img-20171027-wa0008.jpg

PPTTG Study Banding ke TPST UNDIP

 

Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna (PPTTG) merupakan pusat studi yang berada di bawah Lembaga Penelitian dan Pengembangan (LPP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Pada Kamis, 26 Oktober 2017, PPTTG mengunjungi Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Universitas Diponegoro (UNDIP) yang berlokasi Semarang, Jawa Tengah. Kunjungan ini bertujuan untuk studi banding mengenai pengelolaan sampah kampus.

Perwakilan dari UAD mayoritas adalah dosen Fakultas Teknologi Industri (FTI), di antaranya Zahrul Mufrodi, S.T., M.T. (selaku ketua PPTTG dari dosen Teknik Kimia), Titisari Juwitaningtyas, S.T.P., M.Sc. (dosen Teknologi Pangan), Ika Dyah Kumalasari, Ph.D. (dosen Teknologi Pangan), Utaminingsih Linarti., S.T., M.T. (dosen Teknik Industri), Okka Adiyanto, S.T.P., M.Sc. (dosen Teknik Industri), dan Gita Indah Budiarti, S.T., M.T. (dosen Teknik Kimia).

Permasalahan mengenai sampah memang sering ditemui, tetapi pengolahan sampah dengan sentuhan teknologi akan lebih bermanfaat.

“Saat ini, memang belum ada upaya edukasi maupun pengelolaan secara terpadu untuk sampah kampus di UAD. Harapannya, masyarakat kampus memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan memiliki kultur modern terhadap sampah. Mengolah sampah dengan sentuhan teknologi sangat diperlukan, sehingga sampah dapat diubah kebermanfaatannya menjadi sumber energi ataupun sumber daya lain yang bernilai guna tinggi,” ungkap Titis selaku anggota PPTTG UAD.

Dari kunjungan tersebut, para dosen dapat mengetahui sistem pengelolaan sampah terpadu di kampus beserta kendala dan tantangan yang dihadapi.

“Saya yakin dengan dukungan dari segenap pihak, UAD mampu menjadi lebih baik dan terwujud cita-cita sebagai green campus university. Harapannya, UAD mempunyai sistem yang terpadu dan berkelanjutan untuk pengelolaan sampah kampus dengan aplikasi teknologi, sehingga sampah dapat dikonversi menjadi energi, pupuk, atau yang lainnya, serta dapat memberikan sumbangsih kepada masyarakat sebagai icon and the center of excellence dalam permasalahan sampah masa depan,” tutup Titis. (sch).