kui_internasinalisasi_mahasiswa_asing_uad.jpg

Perlunya Buku Pedoman bagi Mahasiswa Asing PTM

“Internasionalisasi kampus ini sudah tidak bisa dielakkan lagi. Karenanya,  kami Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) dan Perguruan Tinggi Aisyiyah (PTA) di Indonesia berkumpul untuk membahas hal tersebut,” ujar Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Ida Puspita, S.S., M.A.Res., Sabtu (13/6/2015).

PTM dan PTA se-Indonesia berkumpul di Yogyakarta untuk menyusun buku pedoman dan buku panduan bagi mahasiswa asing dan perguruan tinggi muhammadiyah. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya internasionalisasi perguruan tinggi.

Menurut Ida, ini merupakan pertemuan rutin tahunan. Kali ini, pertemuan membahas tentang internasionalisasi kampus, yang dihadiri  oleh 66 pemimpin perguruan tinggi dari 53 PTM dan PTA di Indonesia.

“Selama ini sudah banyak PTM dan PTA yang membuka kelas internasional dan melakukan kerja sama dengan perguruan tinggi di luar negeri, termasuk UAD. Kerja sama yang dilakukan antara lain pertukaran mahasiswa, dosen, visiting profesor, double degree, hingga penelitian dan penuliaan karya ilmiah maupun publikasi bersama,” ujar Ida.

Akan tetapi, masih banyak kendala yang dihadapi dalam implementasi internasionalisasi kampus tersebut. Kendala ini antara lain terkait mahasiswa asing di Indonesia. “Ini membutuhkan standar yang sama sehingga dibutuhkan buku pegangan dan panduan bagi mahasiswa asing saat kuliah di PTM dan PTA,” tambahnya.

Selain penyusunan buku panduan dan pegangan bagi mahasiswa asing, pertemuan tersebut juga menggelar sharing atau tukar pengalaman terkait program internasionalisasi kampus antar.

Ida berharap, pertemuan rutin tersebut dapat memberikan pengalaman bagi perguruan tinggi yang masih belum berpengalaman melakukan kerja sama luar negeri.