya.

Dari semua tempat-tempat riset unggulan di beberapa negara Eropa tersebut di atas, Hariyadi pernah bekerja untuk beberapa waktu sebagai peneliti dalam kaitannya dengan pengembangan teknologi biosensor dan karakterisasi material untuk sensor baik di Finlandia, Jerman, Spanyol sebagaimana yang sekarang dilakukan di USA. Suatu hal yang penting jika kita mampu bekerja bersama dengan peneliti berlevel internasional maka tentunya kita akan bersentuhan dengan teknologi yang paling depan dan terkadang sensitif sehingga dapat kita jadikan ukuran kemampuan kita dalam berkompetisi dengan peneliti internasional di Barat sebagai ujian kemampuan intelektual juga fisik. Khusus untuk kerja riset di Cordoba, Andalusia, Spanyol dimana tapak sejarah kejayaan peradaban dan keilmuwan Islam di masa lampau yang masih berbekas, Hariyadi memang sejak lama ingin menyempatkan diri tinggal di bekas tempat yang cukup bersejarah tersebut yang menyimpan kekuatan dahsyat peradaban tersebut. Suatu peradaban yang menyodorkan sikap toleransi berbagai agama dan bangsa untuk bersama-sama membangun pilar ilmu pengetahuan dan kehidupan sosial yang harmonis dan unggul untuk umat manusia.

Hariyadi sampai saat ini masih tercatat sebagai dosen di jurusan Fisika (Elektronika dan Instrumentasi), FMIPA, UAD sejak tahun 1994. Dalam pengembangan CIRNOV UAD maka sekarang ini salah satu fokus penelitian dan pengembangan adalah melakukan riset bidang teknik deteksi berbasik optik yang tercakup di dalamnya teknologi biosensor dan juga Telemetry. Sejalan visi dan misinya proyek riset CIRNOV UAD menurut Hariyadi ke depannya akan selalu membuat riset yang memilki target terukur di samping dalam skala mikro untuk pengembangan SDM di lingkungan UAD dan juga luar UAD sehingga nantinya diharapkan dapat dilakukan pengembangan teknologi strategis untuk berbagai bidang seperti bidang teknologi medis, lingkungan dan juga militer. Karya riset peneliti CIRNOV UAD sejauh ini telah mampu menembus jurnal internasional sehingga dapat menjadi suatu pelajaran bahwa karya yang dibuat dengan komponen lokal jika dilakukan secara profesional maka akan dapat menghasilkan karya dengan level internasional. Dan di sinilah bangsa Indonesia harus menemukan kembali semangatnya sebagai suatu bangsa yang besar yang harus memiliki pencapaian besar dalam berbagai bidang apalagi kalau hanya dibandingkan negara-negara tetangga. Dengan kebangkitan kesadaran dan langkah kongkrit tersebut sangat diharapkan akan mampu mengangkat martabat masyarakat dan bangsa Indonesia.