img_20171030_100030.jpg

Suster Felis: Pendidikan Karakter Perlu sejak Dini

Suster Felisita Sihura, mahasiswa Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD) meraih peringkat esai terbaik dalam Seminar Nasional “Hebat Berkomitmen Tegakkan Perlindungan Anak dan Perempuan” yang diselenggarakan Universitas Negeri Semarang (UNNES), 25 Oktober 2017 lalu. Esainya yang berjudul “Efektivitas Kebijakan PAUD antara Harapan dan Wacana” mengangkat tentang memudarnya karakter bangsa Indonesia pada anak-anak generasi masa kini.

“Saya melihat banyak fenomena seperti kekerasan, bullying, dan narkoba. Hal-hal itu menunjukkan bahwa karakter bangsa Indonesia sudah mulai menghilang. Sangat penting menanamkan nilai-nilai atau karakter baik kepada anak sejak usia sejak dini. Saat usia dini, anak-anak berada pada puncak keingintahuan yang tinggi, maka ketika anak distimulus atau diberikan penanaman karakter di kehidupan sehari-hari, saya yakin itu akan membantu membentuk kepribadian dan karakter yang baik,” ujar Suster Felis ketika ditemui di kampus 5 Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Esai yang meraih posisi terfavorit tersebut menggarisbawahi kebijakan-kebijakan pemerintah yang sering kali tidak sesuai harapan praktisi pendidikan di lapangan. Ia mempertanyakan perhatian pemerintah, apakah PAUD hanya sekadar wacana atau dapat menjadi harapan untuk masa depan.

“Misalnya saja, kita sering kali memikirkan apa yang akan kita lakukan. Namun, kita melupakan apa yang bisa kita lakukan saat ini. Jika tidak memikirkan dan mengeksekusi apa yang bisa kita lakukan, perencanaan awal yang tadi kita pikirkan akan menjadi wacana saja. Juga menjadi sebuah keprihatinan bagi saya, sering kali kontrol yang dilakukan pemerintah hanya sebatas formalitas saja, sehingga tidak ada evaluasi yang jelas,” ucap wanita asal Nias Selatan, Sumatera Utara tersebut.

Ketika ditanya tentang perasaannya sebagai peserta dengan esai terfavorit, wanita berkacamata itu menjawab dengan tawa, “Ya siapa yang tidak senang. Tentu saya senang, apalagi dapat menjadi sebuah kebanggaan bagi diri sendiri, bagi prodi sekaligus bagi universitas. Harapannya sebagai calon pendidik, saya siap untuk menjadi pendidik yang sungguh-sungguh memberikan diri untuk peserta didik saya dengan segala kompetensi yang saya miliki.” (dev)