Kenapa Binatang Puasa?

Hendro Kusumo Eko Prasetyo Moro, S.Si., M.Sc.

Dosen Pendidikan Biologi UAD

 

Secara bahasa, puasa bermakna menahan. Sedangkan dari istilah umum, puasa bermakna menahan diri dari lapar, haus, bicara, yang bisa membatalkan menurut cara tertentu. Berpuasa bermanfaat secara jasmani, ruhani, dan sosial. Puasa sebenarnya tidak hanya dilakukan oleh umat Islam saja. Namun juga dilakukan oleh pemeluk agama lain, oleh makhluk lain, tidak terkecuali binatang. Bagi muslim, puasa di bulan Ramadhan adalah penuh berkah dan rahmat. Lantas bagaimana bagi binatang yang berpuasa?

Menurut beberapa sumber, gajah, kucing, dan anjing berpuasa ketika menderita luka dalam, sedangkan kuda dan sapi berpuasa ketika terserang penyakit. Laba-laba dan anak ayam berpuasa di awal kelahirannya untuk menyempurnakan proses adaptasi. Ikan salmon, penguin, angsa, seabull, anjing laut, singa laut, dan ulat bulu, berpuasa untuk meningkatkan kualitas sperma dan sel telur guna menghasilkan generasi yang sehat (Anonim, 2010; Dadan, 2016). Setiap binatang mempunyai siklus puasa dengan periode dan lama yang berbeda-beda.

Menurut Sparks (1983) terdapat istilah hibernasi, walaupun ada perbedaan dengan makna puasa. Selama hibernasi di musim dingin, beberapa binatang akan tidur selama berbulan-bulan. Tujuannya menurunkan suhu tubuh hingga 1°C di atas suhu lingkungan, menurunkan detak jantung hingga 2% dibandingkan dengan detak jantung normal, dan mengurangi konsumsi oksigen hingga 3% dari normal (Campbell et al., 2004). Meskipun begitu, baik beruang, anjing laut, singa laut, ulat bulu, penguin, kelelawar, tikus, landak, kadal air, kadal darat, lalat, lebah, serangga, maupun woodchuck, puasa dengan polanya masing-masing.

Ada yang berpuasa dalam hitungan hari, ada juga yang hingga hitungan bulan. Beberapa binatang lain melakukan estivation, yaitu tidur selama musim panas. Tujuannya menghadapi langkanya sumber makanan, juga menghindari terjadinya dehidrasi (kekurangan cairan tubuh). Binatang-binatang yang berpuasa pada musim panas contohnya seperti buaya, ular, katak, capung, aardvark, lemur, bekicot, lungfish, kepiting, dan siput. Ada yang beberapa hari, ada pula yang sampai enam tahun, seperti siput (Hickman et al., 2012). Binatang memiliki tujuan tertentu, sehingga kuat menahan lapar dan haus sampai berbulan-bulan lamanya.

Beberapa binatang memiliki nilai dalam berpuasa. Ular, akan melakukan puasa setelah makan dan menyimpan sebagai cadangan makanan di perutnya. Apa lagi jika tubuh mangsanya lebih besar dari tubuh ular tersebut. Hal ini karena ular memerlukan waktu lama untuk memproses mangsanya. Puasa ular biasanya berkisar antara 2 sampai 3 minggu. Selama berpuasa, ular tidak melakukan aktivitas apa pun,  bersembunyi, diam saja. Kadang kala, selama berpuasa, ular juga mengganti kulitnya. Puasa mempermudah proses pergantian kulit, karena suhu tubuhnya meningkat. Pada saat berpuasa, biasanya ular menjadi “penyabar”, tidak emosi oleh gangguan kecil. Setelah berpuasa, ular tidak mengalami perubahan fundamental pada sifat dan karakternya. Perubahan kulit dan perilaku terjadi hanya ketika masa puasa saja, kemudian kembali sebagai ular dengan karakter semula.

Begitu pula dengan kelompok manusia yang baik hanya saat bulan Ramadhan tetapi tidak mampu mempertahankannya setelah Ramadhan usai. Ibaratnya kelompok tersebut seperti puasa ular.