Sejuta Manfaat Menjadi Aktivis

Organisasi dapat memberikan spirit mahasiswa untuk menjadi aktivis.”

Mahasiswa merupakan usia produktif untuk berkarya. Menjadi aktivis adalah salah satu wadah untuk menuangkan gagasan menjadi sebuah karya. Memang, tidak semua mahasiswa mau dan berminat untuk terjun dalam sebuah organisasi. Selain banyak peraturan, kedisiplinan juga sangat dituntut. Namun jika dicermati, manfaat menjadi aktivis sangat banyak.

“Sebagai kaum muda, harus melakukan sesuatu yang lebih karena banyak mimpi yang harus diwujudkan. Yang belum berorganisasi, bergabunglah di dalamnya. Yang sudah berorganisasi, lakukanlah hal baru yang lebih dari itu. Wujudkan skill-mu, banyaklah membaca karena buku merupakan jendela dunia,” kata Rudi Yuniawati S.Psi. selaku pembicara dalam acara kajian keputrian FRESS yang rutin diadakan hari Jum’at di kampus I UAD.

Seorang aktivis akan sangat mudah memperoleh inspirasi dan komunikasi dari variasi orang. Di sisi lain, juga dapat mempererat tali silaturahmi yang perlu diketahui dapat menambah usia, ilmu pengetahuan, pengalaman.

Selain itu, berorganisasi juga dapat menambah kepuasan hidup. Keadaan tersebut dapat mengonsep diri sehingga seseorang dapat menerima dirinya dan kemudian dapat mensyukuri. Menjadi aktivis merupakan ajang untuk meng-upgrade diri, berkomunikasi, dan beradaptasi sehingga mampu menjadi pribadi yang lebih fleksibel dengan bervariasi orang. Selain itu, dapat lebih mudah dalam mengaktifkan pikiran, menenangkan hati, dan meningkatkan motivasi hidup.

Di akhir acara Rudi berkata, “Mahasiswa dianjurkan untuk menjalin komunikasi dengan dosen, teman, atau siapa pun dengan cara berdiskusi agar semangat hidup menjadi tinggi. Marilah mencoba memahami orang lain.” (AKN)