Proses Belajar Mengajar Belum Menyenangkan

 

Dari 20.575 sekolah dasar (SD) di Indonesia, baru 148.175 yang bermutu dengan akreditasi A. Sebanyak 77.000 terakreditasi B, dan 29.000 terakreditasi C. Sekolah yang bermutu adalah yang mempunyai Proses Belajar Mengajar (PBM) sehat dan menyenangkan. Namun kenyataannya, masih banyak PBM kurang menyenangkan.

Demikian ditegaskan Prof. Ibrahim Bafadal, Direktur Pembinaan Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) saat membuka work shop internasional di Islamic Center Masjid kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Jalan Kolektor Ring Road Selatan Tamanan Bantul, Selasa (9/6/2015).

Acara ini juga menghadirkan narasumber dr. Kristiantini Dewi Sp.A.  yang merupakan Ketua Asosiasi Disleksia Indonesia, diberi pengantar oleh Muhammad Faizal Ph.D. selaku Pimpinan Perhimpunan Indonesia Mengajar, serta dibuka Rektor UAD, Dr. Kasiyarno M.Hum.

Menurut Ibrahim, sekolah yang kurang menyenangkan PBM-nya dari waktu ke waktu, akan mengalami stagnasi dan menegangkan hubungan guru dengan siswa. “Siswa menjadi tidak kerasan di sekolah,” ucapnya.

Sementara itu, Kasiyarno mengatakan, kegiatan ini sangat inspiratif karena mengkritisi dan membangun dinamika pembelajaran positif sebagai wahana implementasi sekolah yang menyenangkan. “Sekolah yang menyenangkan diharapkan dapat menjadi virus positif, sekaligus gerakan yang dinamis yang dapat diaplikasikan,” ujarnya.

Ia menambahkan, UAD juga memiliki Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD) dan Pendidikan Guru SD (PGSD). Oleh karena itu, sedari awal sudah UAD akan menyiapkan mahasiswanya dengan baik dan kompeten di bidangnya. “Sebab, sekolah yang baik selalu diawali dari pendidikan guru-guru yang berkualitas,” tandasnya.(Doc)