Pesona Fisika di Balik Rahasia Gunung Merapi

mbah rono pawang gunung merapi memaparkan makalah di seminar nasional dan FIFA (festival fisika) di universitas ahmad dahlan yogyakarta indonesiaMinggu (15/5/11), Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, mengadakan Seminar Nasional di kampus UAD III, Jl. Prof. Soepomo, Janturan, Warung Boto, Yogyakarta. Seminar yang bertemakan “Pesona Fisika di Balik Rahasia Gunung Merapi” ini diadakan dalam rangkaian Quantum 2011 untuk memperingati milad Program Studi Pendidikan Fisika yang ke-21.

Seminar Nasional ini menghadirkan tiga pembicara yang berkompeten di bidangnya, yaitu; Dr. Ir. Surono. Ketua Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Prof. Dr. Kirbani Sri Brotopuspito (staff pengajar Geofisika UGM). Seminar ini juga menghadirkan salah satu pakar dari Dinas DIKPORA D.I.Y untuk mengungkap fenomena Gunung Merapi yang ditinjau dari konsep-konsep fisika dan bagaimana permasalahan mitigasi bencana Merapi dapat masuk sebagai muatan lokal bagi kurikulum sekolah menengah di daerah-daerah sekitar lereng Merapi.

“Saya sangat senang dengan adanya seminar ini. Saya jadi banyak tahu tentang disiplin ilmu yang saya tekuni. Ternyata banyak unsur-unsur kefisikaan yang berhubungan dengan alam, termasuk Merapi. Apalagi sumber informasi kali ini dari orang yang berkecimpung secara profesional di bidangnya. Wawasan saya jadi tambah luas.” ujar Widiandari yang diiyakan Alifia, mahasiswa semester 4 Pendidikan Fisika UAD yang ikut sebagai peserta dalam seminar tersebut.

“Iqra yang berarti baca, ayat Al Qur’an yang pertama diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw ini adalah perintah yang sangat penting untuk menyikapi hidup, dalam hal ini alam, termasuk gunung berapi, salah satunya adalah Merapi. Seperti itulah perintah Sang Khalik kepada sang penerang kita. Kita pun harus menyikapi Merapi dengan membaca tanda-tanda. Tanda-tanda itu meliputi mikrokosmos dan makrokosmos. Dari penyikapan tanda-tanda itulah kita bisa hidup berdamai dengan alam untuk mencapai kehidupan yang harmonis”, papar Dr. Ir. Surono dalam menyampaikan makalahnya.

“Harapan saya, wacana seminar pada hari ini mendapat tempat di kurikulum pelajaran Fisika di sekolah. Paling tidak untuk wilayah Jogja. Ini sangat penting, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lereng gunung. Dengan adanya pengetahuan terhadap ilmu kefisikaan dan disiplin ilmu lainnya yang bersinggungan dengan gunung berapi, kita bisa meminimalisasi korban bencana”, ungkap Rizki Agung, ketua HMPS Pendidikan Fisika yang bertugas sebagai ketua koordinator dalam acara tersebut. (IHS)

 

mbah rono pawang gunung merapi memaparkan makalah di seminar nasional dan FIFA (festival fisika) di universitas ahmad dahlan yogyakarta indonesiaMinggu (15/5/11), Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, mengadakan Seminar Nasional di kampus UAD III, Jl. Prof. Soepomo, Janturan, Warung Boto, Yogyakarta. Seminar yang bertemakan “Pesona Fisika di Balik Rahasia Gunung Merapi” ini diadakan dalam rangkaian Quantum 2011 untuk memperingati milad Program Studi Pendidikan Fisika yang ke-21.

Seminar Nasional ini menghadirkan tiga pembicara yang berkompeten di bidangnya, yaitu; Dr. Ir. Surono. Ketua Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Prof. Dr. Kirbani Sri Brotopuspito (staff pengajar Geofisika UGM). Seminar ini juga menghadirkan salah satu pakar dari Dinas DIKPORA D.I.Y untuk mengungkap fenomena Gunung Merapi yang ditinjau dari konsep-konsep fisika dan bagaimana permasalahan mitigasi bencana Merapi dapat masuk sebagai muatan lokal bagi kurikulum sekolah menengah di daerah-daerah sekitar lereng Merapi.

“Saya sangat senang dengan adanya seminar ini. Saya jadi banyak tahu tentang disiplin ilmu yang saya tekuni. Ternyata banyak unsur-unsur kefisikaan yang berhubungan dengan alam, termasuk Merapi. Apalagi sumber informasi kali ini dari orang yang berkecimpung secara profesional di bidangnya. Wawasan saya jadi tambah luas.” ujar Widiandari yang diiyakan Alifia, mahasiswa semester 4 Pendidikan Fisika UAD yang ikut sebagai peserta dalam seminar tersebut.

“Iqra yang berarti baca, ayat Al Qur’an yang pertama diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw ini adalah perintah yang sangat penting untuk menyikapi hidup, dalam hal ini alam, termasuk gunung berapi, salah satunya adalah Merapi. Seperti itulah perintah Sang Khalik kepada sang penerang kita. Kita pun harus menyikapi Merapi dengan membaca tanda-tanda. Tanda-tanda itu meliputi mikrokosmos dan makrokosmos. Dari penyikapan tanda-tanda itulah kita bisa hidup berdamai dengan alam untuk mencapai kehidupan yang harmonis”, papar Dr. Ir. Surono dalam menyampaikan makalahnya.

“Harapan saya, wacana seminar pada hari ini mendapat tempat di kurikulum pelajaran Fisika di sekolah. Paling tidak untuk wilayah Jogja. Ini sangat penting, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lereng gunung. Dengan adanya pengetahuan terhadap ilmu kefisikaan dan disiplin ilmu lainnya yang bersinggungan dengan gunung berapi, kita bisa meminimalisasi korban bencana”, ungkap Rizki Agung, ketua HMPS Pendidikan Fisika yang bertugas sebagai ketua koordinator dalam acara tersebut. (IHS)