img-20170324-wa00h03.jpg

Rika Fitriani: Pandangan Terkait Pendidikan di Indonesia

“Sekolah memang penting, tetapi sebenarnya pendidikan anak dengan durasi waktu paling lama ada di rumah. Jadi orang tua juga memiliki peran penting. Mereka tidak boleh lepas tangan, mereka harus mendidik anak di rumah, tidak sekadar memasrahkan,” papar Rika Fitriani.

Perempuan berusia 20 tahun ini merupakan Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD), yang terpilih sebagai Finalis Putra Putri Pendidikan Indonesia 2017 mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Sebelum mengikuti ajang ini, perempuan yang aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Psikologi ini pernah mengikuti ajang Duta Mahasiswa DIY 2017, tetapi hanya sampai 80 besar.

Siapa sangka, dari penampilannya yang terlihat feminin, ternyata Rika pernah menjadi juara 3 Seni Beregu Dewasa Kejuaraan Airlangga Championship Tapak Suci National Open Cup 2014 di Surabaya dan juara 2 Seni Beregu Dewasa Kejuaraan Turnamen Nasional Pencak Silat  Rektor UNM Cup 2016 di Makassar.  

Rika sangat menyayangkan dengan orang tua yang menganggap sekolah adalah segalanya. Baginya, orang tua yang terlalu memercayakan anak-anaknya kepada sekolah merupakan sebuah kesalahan.

Ia menginginkan orang tua tetap mengontrol anak-anaknya ketika di sekolah. Hal ini bisa dilakukan dengan cara komunikasi intensif dengan guru yang bersangkutan.

Sebelum masuk di Psikologi UAD, Rika memiliki rencana untuk mengambil konsentrasi di Pendidikan Luar Biasa (PLB) di salah satu universitas di Yogyakarta. Tetapi, orang tuanya melarang.

“Saya pengen ngajar orang-orang berkebutuhan khusus, karena ngajar anak-anak yang normal sudah biasa. Semua orang kan punya hak untuk mendapatkan pendidikan,” ungkapnya.

Memang sudah sepantasnya, sebagai finalis ajang yang berkonsentrasi pada bidang pendidikan, Rika juga harus memperhatikan pendidikan yang ada di sekitarnya. Selain itu, keterampilan pencak silat seperti yang sudah ia raih selama ini juga dapat menunjang pembelajaran dengan cara berbeda. Tidak menutup kemungkinan, dapat pula diajarkan untuk anak-anak yang berada di PLB. (ard)