rsz_news_kuliah_umum_bk_fenomena_kurang_gizi_akut_17052018_nda_uad.jpg

Program 300 Doktor UAD

Dalam waktu kurang dari lima tahun, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menargetkan setidaknya setengah dari total 600 dosen yang ada akan bergelar doktor. Wakil Rektor I UAD, Dr. Muchlas, M.T. mengatakan, upaya UAD menargetkan 300 dosen bergelar doktor dalam rangka melengkapi standar yang telah ditetapkan bagi universitas yang telah terakreditasi A.

Selain itu, target 300 dosen doktor ini sebagai tanggung jawab UAD dalam meningkatkan kualitas akademik dan lulusan. Ia mengungkapkan, dengan akreditasi yang sudah A, semua dosen UAD harus telah menempuh jenjang S2. Kemudian setengah dari total dosen sudah menempuh S3 atau doktoral.

“Kebutuhan rasio dosen bergelar doktor dengan akreditasi A, harus sudah 50 persen. Saat ini total dosen UAD mencapai 600 orang, artinya 300 di antaranya harus bergelar doktor,” ujarnya, Rabu (16/5/2018).

Muchlas memaparkan, dari total 600 dosen, 120 orang di antaranya sudah S3. Kemudian dosen yang on going menyelesaikan S3 berjumlah 100 orang. Sehingga diharapkan dalam waktu dekat dosen S3 mencapai 220 orang.

“Jumlah 220 dosen ini belum memenuhi standar untuk mencapai 50 persen. Sehingga diperlukan 100 dosen lagi yang bergelar doktor. Tahun ini minimal kami kirim 100 dosen mengikuti program doktor,” tandasnya.

Skema beasiswa doktoral bisa eksternal maupun internal. Kemudian dipetakan yang eksternal seperti tawaran beasiswa dari luar negeri atau dalam negeri (pemerintah dan non-pemerintah). Apabila juga belum tercukupi akan disiapkan beasiswa internal dari UAD.

Dengan pengiriman 100 dosen calon doktoral ini, menurutnya pada lima setengah tahun dari sekarang, setidaknya lebih dari setengah dosen UAD telah bergelar doktor.

“Kami berharap tercukupi tambahan 100 dosen doktor, sesuai syarat UAD universitas dengan akreditasi A. Dengan demikian jika dipersentasekan, nantinya 60 persen lulusan dari dalam negeri dan 40 persen luar negeri.” (doc/ard)