SYUKUR, IKHLAS DAN SABAR: Kunci Keberhasilan Berpuasa

Oleh: Dra. Salamatun Asakdiyah, M.Si.

(Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Ahmad Dahlan)

 

            Berpuasa dalam Bulan Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh orang muslim dengan menahan diri dari sesuatu yang membatalkannya dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat dan beberapa syarat lainnya. Perintah berpuasa ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqoroh: 183-184 yang berbunyi: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa yaitu dalam beberapa hari tertentu

            Setiap orang yang berpuasa selalu berharap bahwa puasanya akan diterima oleh Allah SWT. Namun dalam menjalankan ibadah puasa banyak godaan, cobaan dan tantangan yang dihadapi, baik yang berasal dari internal orang tersebut yang terkait dengan karakter jelek yang dimiliki oleh manusia maupun dari eksternal yang berasal dari lingkungan baik keluarga, tetangga, tempat bekerja maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, berbagai upaya dilakukan oleh orang berpuasa untuk berbuat kebajikan seperti banyak membaca Al-Qur’an dan banyak bersedekah. Semua yang dilakukan oleh orang yang berpuasa akan tergantung kepada iman, kemurnian niat dan keikhlasan yang semua berada dalam hati. Sedangkan sesuatu yang berada di dalam hati hanya Allah yang maha mengetahui. Selain itu, dengan bersyukur dan bersabar dalam berpuasa akan meningkatkan kualitas puasa seseorang sehingga akan berdampak pada peningkatan kualitas iman seseorang.

            Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Allah dalam keadaan lemah sehingga manusia selalu berkeluh-kesah dalam menghadapi kesulitan hidup. Seperti ditegaskan dalam surat Al-Ma’arij ayat 19-21 yang dinyatakan bahwa manusia diciptakan dengan sifat keluh-kesah dan kikir, apabila ia ditimpa kesusahan ia akan berkeluh-kesah dan apabila mendapat kebaikan ia amat kikir. Demikian pula pada saat berpuasa kadang-kadang orang lupa berkeluh-kesah, sehingga akan mengurangi kualitas dalam berpuasa. Oleh karena itu, sebagai manusia yang beriman maka harus selalu berkhusnudhon kepada Allah, bahwa apapun kesulitan atau kesusahan yang menimpa seseorang selalu ada hikmah yang memiliki sisi kebaikan bagi orang tersebut.

            Dengan demikian, bersyukur dengan apa yang dimiliki saat ini menjadi penting untuk dilakukan oleh setiap orang karena Allah akan menambah nikmat lebih banyak lagi kepada setiap orang yang bersyukur. Seperti firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Ibrahim: 7 yang berbunyi: “Dan ingatlah, tatkala Tuhuanmu mempermaklumkan, sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” Oleh karena itu, terlepas dari berbagai godaan dan tantangan yang dihadapi dalam berpuasa, maka bersyukur merupakan salah satu sikap yang dapat diwujudkan dalam tingkah laku sehari-hari baik dalam beribadah kepada Allah maupun beramal kepada sesama manusia, sehingga dengan bersyukur maka akan meningkatkan kualitas iman seseorang.

            Selain bersyukur, maka keikhlasan seseorang dibutuhkan dalam berpuasa karena ikhlas merupakan sikap dan perilaku yang menjadi pondasi dari iman seseorang. Allah tidak akan menerima suatu awal perbuatan tanpa dikerjakan secara ikhlas. Perintah untuk ikhlas ditegaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Bayyinah: 5 yang berbunyi: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan (dengan ikhlas) kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat, yang demikian itulah agama yang lurus” Dengan demikian, dalam berpuasa hendaklah memurnikan niat guna mendapatkan keridhoan Allah sehingga puasanya diterima oleh Allah SWT.

            Dalam berpuasa juga diperlukan kesabaran karena Allah akan menguji iman orang yang berpuasa dengan permasalahan yang dihadapi baik permasalahan yang berhubungan dengan pihak lain maupun dengan diri pribadi dan keluarga. Sabar merupakan sikap pasrah terhadap keadaan dan kesulitan yang dihadapi yang didahului dengan perjuangan atau ikhtiar secara terus menerus. Perintah sabar ditegaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Imron: 200 yang berbunyi: “Bersbarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga”. Dengan demikian, dalam berpuasa diperlukan sikap sabar dalam menghadapi segala permasalahan dan cobaan yang ada. Dalam hal ini dibutuhkan sikap sabar yang menagndung T-7 yaitu: tenang, tahan, tabah, tekun, teliti, tanggulangi dan tawakal kepada Allah sehingga sabar akan meningkatkan kualitas iman orang berpuasa.Amin